untuk puan dengan 1001 tanyanya

puan, engkau pernah bertanya kepadaku, “netramu mengkristal sayang, mengapa?”

ku jawab dengan senyum yang ketara sebuah paksaan. “angin petang tadi menghibur, bermain sedikit dengan debu.”

puan, engkau pernah bertanya kepadaku, “mengapa gelap? sebuah tujuan atau ketidakpedulian?”

kujawab dengan guncangan kuat pada bahu, “tidak keduanya. hanya butuh seorang teman.”

puan cukup. kartu as dipindahkan, takdir melingkup kenyataan semu, dan putus sudah tali merah yang kita kaitkan dengan semesta.

puan cukup. lebih baik aku dan kamu hidup tanpa tanya.