write.as

Maaf --- Kamar VIP itu berisik banget karena suara tangisan Perona yang menggema, Zoro sampe rasanya mau bekap Perona pake bantal biar diem "MAAFFF!!! GUE GAK TAU KALO CINDRY ITU JAHATTT, HUWEEE!!! " Mereka cuman berdua di kamar itu, Robin sama Franky kayaknya masih perjalanan dari bandara, sedangkan Mihawk masih mengurus administrasi "Udah kali ah, nangis mulu" "Huwee, tapi mata lo sisa satu" Perona masih aja terisak walaupun gak seheboh tadi "Gak usah dibahas lagi ah, yang matanya ilang kan gue bukan lo" "Tapi gue merasa bersalah, gue bakal bantu kalian mecahin kasusnya" Perona sekarang berganti mode menjadi on fire, "Gue tau apa yang dipakai Cindry buat bahan racunnya" "Serius ? " "Itu tanaman Ultimum Viaticum atau bunga perjalanan terakhir, Cindry pake itu sebagai bahan racunnya" "Lo tau darimana ? " "Gue punya bunganya, bunganya gue dapet dari Absalom ya udah gue taruh di rumah kaca, tapi 2 minggu yang lalu Cindry dateng minta bunga itu ya udah gue kasih aja, tapi kata Cindry bunganya beracun jadinya gue buang" Zoro rasanya pengen ngatain kakaknya bego tapi udah gak ada tenaga, setidaknya dia tau bahan racun itu jadinya mungkin Marco bisa berjaga-jaga ---- Luffy baru sadar setelah efek obat dan ngeliat Law tidur dengan duduk tangannya bertumpu di ranjang Luffy "Torao" Luffy nyoba manggil Law tapi suaranya gak bisa keluar, tapi Law langsung kebangun walaupun suara Luffy kecil banget "Kamu udah sadar, aku panggilin dokter dulu ya" Law mau mencet bel tapi tangannya keburu ditahan sama Luffy "Aku mau minum" Law buru-buru bantu Luffy buat minum Luffy ngeliatin tangannya yang diperban, tangan yang dia gunakan buat mukulin Katakuri "Abang Ace gimana ? " "Marco udah minumin obat penawarnya, tadi dia telpon abangmu udah mulai sadar" Luffy ngangguk, rasanya aneh ketika dia yang biasanya hiperaktif sekarang terbaring lemas di ranjang rumah sakit Law juga diem aja kayaknya Luffy masih butuh waktu penyesuaian lagi, "Hukss.. " Law kaget ketika ngeliat Luffy nutupin mukanya dan nangis "Kenapa ? " "A—Aku ngerasa bersalah sama Sanji, aku udah nuduh Sanji padahal yang bersalah Katakuri... Huks" Law reflek meluk dan naruh kepala Luffy di bahunya, sedikit berhati-hati dengan infus Luffy "Gak papa, nanti setelah sembuh minta maaf sama Sanji" "A—Aku juga minta maaf, harusnya kalo papa gak ngambil barang Mingo, Torao masih bisa ngobatin Lammy" "Lammy akan baik-baik saja Luffy, dia anak yang kuat, aku akan terus usahain dia dapat pengobatan yang layak" Hari itu Law kembali memikirkan dirinya sendiri, memikirkan semua yang dia lakukan, tanpa Luffy sadari Law juga menangis untuk pertama kalinya setelah sekian lama ---- "Niji bego! " Ichiji neriakin Niji yang malah rebahan di lantai, "Gue udah selesai diinfus elah" Ichiji geleng-geleng, Sanji mah ketawa aja aslinya dia juga pengen rebahan di lantai bareng Niji tapi dia masih pake infus di tangannya Yonji masih krispi alias masih tidur, Reiju masuk ke kamar ruang inap dan naruh dokumen di ranjangnya Ichiji "Apa ini ? " "Surat cerai yang lo minta, tinggal tanda tangan ntar kita kirim suratnya ke Katakuri" Reiju menjelaskan "Lo serius mau ceraiin dia, Chi ? " Sanji agak gak percaya, dia tau banget gimana bucinnya Katakuri, dan Ichiji walaupun tsundere juga sama bucinnya "Harus, Katakuri itu udah ngelanggar perjanjian pranikah, nyembunyiin fakta Judge masih hidup, ngebantu Judge, dan bahkan hampir bikin lo keracunan" Protes Niji gak terima "Yah" Ichiji ngambil pulpen yang ada di nakas dan mulai nandatangani surat itu, walaupun dia cinta gimanapun rasa sakit hatinya masih belum hilang Rasa sakit kembali menyerang kepalanya ketika Ichiji selesai nandatangani surat itu, "Kamu gak papa ? " Reiju langsung nekan bel Gak lama seorang dokter dan suster masuk, sang dokter meriksa Ichiji tapi dari ekspresinya agak aneh, "Tuan Vinsmoke bisa ikut kami sebentar" Reiju langsung menoel Niji yang pindah rebahan di dekat dia, "Bantuin! " Niji auto bangun dan bantu bopong Ichiji keluar, tersisa Reiju,Sanji, dan Yonji yang masih krispi "Kenapa si Ichi, kayaknya dari kemarin ngeluh pusing mulu" Reiju cuman ngangkat bahu dia lebih milih keluar buat ngirim surat cerai itu ke Katakuri ---- Katakuri ngeliatin surat yang ada di tangannya, sudah ditandatangani oleh Ichiji Katakuri memang berniat menceraikan Ichiji setelah Judge menyuruhnya, tapi setelah kematian Judge rasanya lebih sakit lagi Katakuri melakukan itu agar Ichiji selamat dari Judge tapi setelah Judge pergi itu terasa sia-sia Omongan Monet seminggu yang lalu membuat Katakuri bimbang 'Ichiji itu cuman nganggep Katakuri sebagai penyelamat 12 tahun yang lalu, dia cuman ngelaksanain tugasnya sebagai 'istri' sebagai timbal balik atas Katakuri yang nyelamatin dia' Tapi jika omongan Monet itu benar bukankah berarti Ichiji akan bahagia jika bercerai dengan Katakuri dan itu yang Katakuri inginkan, Ichiji bahagia Katakuri mengambil pulpen dari meja dan membubuhkan tanda tangan di kotak namanya Selesai semuanya selesai --- Ichiji menatap kertas labnya, tak lama dia meremas kertas itu dan membuangnya di tempat sampah "Sialan! "