Love, Taehyung.

Jungkook mengamati bunga-bunga indah yang sedang dirangkai oleh pemilik florist. Dua sudut bibirnya terangkat, membentuk senyuman manis kala rangkaian buket bunga telah selesai.

“Terimakasih, ini sangat indah” ujarnya

Jungkook melangkahkan kaki dengan ringan. Berjalan menyusuri trotoar sembari sesekali melirik buket bunga di tangan kanannya. Butuh waktu sekitar 20 menit baginya untuk sampai ke tempat tujuan.

Namun belum sampai setengah jalan, ada sebuah panggilan masuk. Panggilan yang membuatnya harus berlari kencang. Panggilan yang membuatnya mengerang, dan mematahkan pertahanan Jungkook, hingga bulir bulir air mata jatuh membasahi pipi. Membuatnya terengah, bahkan sulit baginya untuk bernafas.

Bangunan putih di hadapannya adalah tujuan Jungkook. Persetan dengan orang lain, ia berlari dan terus berlari. Langkahnya terhenti di depan sebuah pintu.

:107, Kim Taehyung.

Tangannya gemetar. Bahkan menggeser pintu saja ia tak mampu. Bunga di tangan telah rusak tertiup angin, risak tampannya telah tertutup oleh air mata.

“Taehyungie..”

“Bangun” Jungkook duduk di sebelah pasien, Taehyung.

Tak ada respon, Jungkook menggenggam tangan sang terkasih. Dingin, dingin sekali.

“Aku datang, Taehyungie. Aku datang”

“Aku bahkan membawakanmu buket, dan buku komik”

“Kau berjanji padaku untuk menunggu, menunggu hingga aku datang”

Jungkook terus meracau, namun tetap saja sang terkasih tak memberi respon. Hingga dokter akhirnya masuk ke dalam ruangan.

Tangis Jungkook pecah. Erangannya sangat memilukan hati, membuat siapapun yang mendengar turut merasakan sakit yang teramat sangat. Jungkook bersimpuh, tak mampu lagi untuk berdiri. Tak mampu lagi untuk menggenggam. Hatinya sakit, teramat sangat.

Pada akhirnya, ia bangkit kembali. Menatap wajah damai Taehyung, ia tersenyum pahit. Tangannya membelai lembut puncak kepala Taehyung, memberikan rasa cinta di antara belaiannya. Kecupan manis ditinggalkan oleh Jungkook. Di dahi, hidung, pipi, dan bibir.

Kecupan manis yang sangat menyayat hati. Kecupan manis sebagai salam perpisahan untuk sang terkasih. Terakhir, ia kembali mengecup bibir Taehyung. Sedikit lebih lama. Menandakan bahwa Jungkook tetap dan akan terus mencintainya.

Air mata kembali mengisi pelupuk mata Jungkook yang kosong. Pandangannya memudar, terlebih ketika kain putih mulai menutupi tubuh Taehyung secara perlahan. Tubuhnya ambruk, meraung menyalahkan keadaan. Menyalahkan semesta, atas apa yang telah direnggut. Dan menyalahkan dirinya, atas janji yang tak dipenuhi.

“Aku mencintaimu”

“Akan selalu mencintaimu, Taehyung”