Dariawal masuk SMA, dua orang ini tensionnya selalu tinggi kalo lagi berdua. Apa lagi mereka masuk ke ekskul yang sama. Jurnalistik.
Akhirnya Jihoon decided buat confess ke cewek itu dan jadian. Sampe sekarang, untungnya langgeng.
Udah terlalu biasa kalo gak spend time bareng di sekolah karena ada kesibukan masing-masing, tapi mereka gak pernah miskom dan jarang berantem.
Hari ini, Kyla bilang bakal sampe sore banget, walaupun Jihoon khawatir, tapi udah janji bakal tetep kabar-kabaran.
Saat Kyla udah selesai, dia ngabarin sang pacar mau pulang. “aku jemput ya.” Kata Jihoon lewat chat.
“aku cmn ngabarin aja yangg, aku mau pesen gojek abis ini.”
“lebih aman sama pacar.”
Akhirnya Jihoon jemput Kyla dan mengantarnya ke rumah si cewek.
Orang rumah udah kenal banget sama Jihoon, tapi malem ini di rumah cuman ada ART dan Yuta. “Yang, kamu pulang langsung?” Tanya Kyla saat dia udah turun dari motor.
“Sebenernya mau masuk.” Jihoon menahan senyumnya sambil mengelus tangan Kyla yang baru dia genggam.
“Yaudah, parkir motornya di dalem.” Kyla mengecup tangan Jihoon sambil checking him out, membuat cowok itu salting. Rada ngerti maksud si cewek apa.
Saat udah nyapa Yuta yang lagi nonton film di ruang tamu, mereka langsung ke kamar. Dari bawah Yuta teriak, “Woy jangan nganu lo berdua!”
“Apaan sih Bang Atuyy???” Kyla sautin, membuat kedua cowok yang di rumah itu tertawa.
Jihoon duduk di ujung kasur Kyla, mainin hapenya sambil nungguin ceweknya mandi. “Ji kalo mau tiduran, tiduran aja.”
“Iya sayang.” Si cowok tersenyum lalu lanjut memainkan hapenya.
Pintu kamar mandi tertutup.
Suara air mulai kedengeran.
Si cowok sesekali ikut nyanyi lagu yang dipasang Kyla.
Lalu gak lama, Kyla selesai mandi dan pake baju, lanjut dengan memakai skincare dan lainnya itu. Membuat Jihoon mengetuk pintu kamar mandi, “Yang, mau masuk.. Kamu udah selesai kan?”
“Harus banget masuk?” Kyla terkekeh. Setengah ngeledek.
“Cepet.”
Kyla pun membuka pintu kamar mandi, dengan cepat Jihoon menutupnya kembali lalu menguncinya. “Cantik banget punya siapa sih?” Jihoon memeluk pinggang Kyla dari belakang.
Si cewek yang lagi memakai liptintnya cuman jawab, “Punya lo.”
“Ya emang.” Pundak Kyla dikecup sama Jihoon.
Liptint ditaro, Jihoon langsung memutar balik badan Kyla biar bisa tatap-tatapan langsung. “You’re so fucking pretty, i swear.”
Kedua tangan Kyla melingkar di pundak Jihoon. “Thank you.”
Si cowok tersenyum lalu maju untuk mencium bibir Kyla. Awalnya masih playful tapi lama kelamaan jadi panas karena tangan Jihoon nyasar ke bokong Kyla. Sesekali meremasnya. “Ji..”
“Hm?” Mereka saling menatap dengan jarak yang sangat amat dekat.
Keduanya lanjut berpagut gak lama setelah itu. Liptint Kyla udah dimana-mana, bahkan leher Jihoon. “Mau..” Pinta Kyla, doe eyesnya keluar.
Dengan cepat Jihoon naro Kyla ke tembok wastafel. Kaos hitam si cowok dilepas dengan cepat. “Yours.” Ujar Jihoon sambil menaruh tangan Kyla ke badan atletisnya.
“Mine.” Timpal Kyla membuat Jihoon terkekeh.
Celana pendek Kyla dilepas, sekalian dalemannya. “Makan ya, sayang.” Pipi Kyla dikecup cepat lalu Jihoon berlutut.
Kyla menahan suaranya dengan menutup mulutnya dengan tangannya sendiri. “Fuck..” Gumam Kyla pelan, tangan satunya menjambak rambut Jihoon.
Si cowok berhenti sebentar buat nanya selagi menatap mata Kyla dengan dalam, ia tersenyum miring, “Kamu mau keluar sekarang?”
Kyla menggeleng, membuat Jihoon memukul pahanya. “Mulut kamu dijait? Masih bisa ngomong kan?”
“G-gak mau keluar sekarang.. Nanti pas kamu udah masuk aja Ji..” Lengan Jihoon diremas, cowok itu terkekeh lalu melepas celana dan boxernya.
Gak lupa dia memakai kondomnya.
Entah gimana posisinya sampe akhirnya udah enak dan nyaman, Jihoon bergerak dengan cepat dan dalam. “Fuck..” Cowok itu mendongak.
Kyla menaruh tangan Jihoon ke lehernya. “Ah.. Shit..”
Perlahan Jihoon masukin jemarinya ke mulut Kyla. “Enak, yang?” Jihoon terkekeh di keadaannya yang terengah-engah.
“E-enak.. Ahhh yang..” Kyla memejamkan matanya.
Jihoon menarik ceweknya untuk berpagut, kali ini lebih agresif. Bibir bawah Kyla digigit beberapa kali. “Fuck fuck… I love your lips so much..” Ibu jari Jihoon mengelus bibir bawah Kyla.
Cewek itu membuka matanya, “Sayang.. Udah deket.. Please ahh..” Ia merengek, one of Jihoon’s favorite.
“Pinter.. Tumben kamu gak disuruh udah buka mata.” Kepala Kyla dielus.
Badan Kyla diturunin lalu dibalik ke kaca. Mereka menatap satu sama lain dengan dalam.
Tangan Jihoon mencekik leher Kyla dari belakang, gerakan pinggulnya makik sadis. “Fuck fuck fuck Ji..”
“Let it out, cantik.” Telinga Kyla dikecup lalu leher Kyla dijilat sama sang cowok.
Sampe.
Ancur. Parah. Lemes banget badan Kyla rasanya.
Dengan cepat Jihoon pake celana dan boxernya lalu pakein bawahan Kyla dan ngegendong dia supaya bisa tiduran di tempat tidur. “M-makasih, yang.” Tiba-tiba Kyla terisak.
“Kamu nangis??” Jihoon mengelus pipi Kyla saat cewek itu udah posisi tiduran.
“Kenapa nangis sayang? Sakit? Mana yang sakit? Maaf ya kalo terlalu kenceng tadi.. Sorry-“
Kyla memotong kalimat sang pacar, “Kamu abis ini langsung pulang?”
“Astaga.. Aku kaget lho..” Pundak Kyla dielus lalu cowok itu sedikit turun agar Kyla bisa memeluknya.
Kepala si cewek ngumpet di ceruk leher pacarnya. “Kamu pake baju dulu, takutnya Bang Atuy masuk.”
“Ini mau pake tapi ditahan sama anak bayi.”
“Nih aku lepas.” Kyla ngepout membuat Jihoon terkekeh.
Beberapa detik kemudian Jihoon balik ke pelukan Kyla. “Stay here please..” Pinta Kyla, masih ngepout.
“Aku gak bawa seragam sayang, takut telat besok pagi..” Rambut Kyla dielus sama jemari Jihoon.
“Hnggg.. Yaudah..”
Jihoon kembali terkekeh, “Tidur. Aku nyanyiin lagu.”
Senyum langsung terpampang di wajah si cewek, hati Jihoon semakin diacak.
Gak lama Kyla ketiduran, baru Jihoon bisa pulang.
Untung Yuta ketiduran di sofa bawah.