#HoonKilarrrr_12

Pas banget, makanan Kyla dateng di saat dia lagi break timenya sebentar. Cewek itu keluar untuk mengambil orderan dari sang pacar, tapi langkahnya berhenti saat ingin balik masuk.

Ada motor yang klakson beberapa kali, motor yang familiar.

Kyla menahan senyumnya saat melihat Jihoon menaikkan penutup helm depannya. “Boleh masuk gak nih?”

Keduanya saling terkekeh saat Kyla membuka pager agar Jihoon bisa parkir di dalem. “Thank you, yang.” Ujar si cowok setelah turun dari motor.

Kyla jalan dari arah pager abis nutup, “Katanya mau mandi dulu?”

“Aku bilasan doang di gym, masih wangi kan?” Jihoon menarik Kyla ke dekapannya lalu mengecup puncak kepalanya.

“Hmm.. Pake sabun yang aku beliin ya?” Kyla memeluk pinggang Jihoon dengan salah satu lengannya yang gak megang apa-apa.

Kyla duduk di sofa, makannya udah ditaro sama Jihoon di atas kulkas, “Sumpah aku kira kamu bakal lama datengnya.”

“Kasian pacar aku, gak tega ninggalin sendiri.” Jihoon tiduran di sebelah Kyla, nyender ke lengan ceweknya di atas sofa itu.

“Kayak gak sering aja aku sendiri, Ji, Ji..” Kyla terkekeh sambil mengelus kepala cowoknya.

Setelah berpikir sesaat, Jihoon pun mengambil laptop Kyla lalu ia taruh di atas meja deket TV depan. “Istirahat dulu deh kata aku, yang.”

“Hah Ji??? Tadi kamu yang nyuruh aku kelarin loh perasaan..” Kyla mengikat ulang rambutnya saat Jihoon jalan balik ke arahnya.

Cowok itu menepuk pahanya, “Sini, cantik. Mau dipangku kan?”

Kyla pun segera duduk di atas paha Jihoon. “Hp nya jangan kebiasaan ditaro di kantong, Jihooonn..”

“Hp aku aja di sebelah kamu itu.” Jihoon tersenyum sambil menatap Kyla yang mencari keberadaan hape cowoknya.

“Ih Ji.. Hahaha.. Ngaceng padahal belom apa-apa. Kepikiran apa hayooo tadiii?” Ledek Kyla, ia melingari pundak Jihoon dengan kedua lengannya.

“Ck, tapi sakit ini, sayang.” Jihoon sempet salfok ke arah bawah sebelum menatap Kyla lagi.

Tengkuk Jihoon ditarik sama Kyla, mereka pun mulai berciuman. Cewek itu senyum di sela-sela ciuman, sesekali terkekeh pelan. “Thank you for coming, Ji.”

“Sama-sama, sayang.” Jihoon mengelus pinggang Kyla.

Pipi Jihoon dikecup oleh bibir Kyla. “Now i want you to come for real, like inside of me, atau di mulut aku, terserah. Anywhere you want.”

Rahang sang cowok mengeras, ia pun maju untuk berpagut kembali dengan Kyla. “Kasian sayangku, kamu stress seharian ini ya, hm?”

“Heem. Mau dimanjain tapi udah sering.” Kyla menjauh sedikit untuk menatap Jihoon sambil memanyunkan bibirnya.

“Terus maunya diapain, hm? Dipake? Dientot? Yang kasar sekalian biar kamu gak bisa jalan?” Pipi Kyla diremas kasar sama Jihoon.

Dengan cepat Kyla mengangguk. “Fuck me, daddy.” Pinggulnya mulai bergerak di atas milik Jihoon.

“Say please.”

“Please, daddy. Mau ngentot sama kamu, sampe capek.” Ujar Kyla dengan frontal, Jihoon’s proud of his girlfriend of course.

“Lepas celananya.” Suruh Jihoon, membantu Kyla untuk menurunkan celana pendeknya itu.

Sekaligus panties yang slightly kerobek karena Jihoon. Cowok itu mendengus, “Whore. My whore, basah banget ini.”

Dua jemari Jihoon mengusap milik Kyla selama beberapa detik sebelum dimasukin. “Yang, ini emang pake jari aku sesempit ini?”

“Kamu suka kan?” Kyla meringis pelan, ia meremas pundak Jihoon.

“Suka banget lah. Aku doang yang bisa bikin pacar aku sebasah, sesange, sesempit ini.” Jawab Jihoon dengan penuh kebanggaan.

Kyla mendongak sambil menggigit bibir bawahnya. “Ji.. Aduh.. Jangan kekencengan nghh..”

“Beneran slut. Ngomong gitu tapi pinggulnya gerak.” Jihoon mendengus lagi sambil menatap Kyla lebih dalam.

Walaupun sedikit menggeliat, Kyla terus berusaha untuk stay in position. “Anjing, Jihoon.. Fuck..”

“Apa? Mau apa, hm?” Jihoon mengarahkan tatapan Kyla ke dia.

“Gak mau kelamaan disiapinnya, mau langsung dimasukin aja, sir.” Kyla mengelus lengan Jihoon yang sedang meremas pipinya.

“Kan ini udah dimasukin?” Ledek Jihoon, masih menggerakkan jemarinya.

Gak tahan karena udah dikocok-kocok agresif, Kyla pun keluar. “Ah anjiing...”

Jihoon mengeluarkan jemarinya lalu menghisapnya. “So good.”

“Mau kontol daddy.” Pinta Kyla, ia mengecupi leher Jihoon, sekalian menjilat dan menghisap jakun sang cowok.

Tanpa aba-aba, tubuh cewek itu segera digendong oleh Jihoon, ke arah kitchen. Spesifiknya kitchen island.

Sembari berciuman, Kyla melepas atasan Jihoon. “Badannya bagus banget sih kamu, Ji.”

“Only for you, sayang. Ini semua punya kamu, bener-bener kamu doang. Aku aja kalah.” Jihoon setengah bercanda, keduanya tertawa di sela-sela nafas yang sesek.

Cowok itu menyender ke ujung kitchen island, “Mau isep kontol aku dulu?” Tawar Jihoon yang ditolak Kyla.

“Nanti boleh ya, sir? Aku desprate banget for your cock.” Kyla yang turun sesaat dari gendongan Jihoon, melepas tali celana Jihoon yang diiket sebelum menurunkan boxer cowoknya juga.

Kyla maju lagi untuk melumat bibir Jihoon, kali ini sambil mengocok milik Jihoon dengan salah satu tangannya. “Ini punya aku ya.” Ujar Kyla, sesekali melihat ke arah tangannya itu.

Jihoon turun sedikit untuk mengecup bibir Kyla, “Iya, punya kamu sayang. All fucking yours.”

Si cewek pun sempet berhenti untuk meludahi tangannya sebelum lanjut mengocok milik Jihoon. “Hmm.. Does this feel good, sir?”

“It feels so fucking good, kitten.” Jihoon menggertakkan giginya.

“Yang, udah, yang. Kontol aku pengen dijepit memek kamu.” Lontaran Jihoon membuat Kyla semakin turned on, karena ucapannya gemas dengan situasi.

Salah satu kaki Kyla diangkat ke atas tembok meja marble itu. “Ah gila.” Kyla gak sengaja memejamkan kedua matanya saat Jihoon menggesek miliknya ke depan milik Kyla.

Tanpa aba-aba, Jihoon menghentakkan pinggulnya ke atas setelah mengarahkan dengan pas tadi. “Sir fuck! Kenapa makin panjang aja sih, Ji? Ahhh..”

“Sini, sayang.” Jihoon mengarahkan kedua lengan Kyla untuk memeluknya dengan erat.

Jihoon juga memegang lengan ceweknya itu, sekalian membantu tempo agar lebih kencang. “Ah bangsat! Aduh, cantik.. Basah banget tapi sempit, fuckkk..”

“Jihoon, sir- ahh, keep going please..” Kyla mendesah persis di sebelah telinga Jihoon, jemarinya menjambak rambut belakang cowoknya.

“Gini terus enak, hm? Suka aku entot kenceng gini? Anjing.” Jihoon menghentakkan dengan kasar, ia terus menggertakkan giginya.

Kini kedua jemari Jihoon meremas bokong Kyla, “Kitten ngh..” Jihoon sempet melenguh, kepalanya juga beristirahat selama beberapa detik di pundak Kyla.

“Yes, sir? God this is the best fucking feeling ever.”

“Yeah? Suka banget ya, cantik?” Jihoon menampar bokong Kyla lalu diremas saat menjauh dan diusap. Aksi itu diulang berkali-kali.

Saat tempo Jihoon memelan, Kyla langsung mengeratkan pelukannya sambil menggerakan pinggulnya maju. “I love your cock, Ji. More than anything.”

“I know you do, kitten. Gak ada yang ngalahin rasa enaknya dijepit gini- Fuuckk..” Giliran Jihoon yang gak sengaja memejamkan kedua matanya sambil mendongak.

Pinggang Kyla dipeluk sama salah satu lengan Jihoon, satunya lagi mengangkat kaki Kyla satunya sebelum mereka pindah ke kamar.

Selama Jihoon jalan ke arah kamar, miliknya tetap di dalam Kyla. Mereka sambil berpagut dengan agresif dan brutal.

Dengan mudahnya, Jihoon melempar Kyla ke kasurnya. “Si cantik, hot banget sih cewek aku.”

“Ah.. Ji.. Kenapa dikeluarin? Gak enak Jihoonnn..” Kyla rewel, kakinya melebar. Hoping for Jihoon untuk langsung masuk lagi.

Jihoon yang kini berada di sela-sela kaki Kyla, menampar paha dan pipi cewek itu. “Fucking slut. Sange banget sih kayaknya?”

“Duh cantik, cantik banget kamu, Kil.” Jihoon frustasi sendiri, dia terkekeh sambil mengusap wajahnya saat melihat Kyla.

“Masukinnn..” Kyla masih aja rewel.

Keduanya bertatapan persis atas bawah, Jihoon menumpu badannya sendiri dengan kedua tangannya di kanan-kiri badan Kyla.

Cowok itu mengecup pipi Kyla sebelum ke bibirnya. “Open up.” Suruh Jihoon.

Dengan antusias, Kyla membasahi bibirnya sebelum membalas cowoknya. “Fuck yes, spit in my mouth.”

Jemari Jihoon meremas bed sheets, ia mengeluarkan ludahnya ke dalam mulut sang cewek. “Like this?”

“Mau lagi, sayang?” Tanya Jihoon setelah menghisap bibir bawah Kyla.

“Mau- Ahh, Jihoon!” Kyla baru jawab, kaget dengan milik cowoknya (milik dia) yang masuk tiba-tiba.

Jihoon merapikan rambut ceweknya, “Cantiknya aku, aduh. Makin berantakan makin bikin aku pengen lanjut terus deh, yang.” Ujar Jihoon, nafasnya terengah-engah.

Kyla mengusap wajah Jihoon, rahang dan juga back muscles cowok itu. “Please lanjut terus sampe aku susah jalan, ganteng. I need you to fuck me sampe kamu yang nyerah.”

“Please ludahin mulut aku lagi, daddy. My daddy.” Kyla menarik Jihoon sekilas untuk dikecup.

Cowok itu tersenyum, ia menggigit bibir bawahnya lalu membasahi bibir bawahnya sambil menatap Kyla. “Such a nasty kitten, aku suka banget kalo kamu begini.”

“Buka mulutnya.” Suruh Jihoon, kini sambil meremas salah satu buah dada Kyla dari luar croptopnya.

Kyla nurut. “Pinter.” Kata Jihoon sebelum mengulang aksinya yang barusan.

Keduanya kembali berpagut, bertukar ludah dan berperang lidah. Entah gimana kondisi bibir mereka masing-masing.

Untung suara decitan kasur Kyla gak sekenceng dulu, karena udah diganti. “Jihoon..”

“Yes, sayang? Kenapa?” Jihoon yang tadinya lagi menghisap leher samping Kyla langsung naik menatapnya.

Kyla hanya mengarahkan tangan Jihoon ke buah dadanya, kali ini dari dalem. “Nobody can touch this but me, fuck.” Gumam Jihoon sebelum merubah posisi lagi, without taking it out of course.

Cowok itu kini berada di belakang Kyla, memeluknya dari belakang.

Kyla meremas lengan Jihoon forearmnya keluar sedari tadi. Cowok itu gak ada hentinya meremas buah dada si cewek, especially the nipples.

Jihoon mengecupi telinga dan leher ceweknya sampe sang pacar merinding berkali-kali. “Sering-sering ngewenya begini ya, yang.”

“Bangsat, enak banget anjing..” Jihoon memejamkan kedua matanya di belakang leher Kyla.

Kyla mendongak sehingga kepalanya sedikit menyender ke Jihoon. “Ji nghh.. Dalem banget ini, pasti nembus.”

“Udah pasti, sayang.. Your pussy is too tight for my cock. Badan kamu juga kecil banget.” Jihoon kini mengelus pinggang Kyla sampe akhirnya mengusap milik ceweknya yang di bawah itu dari belakang.

Kyla kembali menggeliat, desahannya mengencang. “Jihoon.. Jihoon, fuck… Aku mau ride kamu sekarang, pleasee..”

“Hm? Kamu masih kuat, sayang?” Jihoon sambil membantu Kyla agar ia pindah ke atasnya.

“M-masih, just for you.. Mau buat kamu enak juga, sayang.” Ujar Kyla, ia mengecup pipi dan bibir Jihoon saat sudah berada di atas paha cowoknya itu.

Jihoon menahan badannya dengan tumpuan kedua siku tangannya, dengan senyuman bangga di wajahnya selagi menatap Kyla dari bawah. “Si cantik.”

Kyla tersenyum sekilas sebelum bergerak naik turun. “Ah fuck.. Enak banget, Ji..”

“Yes, sayang.. Pinter.. Terus, yang..” Jihoon membuang kepalanya pelan ke belakang sangking nikmatnya.

He rolled his eyes selagi mendongak itu.

Si cewek menggigit bibir bawahnya. “Jihoon fuck..”

“Kencengin suaranya, sayang. Desahin nama aku terus..” Jihoon kini beristirahat di atas kedua jemarinya yang menyilang di bawah kepalanya.

Kyla memegang dada bidang cowoknya. “Fuck fuck fuck! Can’t get over this..”

“Aduh anjingggg..” Jihoon mengusap mulutnya sambil tersenyum miring, simping over his girl.

Sesekali Kyla memelankan tempo kemudian bergerak dengan kencang.

That made Jihoon keilangan kontrol, dia pun duduk sambil munduran, membenarkan posisi mereka agar lebih nyaman.

“My girl is so hot.. Yes, keep moving sayang.” Gumam Jihoon, memeluk Kyla sambil mengusap punggungnya dari dalem tanktop si cewek.

Sebelum akhirnya dilepas sama Jihoon. “Aduh aku gak kuat, sayang.”

Kyla mengecup bibir Jihoon, masih terus bergerak walau sudah sedikit lemas. “Gak mau udahan..” Kyla ngepout sebelum memeluk Jihoon lagi.

“Mmh.. Deket, sayang? Mau cum?”

“Mau banget, Ji.. Aku bikin becek ya?” Keduanya kembali bertatapan.

“Iya, bikin becek please.. Cum all over me, cantikku.” Jihoon menghisap ujung buah dada Kyla sebelum mencekik lehernya.

“Oh yes, Ji.. Ahhh.. Enak banget bangsatt..” She squirted, siapa yang kaget coba?

Jihoon menghela nafasnya, matanya terpejam. “Fucking hell, sayang. Aduh anjing!” Kedua paha mereka bergetar, terlebih saat Jihoon belom kelar mencapai klimaksnya.

Kyla memeluk badan Jihoon yang bawah, mengusap keringat yang ada di punggung dan bagian samping badan cowoknya.

Jihoon yang gak berhenti ngos-ngosan, seketika terkekeh. “Good job, yang. Makin jago kamu.”

“Hmm.” Respon Kyla membuat Jihoon mengacak rambutnya pelan. “Gemesnya.”

“Aku ampe gemeter ini sangking enaknya.” Ujar Jihoon, ia meraih wajah Kyla yang sedang berada di ceruk lehernya.

Mereka bertatapan sebelum sama-sama salting. “Apaan sih, Ji? Ganteng banget.”

“Kamu yang kecantikan, gak bosen-bosen aku ngeliat kamu, cintaku.” Kening, pipi, dan bibir Kyla dicium dengan soft sama Jihoon.

Jihoon menepuk bokong Kyla, “My favorite ass, keren banget hari ini. Aku kira kamu bakal minta berenti loh tadi.”

“Gak lah, orang enak gitu masa iya minta berenti.” Kyla meremas pipi Jihoon.

“Terus sekarang mau lanjut? Kok gak dikeluarin?” Jihoon memainkan alisnya.

Kyla mengecup bibir Jihoon untuk kesekian kalinya. “Gak. Nanti aja abis aku kelarin kerjaan, ya?”

“Hilih, paling nanti minta dipijitin sama aku.” Canda Jihoon sebelum memeluk Kyla kembali.

Keduanya sempet cuddle dengan posisi sama-sama telanjang sebelum bebersih.

Kasian banget itu makanan di atas kulkas.