kkumasmom

megalow one

Not so perfect timing for these two. Satu baru pulang dari kampus dengan mood yang bagus ketemu sama cowoknya yang lagi badmood karena something happened.

Matt tetep ngebukain pintu mobil buat Kyla, gak lupa nyium tentunya. But Kyla realized something’s off with her boyfriend. “You good?” Tanya Kyla ke Matt yang baru duduk di driver’s seat.

“Someone hit the back of our car, but i know you would be so mad kalo ada luka di badan aku so, aku nahan diri buat gak ngejar.” Matt menghela nafas, ia mulai menyetir.

“Hah? The fuck? Kenapa gak kamu hajar aja sih?” Kyla sedikit shock mendengar kabar dari cowoknya itu.

Matt langsung nengok ke arah Kyla sebentar, “Are you being for real? Tumben banget aku dibolehin berantem.”

“Sumpah tadi pas aku keluar lobby, muka kamu seserem itu kayak lagi marah banget.” Kyla meringis.

Cowok itu mendengus lalu lanjut fokus ke jalanan, “Emang marah banget. I tried to hold it di depan kamu.”

“Take it out on me, then. Berenti di pinggir deh, cari spot sepi.” Pinta Kyla secara spontan, terlalu peka.

Matt mendecak. “Babe.”

“Apa?“ Tantang Kyla, ia mulai membuka outernya.

Matt membasahi bibir bawahnya, “You’re crazy.”

Bisa-bisanya dalam sekejap, Matt langsung mendapat spot sepi. Mana udah sore, pasti gak bakal ada orang yang merhatiin mobil mereka di parkiran belakang restoran-restoran fast food.

Si cowok dengan handal, memutar setiran dengan salah satu tangannya, satunya lagi memegang headrest mobil sambil ngeliat ke belakang dan spion.

Baru aja mau pindah, hape Matt malah berdering. Mana yang call dia Chris pula. Mau gak mau diangkat, takutnya urgent.

Kyla doesn’t give any shit, dia membuka seatbeltnya dan seatbelt Matt.

“Babe, nanti.” Bisik Matt, deg-degan karena Kyla udah melepas kancing dan menurunkan celana jeansnya.

Cewek itu malah melanjutkan kegiatannya. Dimulai dengan kecupan lewat boxer lalu ia mengeluarkan milik Matt. Yang udah keras. “Matt, you’re hard as fuck ini.”

Cowok itu ngemute suaranya sendiri so Chris gak bakal denger apa-apa. “Be patient for me, can you?” Tanya Matt dengan tegas, namun salah satu tangannya mengusap kepala Kyla.

“Please.” Kyla memanyunkan bibirnya sambil mengocok milik Matt dengan pelan.

“I-“

Matt i’m talking, can’t you hear? Gue bingung jir..” Suara Chris yang terdengar membuat Kyla tersenyum, dia ada kesempatan buat tetep lanjut.

“Bad signal disini, mending- Mmh, mending tanya Nick. I’m not good at choos- Ah.. Ehem! Sorry..” Si cowok mendongak saat Kyla menggunakan mulutnya dengan brutal.

Suara di telp kembali dimute sama Matt, “Kyla fuck.. Stop dulu.”

“Ah shit, feels so good. I can feel your throat- Ah anjing..” Matt sempet menaikkan pinggulnya ke atas.

Halo? Ck, yaudah, kabarin ya please. Gue nitip jajanan dong btw!

“Hah? Iya, iya. Ntar gue- Chat.” Cowok itu berusaha untuk menahan desahannya, kini menjambak rambut Kyla, lowkey controlling her.

Kyla menepuk lengan Matt, “Mmm, you’re hurting me.”

“Sorry, baby. Maaf, gak sengaja.” Ucap Matt dengan pelan, ia segera mengusap kepala Kyla saat menyadari aksi jambaknya yang kekencengan barusan.

“_Lu ngomong ama siapa-“

“Bro i can’t hear you.” Matt pun menutup telpnya.

Sedikit lega, Matt menyender sembaru menghela nafas lalu menyisir rambutnya ke belakang. “Fucking hell.”

Kyla masih aja lanjut.

“Pindah ke belakang sekarang.” Perintah Matt langsung didengerin sama Kyla tentunya. Cewek itu ngemundurin kursinya kayak biasa.

Setelah ikut pindah ke belakang, Matt melepas kaosnya di atas Kyla lalu terkekeh, “Am i the only one who’s gonna be naked, hm?”

Kyla immediately unbuttoned her shirt. Sesaat mau ngebuka kancing celananya, tau-tau Matt daritadi udah nurunin, termasuk panties yang Kyla pake sedari tadi. “Whore.” Ujar Matt, ia menampar pipi Kyla.

Leher si cewek dicekik oleh cowok itu sebelum mereka berciuman. “Matt fuck..” Lenguhan Kyla terdengar di sela-sela pagutan.

“Hm? Baby so wet.” Geram Matt, jemari satunya berada di milik Kyla. Ia mengusapnya berkali-kali.

She flinched of course, “Ah, Matt..”

“Keep your legs open, whore.” Paha Kyla kena tampar lalu Matt kembali mengusap miliknya.

Makeout sesh berjalan beberapa menit till’ their lips are wet and swollen. “I can’t handle it anymore.” Kyla menjambak pelan rambut Matt.

“You can’t even handle my fingers? Gimana kalo kontol aku yang masuk, hm?” Pipi Kyla diremas oleh jemari Matt, keduanya bertatapan dengan dalam.

“Iya, fuck- That’s what i want, Matt- Aah.. Stop it, i need your cock, please..” Si cewek berusaha menahan tangan Matt yang satunya karena dia kept going.

Plak! Pipi Kyla kena tampar lagi, kini Matt kembali mencekik leher ceweknya. “Makanya ngomong yang bener, you fucking needy slut. My slut.”

Mereka lanjut berpagut selagi Matt menyiapkan miliknya sesaat. “I’m going in.” Bisik cowok itu di telinga Kyla.

“AHH- Anjing..” Si cewek yang tadinya meremas pundak Matt, pindah untuk menutup mulutnya sendiri.

Si cowok menyingkirkan tangan Kyla, “No need to hold it, baby. Kan yang dengerin aku.”

Matt menatap Kyla dari atas, kedua jemari mereka menyatu. “You like this, hm?”

“Ah! Ah fuck! Keep going, sir.. Nghh fuck me harder..” Kyla mengarahkan tangan Matt ke buah dadanya.

“You’re. Fucking. Mine. Ah anjing!” Matt menghentakkan pinggulnya lebih kencang dan dalam, mereka sendiri ngerasa kalo mobilnya ikut bergerak.

Si cowok meremas buah dada Kyla sehingga bertanda merah. “Aduh enak banget bangsat..” Kedua mata Matt terpejam sesaat sebelum turun untuk menghisap buah dada ceweknya.

Belakang kepala Matt didorong sama Kyla, “Sir ahhh.. Don’t want this to end, fuck fuck fuck.. Keep fucking me..” Kyla ikut menaikkan pinggulnya ke atas.

Sangking frontalnya, Matt juga ikutan gemes sama situasi saat ini. “Enak ya, baby? Enak aku entot? Your tight cunt is not helping, you know? Ah goblok anjing..” Si cowok semakin frustasi, ia menjambak rambutnya sendiri saat melihat ekspresi Kyla.

Kalung cowok itu bergelantungan dari atas.

Matt mendesah saat salah fokus ke perut Kyla. “Ah anjing.. Nembus, sayang.”

“You’re so deep, fuck.. Enak banget..” Udah sama-sama melontar gak jelas, Kyla sendiri gak sadar saat ia meremas buah dadanya sendiri.

Melihat aksinya, Matt menggigit bibir bawahnya, nafasnya terengah-engah. Kedua jemari Matt juga meremas pinggang Kyla. “Aw sweetheart, you’re enjoying this, huh? Like the way i fuck you rough, hm? You like it, baby?” Keenakan ya sayang?”

“Spit on my mouth, sir. Holy fuck.”

Matt pun melakukan hal tersebut sesuai permintaan ceweknya. “Dirty slut.” Setelah itu, Matt lanjut melumat bibir Kyla. French kiss after all.

Keduanya semakin gila saat melihat satu sama lain berkeringat. “You have the best dick ever, fuck.. Ahhh, sir, cepetin..”

“Huh? What did you say?” Si cowok pura-pura gak mendengar, ia kembali menampar pipi dan buah dada Kyla.

Si cewek melemah saat ngeliat Matt terkekeh walau ngos-ngosan setengah mati. “Oh fuck.. Please cepetin, Matt..” Kyla menyisir rambut Matt ke belakang.

“Matt?” Cowok itu sengaja berhenti.

“Fuck fuck, please keep going, please.. I beg you, sir.. Sir please..” Kyla meneteskan air matanya.

Keringet di leher dan rahang Kyla diusap sama Matt. “Istirahat dulu ya bentar?”

“Please.. Aku udah deket..” Kyla kembali memanyunkan bibirnya, dia tersiksa karena Matt beneran gak gerak-gerak.

“Oh? Udah deket ya?” Wajah mereka berdekatan, Matt kembali terkekeh.

“Matthew please..” Mata Kyla udah berair lagi.

Si cowok ikutan ngepout, “My poor little baby. Sini cium.”

Matt melumat bibir Kyla dengan lebih sensual, jemarinya mengusap kepala cewek itu.

Bibir bawah Kyla digigit oleh Matt saat menjauh. “Mau cum?”

“Mau.” Kyla mengusap rahang Matt.

“Hm?”

“Mau, sir, please.”

Kening Kyla dikecup. “Good girl.”

Cowok itu kembali bergerak dengan brutal. “Like this?” Matt mengeraskan rahangnya.

“Yes, ahh.. Makin gede, sayang.. Please make me cum..” Panggilan tersebut tentunya membuat Matt sedikit lemah.

Si cowok bergerak terus menerus, ia sambil mengecup leher, pundak, dan collarbones ceweknya. “Fuck.” Geram Matt kesekian kalinya.

Kedua kaki Kyla melingkar di pinggul cowoknya. It gets deeper. “Come on, sayang. Cum for me. Keluarin semua dari memek kamu, lemme’ see how wet your pus-“

Kyla gak sadar dia udah mencapai klimaks dengan hebat, matanya tertutup rapat, ia hanya bisa meremas biceps cowokny yang penuh tato itu. “Ah..”

“Sayang, kamu squirt.” Matt is basically drooling over his girlfriend’s afterglow.

“Cum in my mouth.” Kyla udah lemes, tapi masih berusaha keras.

Matt mengeluarkan miliknya dari milik Kyla.

“Open wide, sayang.” Matt mengarahkan ke depan mulut Kyla.

Untung udah deket juga, jadi gak makan waktu banyak buat Matt mencapai klimaksnya juga. Ia menghentakkan pinggulnya pelan sambil mengusap kepala Kyla. “Fuuuuckk..”

Walaupun sedikit struggling, Kyla sesekali melihat ekspresi cowoknya. Terlebih saat cowok itu mendongak sambil menganga keenakan.

Saat Matt kembali menatap Kyla, ia terkekeh lagi. “You. Are. The fucking. Best.”

Ia menyisir rambutnya ke belakang, “Mulut kamu enak banget, baby.”

Matt pun balik ke posisi semula, ia mengelus wajah Kyla dan tubuhnya supaya cewek itu lebih tenang. “Capek ya? Maaf ya baby.”

“Oh shut up. You can’t resist me, pasti masih pengen lanjut.” Kyla membuang muka.

“Hey, look at me.” Matt mengarahkan tatapan Kyla ke dia dengan memegang dagu ceweknya.

“Yeah i could never resist you.” Matt salting sendiri ngeliat Kyla.

Kini posisi mereka berubah, malah Kyla dipangku Matt, masih full naked.

“You’re killing me.” Ujar Matt di ceruk leher Kyla, ia memeluk pinggang ceweknya dengan erat.

“Apaan sih? Kan aku gak gerak.” Kyla menjauh untuk menatap wajah Matt.

Matt menelan ludahnya. “Yaudah, don’t even try.”

“Why? I thought kamu suka kalo aku yang gerak gini.” Kyla iseng bergerak naik turun beberapa kali. Cowok itu sekilas mendongak lalu menarik ceweknya masuk ke dalam pagutannya.

“Make me cum for the second time then.”

mr&mrs.kuwonu – 02

Sebenernya dua-duanya salah, tapi gak ada yang mau ngalah. Kedua orang ini gengsi setengah mati buat ngomong ke satu sama lain, especially mereka lagi serumah.

Di rumah Zion specifically.

Keduanya berantem sebelum Zion pergi main sama temen-temennya. Emang biar ngedinginin kepala juga.

Tentunya Kyla gak dibolehin pulang sama cowoknya itu, biar mereka bisa ngomongin baik-baik di saat yang tepat, Zion juga gak mau Kyla pulang sendiri sebenernya, apalagi dia sampe tengah malem.

Saat Zion masuk ke dalam kamar, ia melihat Kyla ketiduran dengan posisi yang cukup mengekspos paha dan bokongnya karena cewek itu hanya memakai kaos milik Zion.

Dengan pelan, Zion menyelimuti si cewek, tapi sambil menelan ludahnya.

Cowok itu duduk di gaming chair di kamarnya, lalu mengecek hapenya sebelum bersih-bersih. Even though itu hanya coping mechanism karena dia menghindari pikiran-pikiran lain.

Gak sampe semenit, Kyla kebangun. “Hng..”

Cewek itu stretching pelan seperti biasa, sambil mengeluarkan helaan nafas. “Kamu baru balik atau udah daritadi?” Tanya Kyla.

“Just got here.” Zion kembali menelan ludahnya.

“Ohh.”

Setelah mengumpulkan energi, Kyla duduk sebentar buat melepas bra yang ia pakai. Ya Zion yang emang lagi gak duduk ke arah PC nya tentu salah fokus ke ceweknya itu.

Ia mengeraskan rahangnya, “Kamu udah makan?” Zion menatap ceweknya.

“Hm? Udah. Tapi gak banyak.”

“Mau pesen sesuatu gak? Aku pengen jajan.”

Setelah ajakan itu, entah gimana Kyla bisa ada di pangkuan Zion tiba-tiba. Situasi mulai luluh, gak sedingin tadi.

Sembari Kyla nyari yang dia pengen di hape Zion, cowok itu mengelus kedua paha Kyla sambil mengendus pundak dan belakang leher ceweknya.

“Kamu udah-“

Baru aja Kyla mau nanya, Zion menarik cewek itu untuk berpagut. Hape yang di tangan Kyla, diambil sama Zion lalu diletakkan somewhere around there supaya mereka lebih enak ciumannya.

Kini posisi Kyla lebih menyamping, lengannya melingkar di pundak Zion. Ia menjauh sebentar, “Kamu gak ngerokok tadi? Kok cuman beer doang yang aku rasain?”

“Sebatang doang, i knew this would happen.”

“Such a horny person, dasar.” Pipi Zion dikecup oleh bibir Kyla.

“Ya makanya ayo.” Zion mengelus paha Kyla lagi.

Si cewek menahan senyumnya, “Desprate Zion kenapa lucu banget sih?”

“Babe serius.”

“Serius mulu ah kamu.” Ledek Kyla.

Rahang Zion mengeras, “Feel my dick, ini keras banget.”

“Oh ya?” Bales Kyla, penuh sarkasme. Jemarinya sambil mengelus milik cowoknya di balik celana yang dipake Zion.

“How can? Kan kamu marah sama aku seharian ini. Aku juga gak ngapa-ngapa-“

Sebelum Kyla lanjut ngetease cowoknya, Zion kembali menarik cewek itu untuk berciuman. Kali ini lebih brutal, Kyla sampe kehabisan nafas karena cekikan jemari Zion di lehernya.

Kyla meremas lengan Zion, lalu menjauh, “Holy shit, babe..”

“Turun.” Suruh Zion.

“Okay.” Awalnya, Kyla masih bisa senyum-senyum licik, tapi pas Zion menurunkan celana dan boxernya, cewek itu dibuat speechless.

Gantian, Kyla yang menelan ludahnya.

“Suck. Hands behind your back.”

Sesaat Kyla mulai turun, Zion sambil memegang kepala ceweknya, sesekali menjambak rambut ceweknya itu.

Karena keenakan, Zion sampe nyenderan. “Yes baby.. Keep going.”

Keduanya bertatapan, air mata Kyla terkumpul di matanya. “Ngh..” Lenguhan sang cewek terdengar saat Zion mendorong dan menghentakan pinggulnya ke atas.

Cewek itu sampe batuk-batuk, membuat Zion mengecup puncak kepalanya. “So good, baby.”

Kyla mengatur nafasnya sambil menatap Zion, “You’re packed, Z.”

Kalimat Kyla membuat Zion salting sendiri sebelum membantu cewek itu berdiri. “Let me fuck you hard, aight?” Jemari si cowok mengelus dari pundak, turun mengelus lengan sampai memegang tangan cewek itu lalu ia kecup.

“Nih, gara-gara kamu.” Kyla memanyunkan bibirnya sementara tangannya mengarahkan jemari Zion ke bawahnya yang hanya tertutup panties.

“Slut.”

Dengan cepat, Zion menggendong tubuh Kyla lalu ia bawa ke kamar mandi, selagi berciuman pastinya.

Badan mereka berhadapan dengan kaca, Kyla menahan tubuhnya di tembok wastafel itu, “Z, mau dimasukin.” Pinta si cewek.

Bokong Kyla ditampar, “Oh sekarang ngomongnya gitu?”

“Please masukin sekarang.” Kyla menatap Zion dengan desprate lewat kaca.

Zion mengulangi aksi yang sama, “Say it one more time.”

“Daddy please.. Please put your dick inside of my pussy. Gak usah disiapin please, ini udah basah banget.” Kyla pun mengucapkan kalimat itu dengan frontal.

Zion melepas kaos yang ia pakai, kaos Kyla dinaikin ke atas punggungnya, sebelum Zion menyampingkan panties cewek itu dari belakang. “You are soaked, kitten.”

“Ah.. Langsung..” Kyla melenguh saat Zion mengelus miliknya di milik Kyla.

Salah satu jemari Zion mencekik leher cewek itu, ia mendekatkan kepalanya ke telinga Kyla. “Want my dick? You think you can handle it?”

“Yes dadd- Anjing! Aduh.. Fuck..” Kyla auto memejamkan kedua matanya, rasa sakit mulai berasa saat Zion masuk.

Kali ini Zion gak ngerem sama sekali, dia langsung bergerak cepat. “Fuck, kamu sempit banget.”

Beberapa saat Kyla cuman bisa mendesah, matanya masih terpejam juga.

Zion memindahkan kedua tangannya ke pinggang cewek itu, sesekali meremasnya. “Fuck fuck.. Baby..”

“Daddy fuck.. Ini terlalu gede ah..”

“Terus? Kan tadi kamu yang minta-minta masukin kontol aku.” Zion membalas cewek itu, ia meremas kedua buah dada Kyla dari dalem kaosnya.

Antara enak sama nyesel, Kyla sendiri masih ngerasa sakit tapi dia tau bakal ngerasa enak kalo Zion mempercepat gerakannya.

“Tahan bentar ya, aku gak pegangin.” Ucap Zion, ia mundur sedikit untuk mengikat rambutnya.

Man bun. Kelemahan Kyla.

“Daddy.” Panggil Kyla, masih mendesah karena Zion semakin kenceng ngehentakinnya.

“Apa, sayang?”

“Mau ngeliat kamu, boleh gak? Fuck.. Ahhh.. You’re getting deeper..”

Zion terkekeh pelan, kini memutar badan Kyla. “Pretty.” Gumam Zion sebelum mengecup leher ceweknya.

Pinggulnya kembali bergerak, dia masukin full kali ini. “Zion fuck! Nghhh anjingg..” Kyla meremas lengan cowoknya.

“Feels good, hm?” Si cowok menatap ceweknya dari atas setelah menjauh dari lehernya barusan.

“So fucking good, make me unable to walk please..”

Zion turun untuk memagut bibir Kyla. “How come i can be this lucky? Having to fuck someone who is very pretty and hot- Ah..” Ucap Zion, di sela-sela pagutan.

“I’m all yours, Z.” Kyla mengelus badan Zion.

“Yes you are.” Si cowok gak tahan, dia menggendong Kyla lagi tanpa mengeluarkan miliknya, kemudian ia melempar badan Kyla ke kasur setelah keluar dari kamar mandi.

Cowok itu sempet mengocok miliknya sebelum menyampingkan panties ceweknya lagi dan masuk ke dalam. “Fuckkk..”

“Nghhh Zion… Daddy fuck.. Deeper, harder, pleasee..”

“Ngomong yang bener, aku gak denger suara kamu.” Ujar Zion dengan tegas.

Kyla mengarahkan tangan Zion ke buah dadanya. “Masukin lebih dalem, daddy, please.. Kontol kamu enak banget sayang..”

Zion terus mengeraskan rahangnya sambil menuruti kemauan Kyla. Even harder. “Gini, hm? Enak, sayang?”

“Ah fuck.. I love fucking you, baby. Especially when you’re wearing my shirt.”

“I’m enjoying my view, fuck, kamu ganteng banget.” Kyla mengelus rahang Zion.

Keringet tipis udah dimana-mana, sesekali Zion menampar pipi Kyla sebelum mencekik lehernya. “You're so good for me, so fucking good around me, fucking made for me.” Ucap Zion, ia menggeram.

Kyla menarik Zion untuk berciuman lagi, kali ini jemari cewek itu sambil melepas kalung yang dipake Zion, “Aku taro sini ya sayang.” Ujar Kyla, kini menghisap spot-spot leher cowoknya, dan jakunnya.

Cewek itu sempet mengelus jakun Zion lalu menjilatnya sebelum ia kecup.

Hentakan Zion semakin cepat, kencang, dan dalam. I don’t even know if it’s possible. “Bangsaaat.. Fuck, you’re such a needy slut.”

“Your needy slut, daddy.”

“So fucking right, oh my..” Zion menggigit bibir bawahnya.

Si cowok sempet naik untuk melihat pemandangannya dari atas lebih jelas. “Baby ini nembus banget.”

“Ngh.. Zion, aku deket..” Kyla mulai gak fokus. Desahannya memelan.

Kedua mata Kyla terpejam kembali. “Fuck.. Fuck fuck.. Zion..”

Zion menaikkan kaos yang dipake Kyla, ia gak menghiraukan ceweknya.

He’s sucking her nipples, masih sambil gerak.

Kyla menjambak rambut cowoknya itu lalu mencakar pelan pundak Zion. “Aku mau cum, please..”

“Nanti.”

“Please, daddy..“

“Nanti. Tunggu aku.”

“Aku gak tahan, please..” Kyla mengeluarkan air matanya lagi.

“Hold it, bisa kan? Biasanya bisa.” Zion menatap ceweknya, meremas pipi Kyla.

Dengan cepat Kyla menggeleng. “Deket banget.”

Si cowok berhenti gerak.

Otomatis, Kyla mendongak dan menghela nafas. “Fucking hell.”

“What’s with the attitude, hm? Aku bilang nanti kan?” Zion mengarahkan tatapan Kyla agar mereka bisa saling melihat lalu cowok itu menampar pipi Kyla.

“I can’t hold it anymore-“

“Impatient slut.” Zion membalikkan tubuh Kyla.

He’s fucking her from behind.

Cewek itu menggigit bibir bawahnya terus menerus.

Zion menarik rambut Kyla dari belakang, dia bergerak lagi, temponya sama. “Mmh.. Fuck.”

“Zion aaahh.. Pleasee..”

Sang cowok hanya bisa menertawakan ceweknya, “Lucu banget sih kamu.” Ucapnya santai walaupun dia udah terengah-engah.

Gak sampe lama, Kyla menengok ke belakang. “Zion aku gak kuat, aku mau keluar..”

“Aww, baby’s crying..” Zion mengecup pipi Kyla yang udah lembab itu.

Beberapa hentakan, Kyla pun mencapai klimaksnya. “Ah Caleb.. Fuck..”

Zion sampe merinding sendiri, dia mendongak lalu mempercepat temponya. “Sayang aku deket..”

Pinggang Kyla dipeluk dari belakang, sedangkan cewek itu udah lemes, tapi masih bisa mengusap kepala Zion yang berada di dekatnya. “Cum inside, Z. Fill me up.”

“Still tight as fuck, anjing..”

Gak lama, Zion menyusul. Ia mencapai klimaksnya sambil meremas pinggang Kyla. “Ah bangsat.. Mmhh shit enak banget anjing.” Si cowok sedikit lemas.

Badan Kyla diputer lagi, ke posisi semula di kasur barusan. Zion melepas kaos Kyla sehingga cewek itu full naked.

Kyla mengusap keringat di kening Zion. “Ngapain lagi, sayang?”

“Ngenyot.” Zion turun ke buah dada Kyla.

“Ck, keluarin dulu, Zion. Sakit.”

“Tapi anget.” Zion menatap Kyla, giliran dia yang desprate.

“Keluarin.”

Si cowok pun nurut. Ia menghisap buah dada Kyla sebelum turun, jemari Zion dengan mudah ngerobek panties Kyla untuk menghisap yang bawah.

“Open your legs, sayang.”

Tadinya mau mendecak, tapi Kyla cannot resist.

“Pinter.” Paha Kyla dikecup oleh Zion.

Cowok itu menghisap sampe bersih, sampe kotor lagi. “Baby?” Zion menatap Kyla dari bawah, menahan senyumnya.

“Hm?”

“Kamu cum lagi ini?”

“Ya kamu sih.” Kyla menggenggam salah satu jemari Zion di samping pahanya.

Zion menjadi little spoon si cewek. “Mau lagi.”

“Gak.”

“Nen boleh?” Cowok itu menatap Kyla dari bawah.

“Hm.”

“Love you sayang.”

“Ya, love you too.” Kyla mengusap leher belakang Zion.

mr&mrs.kuwonu – 01

Tumben-tumbennya, Zion sama Kyla hadir ke acara semacem public party dari mutual friends mereka dari kampus keduanya.

Tadinya mau berangkat bareng, tapi Kyla ada kelas dadakan di siang hari dan juga mau gak mau harus segera menyelesaikan sesuatu di rumah salah satu temen segroup yang akan ikut juga ke party besok malemnya, jadi pasangan itu berangkatnya misah.

Pas Kyla nyampe, dia tentunya gak expect bakal seru-seru banget disana, but turns out dariawal cewek itu masuk, langsung pada nyapa dia duluan. She also greeted her friends terus masuk ke dalem.

Udah ada yang nunggu dia daritadi di kitchen island. Siapa lagi kalo bukan Zion?

Si cowok sedang menuang racikan alkohol ke gelas merah di kitchen island, ditemani ngobrol sama salah satu sahabatnya, Austin. “Cewek lu bro.” Bisik Austin.

“Biarin, kacangin aja.” Zion menahan senyumnya, padahal udah sempet eye-contact sama Kyla.

Si cewek menghampiri mereka sambil memutar bola matanya, malas. “Hi, Austin! How you doin’?” Kyla sengaja nyapa Austin doang.

Keduanya berpelukan hangat. “I’m doing great, Kil. I hope you’re doing fine also. Gue tinggal ya hahaha!” Si Austin gak nahan karena tingkah bocah pasangan itu.

Kyla menatap Zion yang terus berlagak ngacangin dia. “Oh gitu.. Yaudah bye.” Si cewek mau ninggalin tapi pinggangnya ditarik oleh Zion.

“Apasi? Bercanda.” Setelah masuk ke dekapannya, Zion mengecup puncak kepala Kyla dengan mudah.

Tengkuk sang cowok dielus oleh jemari Kyla. “Ganteng. Udah nyebat berapa by the way?”

“Belom nyebat hari ini- Wait quick question, what did i do to deserve you? Look at you, baby, perfect from head to toe.” Zion checking out on his girl, ia memutar badan ceweknya, speechless.

“Akhh makasih, your sister picked this top for me pas shopping waktu itu.” Keduanya berbincang selama beberapa menit disitu, orang udah banyak yang iri ngeliat mereka sebenernya.

Keduanya sempet makan ringan sebelum main, ngobrol, sekaligus minum bareng yang lain.

Satu per satu pulang.

Ada beberapa yang nginep, most of them udah drunk banget sampe teler entah ada yang di sofa, kamar, dan tempat lainnya.

Zion membuang gelas merahnya. “Okay, i’m done. Gila banget.”

“Kita gak usah pulang, mau gak? Siapa tau masih ada kamar yang available.” Kyla menggigit bibir bawahnya sembari menatap Zion.

Keduanya kembali berada di tempat semula bertemu tadi.

Zion menatap ceweknya aneh, “Kamu mabok ya?”

“Gak, ini sadar banget. But you know me babe, aku kalo kebanyakan minum berarti kamu harus ento-“

“Ssh, baby. Kamu mabok ini.” Zion menarik pinggang Kyla mendekat ke tubuh cowok itu yang menyender ke kitchen island, lalu menutup mulut Kyla dengan tangan satunya.

Kyla menggeleng sembari menurunkan tangan Zion, “Aku gak mabok. I just want to fuck.”

Sang cowok menggeleng-geleng kepalanya sambil terkekeh sebelum mengangkat tubuh Kyla supaya cewek itu bisa duduk di counter kitchen.

People won’t notice them karena ya emang udah pada ketiduran, bahkan passed out di area itu cause of how hard the party was. Untung gak gelap-gelap banget, plus musik dan TV masih nyala.

Gak pake lama, keduanya berpagut dalam. Topi Zion dilepas sama Kyla supaya bisa leluasa berciumannya. “I’ve been waiting for this actually, baby.” Ujar Zion.

“Keliatan.” Kyla melingkari leher Zion dengan kedua lengannya, sedangkan cowok itu melakukan hal yang sama di pinggang Kyla dengan kedua lengannya.

Sesekali Zion mengelus paha Kyla yang masih tertutup celana cewek itu.

Mendengar ada suara langkah kaki, Zion yang tadinya mau menghindar langsung ditarik sama Kyla untuk lanjut berpagut. “Stay close.” Bisik cewek itu di sela-sela.

Zion terkekeh lagi. “Where should i fuck you, baby?” Cowok itu sesekali menjauh lalu mengecup Kyla berkali-kali.

“Ayo makanyaaa ke guest room..” Kyla memanyunkan bibirnya, membuat Zion gemas tapi makin gak sabar.

They’re the luckiest that night, ada satu kamar sama sekali gak tersentuh, di ujung pula.

Zion melempar pelan tubuh Kyla ke kasur. They took off all their clothes sebelum Zion menahan badannya di atas Kyla.

Suara lumatan kembali terdengar, kali ini si cowok sembari meremas his personal favorite toy. “These are mine, baby.” Bisiknya di telinga Kyla.

“All yours, Z.”

Makeout session berlanjut sampe beberapa menit kemudian. Zion mengusap area mulut Kyla sambil terkekeh. “Babe oh my, ini kita ciuman sampe basah banget.”

“Pegel kan bibir kamu?” Kyla kembali melingkari leher Zion dengan lengannya.

“Never. It’s my favorite part of the day.” Si cowok turun lagi buat lanjut.

Lenguhan terdengar dari mulut Kyla. “Feel my pussy, it’s also wet.”

“Oh fuck baby, my little slut to ruin.” Zion menggigit bibir bawahnya saat mengelus bagian Kyla di bawah situ.

Tanpa aba-aba, si cowok menghentakan pinggulnya dengan kencang, miliknya udah masuk ke dalam sang pacar.

“AHH FUCK! Wait.. Ah anjing.. Please bentar..” Kyla memejamkan kedua matanya, ia meremas biceps cowoknya.

Kening Kyla dikecup oleh Zion yang perlahan bergerak. “You okay, baby? Should we stop?”

“No, bentar. Gila ini gede banget, babe. What the fuck..” Kyla melihat ke arah bawah, she cannot believe that her man’s gotten bigger.

Zion mengelus wajah Kyla, ia menatap ceweknya dengan dalam. “You’re safe with me, baby. Sakitnya di awal doang, remember?”

Kyla menarik Zion untuk berciuman, sebagai distraction juga. “You can move faster now, sir.”

“As you wish, kitten.” Si cowok menaruh tangan Kyla di punggungnya.

Cakaran langsung terasa saat Zion bergerak semakin cepat dan dalam. “Oh fuck.. Ahh please keep going, sir.. Aaah..”

Selama beberapa menit, hentakan terus berlanjut, Zion juga bantu menaruh kedua kaki Kyla untuk melingkari pinggulnya.

“Enak, sayang?” Zion mengusap pundak Kyla, sesekali ia kecup.

“Enak banget nghh.. Mau ride kamu..”

“Hm? Mau ride aku?” Zion kembali menatap Kyla, masih bergerak.

“Please.. I’ll make you cum, daddy…” Mendengar kata-kata itu, Zion mengeraskan rahangnya kemudian memindahkan posisi supaya dia bisa senderan dan Kyla di atasnya.

Si cowok meremas kedua buah dada Kyla. “Baby fuck..” Ia menggeram saat ceweknya langsung bergerak naik turun.

Leher Kyla juga dicekik oleh jemari Zion. “Kamu cantik banget kayak gini, ah anjing..”

Another makeout sesh.

Kyla meremas torso cowoknya, sesekali meraba abs milik Zion. “You’re the hottest, daddy.”

“So are you, sayang. Come here, give daddy a kiss.” Si cowok memeluk pinggang Kyla supaya jarak mereka lebih deket.

Perlahan, bibir Kyla mendarat di leher dan jakun milik Zion.

“Babe, fuck.. Sayang, aku deket.” Zion kembali mendongak sambil mengusap belakang kepala Kyla.

“Cum inside of me, nanti aku bersihin, okay, daddy?” Kyla mendekatkan wajahnya ke depan Zion.

Dagu si cewek dipegang, “You do whatever you want, kitten. Daddy’s having the best time here.”

Sempet bertatapan intens selama beberapa detik, mereka break the character dan terkekeh karena sama-sama salting.

Pinggang Kyla diremas oleh kedua jemari Zion.

Both of them are so close.

Kyla menarik lalu mendorong kepala Zion ke buah dadanya, and of course sang cowok langsung menghisap nipples ceweknya dengan agresif. “Daddy, i’m cumming..” Ucap Kyla, she cannot feel her thighs.

“Make a mess on my dick, sayang.” Bokong Kyla ditampar dan diremas oleh Zion.

Si cewek berusaha setengah mati untuk terus bergerak agar cowoknya ikut mencapai klimaks.

Zion sempet meremas bed sheets dengan kencang. “Just like that, baby- Fuck.. You’re too good at this.”

“Ah bangsat! Fuck fuck fuck…” Si cowok ngeflinch sangking enaknya dia mencapai klimaks.

Udah keburu lemes, Zion menyender lagi lalu menarik Kyla ke dalam dekapannya. “Thank you, baby. Enak banget.”

Mereka mengatur nafas masing-masing.

Kyla turun untuk melakukan pekerjaan terakhirnya malam itu. “I promise to clean it up tadi.”

“Oh my fucking God.. Babe.. Aku gak tega kalo harus lanjut ronde dua.” Si cowok menjambak rambut Kyla lalu mendorong kepalanya ke bawah.

Setelah bersih, Kyla mengecup abs Zion. “Udah. Ronde dua besok yaaa.” Lanjut ke bibir si cowok.

Zion menatap ceweknya yang sedang memakai pantiesnya di atas kasur, in disbelief. “Have my fucking kids, honestly. Kamu cantik banget abis ngentot brutal padahal-“

“Ngomongnya yang sopan!” Kyla menampol pelan wajah Zion, cowok itu ngakak lalu menarik Kyla lagi untuk ia peluk. Cewek itu berada di pangkuan Zion lagi.

He’s rubbing her back so gently. So does Kyla ke biceps milik cowoknya. “I love you.” Zion mengecup pundak Kyla.

Cewek itu iseng ngediemin.

“Babe, the fuck?” Zion menatap Kyla yang udah nahan ketawa daritadi.

“Hahahah! Iya babyyyy, i love you too.” Kyla meremas pipi Zion sebelum mengecup pipinya.

“Ih apaan dah? Udah lama balesnya, ciumnya di bibir..” Ekspresi cemberut terpampang di wajah Zion.

“Rewel lu ah.” Kyla kembali memeluk Zion.

“Ahh serius ahh.. Kok gitu sih?” Cowok itu beneran rewel sampe gak meluk Kyla balik.

Kyla malah ngakak, “Apaan sih?! Kok tantrum?!”

“Tau ah.”

“Yaudah ini cium.”

5SWKL

Persiapan dari sebulan yang lalu akhirnya akan ditampilkan oleh Kyla dan dance crewnya malam ini.

Her three bestfriends (satu pacar sih) came to see the show, karena Eric juga gak tampil kali ini. Mereka udah hype banget dari kemaren-kemaren karena ini lomba di luar kampus dan it’s a big deal. And prize.

Mereka juga tau Kyla sempet ngilang dan sibuk selama beberapa lama, makanya mereka yakin kalo ada kesempatan untuk celebrate kemenangan di malam itu dari dance crew kampus mereka.

Eric sama Kyra nyusul, sedangkan Sunwoo udah pergi dari siang nemenin Kyla.

Semakin dekat waktu untuk tampil, Sunwoo yang lagi mangku Kyla di kursi depan kaca ruangan, memeluk dan menyemangatinya. “Setengah jam lagi, ay. Semangat ya.”

Kyla mengelus lengan Sunwoo, “Thank you, ay. Ah aku deg-degan tapi excited banget at the same time.”

Kepala Kyla dielus oleh jemari Sunwoo. “You’re gonna be fine. Give your best, i know you will tapi pede aja. The monyets udah nyampe, mereka duduk di row depan.”

“Masih agak pressure sumpah, tapi knowing you guys are here bikin lebih less stress.” Kyla menyender ke belakang selagi bertatapan lewat kaca dengan pacarnya itu, sama-sama tersenyum.

Selama beberapa menit mereka berbincang sebelum Kyla beranjak berdiri. “Aku pemanasan bentar deh ya, sekalian ngumpul sama anak-anak.” Ujarnya yang diiyakan oleh Sunwoo yang mengusap kepala ceweknya lagi.

Setelah Kyla pemanasan di ruangan itu, ia ngumpul bersama yang lain di luar deket pintu stage. “Woi guys!” Panggil Kyla.

“YOOO KIL!”

“Si bucin datang pemirsaaa!”

“Kila gua deg-degan!”

Yang lain pada nyautin selagi Kyla mendekat.

Mereka semua melingkar dan merangkul sesama. “We’ve been working on this dan udah dari lama banget, guys. Yang ngetrigger juga ada prizenya yang kalo dibagi ke kita semua itu lebih dari cukup.” Kata Kyla, membuat yang lain terkekeh karena ada pembahasan hadiah.

“Jujur gua sebenernya takut tapi kita harus lebih pede dari latihan yang kemaren-kemaren ya, guys?” Lanjut si ketua tim.

“Yes capt! For the audience and the prize!” Saut balik salah satu dari mereka yang buat satu tim heboh nyautin lagi.

“Captain lo pada noh nonton di row depan.”

“Heleeeh, lo juga captain kita kali.”

Mereka pun saling menyemangati dan ada goodluck high five sendiri sebelum pada mencar buat rapih-rapih lagi.

Sunwoo menghampiri Kyla yang masih disitu, keduanya sama-sama menahan senyum. “Cantik banget buset.”

“Ih astaga, udah berjuta-juta kali kamu ngomong itu ya, ay. Makasih tapi, hehe.” Pipi Sunwoo diremas oleh jemari Kyla sebelum cewek itu ditarik ke pelukan Sunwoo.

Belakang kepala cewek itu diusap selama beberapa menit, lalu Sunwoo menatap Kyla dan mengajaknya tosan. “Good luck, aku ke row penonton ya? I love you, my captain.” Kening Kyla dikecup, dan bibirnya.

Sebelum Sunwoo jalan keluar, mereka sempet gandengan tangan setelah tosan itu, lalu melepas genggaman dengan perlahan. “I love you too.” Bisik Kyla, membuat cowoknya yang udah lebih jauh jaraknya, terkekeh.

As time goes by, Kyla pun menarik nafasnya sebelum masuk ke stage. Dia sendiri kaget kalo banyak banget yang hype pas dance crew-nya masuk panggung.

Banyak sorakan.

Pokoknya lebih dari ekspektasi Kyla, makanya dia semakin percaya diri buat tampil, terlebih saat ia melihat tiga temannya yang teriak-teriak heboh. Apalagi Eric.

Tonight’s playlist adalah lagu Bruno Mars, yang diremix lagu Crush. Entah itu apa tapi pada girang semua, termasuk dancers yang tampil.

Saat pada ngebow, sorakan dan tepuk tangan terdengar kembali. “MY BESTFRIEND!” Teriak Eric disambungin Kyra, “MINE TOO!” Sunwoo juga teriak kenceng banget sambil merekam ceweknya. “WOOOOOOOOO!!! THAT’S MY FUCKING GIRL! KEREN BANGET ANJING! CEWEK GUA PALING KECE WOI!”

Kyra dan Eric ngetawain Sunwoo sebelum mereka ke backstage.

Saat mata mereka saling bertemu, Kyla masuk ke dalam dekapan Eric dan Kyra yang emang di depan jalannya. “ANJING!” Ujar Kyla.

Punggung dan bokongnya ditepuk-tepuk Eric dan Kyra. “Keren lo anjing!”

“Bestfriend i’m so prouds! Cool perform you do on there.”

“Goblok hahahah! Makasih guys for the support!”

Gak lama, Sunwoo dateng setelah dari toilet. “Peluknya mana?”

“Ya kamu ngilang!” Jawab Kyla.

Keduanya menggoyangkan badan ke kanan-kiri saat berpelukan. In a cute way (Fuck i’m so jealous). “Keren banget sih, ay.” Ujar Sunwoo, resting his chin di kepala Kyla.

“Makasih loh.” Kyla menepuk-nepuk punggung Sunwoo.

“Kil, siap-siap balik ke stage sana, bentar lagi dipanggil keknya buat announcement.” Suruh Eric, ikut senyum ngeliat dua sahabatnya yang masih berpelukan.

“Yes dapet!” Kyra mematikan hape setelah buka kamera buat foto viewnya.

Kyla mendongak lalu bibirnya dikecup Sunwoo. “Kamu menang udah pasti.” Bisik si cowok.

“Aminnn! Thank you so much for being here, ay.” Si cewek kembali menahan senyumnya saat Sunwoo menatap Kyla dengan dalam, he doesn’t even break the eye-contact daritadi.

And yes, first place it is.

“ANJIR! MY BESTIE!” Teriak Kyra, mereka di backstage tadi ngeliat dari samping.

“WOI CONGRATS BRO!” Eric menggoncang tubuh Sunwoo, yang masih shock. Padahal dia udah feeling, tapi tetep aja. Bangganya minta ampun.

Once again, they all congratulated Kyla, lalu Kyra-Eric pulang duluan sebelum kumpul lagi besok.

Kyla ganti baju dengan kaos dan celananya. “Cantik.” Ujar Sunwoo, duduk di kursi ruang ganti.

“Apaan sih? Gak jelas.”

“Nih pake jaket aku, jangan pake kaos doang.” Sunwoo menurunkan resleting jaket coklatnya lalu dibuka untuk Kyla pakai.

“Ih nanti kamu giman-“

“Pake, sayang. Aku gak mau kamu pulang-pulang malah sakit, kan baru menang.” Si cowok memainkan alisnya sebelum wajahnya ditampol pelan sama Kyla.

Setelah udah kelar beres-beres, keduanya keluar dari ruang ganti selagi bergandengan. Sekalian pamitan sama yang lain yang sama happy-nya of course.

Sambil jalan, Sunwoo terus menerus mengecup tangan Kyla. “Keren banget cewek aku, serius. Padahal aku udah feeling dariawal kalo kamu bakal menang, tapi pas beneran disebut aku kek shock banget tadi.”

“Yakan?? Aku juga sumpah, ternyata lebih deg-degan nunggu annoucement tadi.” Kyla menyenderkan kepalanya di pundak Sunwoo.

Jemari cowok itu mengacak rambut Kyla selagi terkekeh.

Keluar lobby, mereka langsung masuk mobil. Sunwoo membuka pintu buat Kyla, “Ih fuck salting banget aw.” Ujar Kyla, setengah bercanda.

“Ya iyalah.” Sunwoo sok dingin, biasalah, karakternya. Pas dia nutup pintu mobil bagian Kyla sebelum jalan ke arah driver’s seat, ketauan dia senyum-senyum sendiri.

Melihat Sunwoo pake seatbeltnya, Kyla juga baru keinget dia belom pake. Tapi Sunwoo langsung memasang seatbelt buat cewek itu.

Sempet susah dimasukin ke colokan seatbeltnya, Sunwoo menatap Kyla lalu mereka burst out laughing. “Yang! Bisa gakkk?” Kyla memukul pundak cowoknya pelan.

“Buset.” Ujar Sunwoo, masih menatap Kyla.

“Hah? Apa?” Si cewek mengira bahwa ada sesuatu yang salah di colokan seatbeltnya.

“Gak. Cantik aja kamu.” Puji Sunwoo, mukanya datar tapi kata-katanya penuh makna.

Kyla memutar bola matanya malas lalu menahan senyumnya lagi. “Sekali lagi dapet piring lu ya, ampe gak tau harus respon apa.”

“Piring udah banyak, mending cium.” Sunwoo yang udah balik posisi depan setiran, menurunkan dan memiringkan kepalanya supaya pipinya bisa dicium Kyla.

Keduanya berbincang lagi with the radio on, lalu berhenti di restoran kesayangan mereka, apa lagi kalo bukan Mcdonalds?

Kali ini mereka makan di dalem, karena udah gak terlalu rame tapi masih ada beberapa orang.

Sunwoo tertawa melihat reaksi Kyla mendapatkan mainan dari happy meal-nya. “Sayang, it’s just a toy. Sini liat.” Sunwoo menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Lucu!! Bisa dirakit ininya, yang!” Kyla ngasih ke cowoknya itu.

“Yaudah buat aku.” Sunwoo mengumpatkan mainan itu.

“Sunwoo! Sini gak?!”

“Nanti. Wle.” Sunwoo ngelewein Kyla, cewek itu pun bangun dan pindah ke sebelah Sunwoo.

Hampir kerebut, Sunwoo berhasil menghindari mainan itu dari Kyla. “Masih aja cantik, sayang.” Ujarnya menatap ke bawah saat Kyla berusaha mengambil dari tangannya di bawah belakang.

“Ah kamu mah.”

Kening Kyla dikecup lagi. “Challenge yok.”

“Apa?” Muka Kyla keliatan bete walaupun hanya bercanda, Sunwoo gemes sendiri, dia meremas dagu Kyla.

“Gigit pelan-pelan satu french fries tapi kita face-off, yang berhasil tahan paling lama, menangin mainannya.” Jelas Sunwoo, udah ngambil kentangnya.

Kyla mendekatkan wajahnya ke Sunwoo, “Do i look like that i’m scared of the challenge?”

“Gak, tapi kamu bakal kalah.” Sunwoo pede, nahan supaya gak salting depan Kyla.

Challenge dimulai.

Cuman dua gigitan aja, wajah mereka udah deket banget.

Kyla kali ini pede, just for the happy meal toy.

Semakin deket.

Tatapan mata Kyla membuat Sunwoo terkekeh lalu menarik leher ceweknya buat berciuman.

Si cewek memegang lengan Sunwoo yang sedang memegang lehernya, keduanya berpagut sambil tertawa sesekali.

“I won.” Ujar Kyla, sebelum mengecup pelan Sunwoo.

“Iya deh, aku gak nahan tadi kamu ngeliatinnya gitu banget, mana cakep.” Si cowok tersenyum miring, dagu Kyla dielus sebelum ditarik buat ciuman lagi.

“Gak usah muji terus ya, kamu juga ganteng banget hari ini. Gak keitung berapa banyak strangers di venue tadi ngeliatin kamu.” Keduanya menjauh beberapa centi selama Kyla berbicara lalu kembali mengecup bibir satu sama lain.

Pinggang Kyla dipegang Sunwoo, sampe-sampe Kyla terdorong dikit ke belakang sangking Sunwoo keenakan ciuman, untung ditahan sama pegangannya di pinggang. “Kok kamu mau sama aku sih?” Tanya Sunwoo, random.

“I don’t like dumb questions.”

“Pelangi ada berapa?” Ledek Sunwoo.

Kyla mendecak, lengannya melingkari leher Sunwoo. “I hate you.”

“I love you more, sayang.” Keduanya boping each other’s noses.

Mereka spend their time di Mcd cuman sebentar sebelum balik. Sebenernya Kyla mau lebih lama tapi Sunwoo yang kekeuh harus balik supaya ceweknya gak kecapean.

Bersih-bersih, skincare bareng, sampe mereka akhirnya cuddle pas udah di kasur. Saling comfort dengan pelukan, gak ada yang ngomong sebelum hape Sunwoo bergetar.

Kyla menyisir rambut belakang Sunwoo. “Bales aja, ay.”

“Hm. Berisik dah- Eh masih jam setengah dua belas??? Kirain udah subuh.” Sunwoo membuka hapenya, sempet salfok sama jam.

“Hahaha gimana sih?”

“Eh ay, aku diajak duel sama Eric cuman tiga ronde doang, boleh main PS bentar gak? Tapi dari sini, aku nyalain TV. Atau kamu mau tidur-“

Si cewek langsung mengizinkan, “No, no, go ahead, sayang. Aku keenakan tidur di mobil tadi jadi gak ngantuk banget sekarang. Main aja.”

“You were created for me, serius.” Bibir Kyla dikecup cepat sebelum Sunwoo beranjak dari kasur untuk mengambil PlayStation miliknya yang ada di desk bawah TV.

Kyla merubah posisinya jadi sendedan di head-board. “Sini, ay.”

“Mantap, menang nih aku kalo dipeluk kamu dari belakang.” Sunwoo ke sela-sela kaki Kyla lalu menyender ke dada ceweknya.

“Hush, don’t underestimate my bestfriend.”

“Tumben ke Eric kayak gitu, biasanya dicaci maki.”

“Heh! HAHAHAHA..”

“Bener kan?”

Kyla pun mengelus dada Sunwoo dari belakang, atas lebih tepatnya karena cowok itu agak turun.

Selama main, Sunwoo pamer terus. “TUH KAN AY! Aku dapet senjatanya duluan!”

“Ay! 13 kills, Eric masih 9.”

“SERI LAGI AKH!”

Kyla terus ngetawain permainan dua orang itu. “Yaudah sih, lanjut lagi aja.”

“Gak! Aku mau tidur, kasian kamu udah capek. Tadi janjinya tiga ronde-“

“Iya yaudah, sayang.”

Sunwoo menjadi little spoon si cewek, mengelus paha dan lengan Kyla. “Mau nenen.”

“Tidur.”

“Oke sayang. Aku bercanda tadi, sini cium lagi terakhir.” Sunwoo memanyunkan bibirnya setelah mendongak.

“Goodnight cintaku.”

“Goodnight, cantik.”

4SWKL

Tumben-tumbenan Kyla sama Sunwoo punya rencana keluar sama orang-tua dari si cewek, tapi udah getting ready dari beberapa jam yang lalu sebelum ketemuan nanti malem.

Keduanya cuddle beberapa saat sebelum Sunwoo siap-siap untuk mandi duluan. “Yakin gak mau bareng, hm?” Kepala Kyla diusap saat dia udah berdiri, si cewek masih tiduran, nyawanya belom kekumpul karena baru bangun dari tidur siangnya.

“Ngantuk, mau tidur bentar lagi. Abis kamu nanti aku.” Kerewelan si cewek membuat Sunwoo gemes sendiri.

Cowok itu terkekeh, “Oke ay.”

Setelah sejam lebih, keduanya sama-sama memakai casual outfits kayak biasa sebelum kembali cuddle di kasur.

Entah apa yang beda, tapi daritadi Sunwoo mendusel ke dada Kyla terus menerus. Sesekali berdeham sampe akhirnya Kyla tegur. “Ay, kenapa? Posisi kamu gak enak ya?” Jemarinya menyisir rambut Sunwoo.

Si cowok mendongak untuk menatap Kyla. “Mau.”

“Mau apaaa?”

“Nenen.” At this point, Kyla udah terbiasa dengan keinginan cowoknya yang kayak gitu.

Kaos yang Kyla pake, dinaikin sendiri sama dia. “Sini.”

Si cowok hanya tersenyum miring lalu menghisap apa yang ada di depannya. Tangannya memeluk pinggang si cewek, sesekali mengelus paha Kyla.

Karena udah terlalu sering, Kyla bisa aja dengan santai memotret Sunwoo dengan hapenya itu. “Jangan digigit ih!” Cewek itu memukul pelan punggung Sunwoo.

Kegiatan itu berlanjut sampe lima belas menit lebih, sebelum Sunwoo naik untuk menatap Kyla dan mencium lehernya. “Wangi.” Ujar Sunwoo.

Badan ceweknya mulai memanas. “Kamu juga.” Bales Kyla, mengelus belakang kepala Sunwoo yang setelah itu kembali terkekeh sembari menatapnya.

Kepala dan pipi Kyla dielus jemari Sunwoo, keduanya bertatapan selama beberapa saat, tapi yang gak tahan malah Sunwoo, dia tertawa lalu menggigit bibir bawahnya. “Cantik banget, heran.”

Kyla menampol wajahnya pelan dari bawah, “Gak jelas, kalo keras bilang.”

“Emang keras, nih.” Sunwoo mengarahkan salah satu tangan Kyla ke miliknya yang fully hard di balik sweatpantsnya.

Keduanya pun berpagut, they literally don’t want to let go of each other. Bibir melumat bibir, sampe bener-bener basah. Bisa aja bengkak di saat itu juga.

Kyla melingkari kedua lengannya di leher Sunwoo, sedangkan cowok itu meniban badan Kyla sembari tangannya mengelus lengan si cewek dan pinggangnya.

Both sucking each other’s tongues.

Badan Kyla sempet keangkat sama Sunwoo yang sedang memegang pinggangnya, gemes dengan situasi.

Di sela-sela ciuman, Sunwoo ngomong dengan nafasnya yang masih terengah-engah, “Sayang, mau aku ewe?”

Masih mengatur nafas, Kyla hanya mengangguk.

Pipi cewek itu kena tampar, “Jawab aku.”

“Iyaa mau, ay. Fuck me hard. So hard kayak kontol kamu sekarang.” Si cewek menggigit bibir bawahnya, sesekali mengecup bibir Sunwoo.

Sunwoo mengecup pipi Kyla yang ia tampar barusan, “Whore.”

Dengan agresif, Sunwoo melepas celana pendek yang dipake Kyla sekaligus pantiesnya. “Aduh anjinggg..” Sunwoo bergumam sambil menutup mulutnya, falling over her girl over again.

“Hm? Kenapa, sayang?” Kyla bingung, ia menatap Sunwoo.

“Kamu beneran cantik banget, sumpah. You’re so fucking hot from my point of view sekarang, bisa gila aku.” Sang cowok mengelus paha Kyla kemudian melepas kaos yang ia pakai.

“Look at you, Sunwoo. Please, kamu makin buff, aku juga gak kuat.” Si cewek membuka tangannya, ngode supaya Sunwoo yang lagi di sela-sela kakinya, mendekat lagi ke arahnya.

“Aku workout buat kamu.” Ujar Sunwoo, ia masuk ke dalam pelukan Kyla lalu keduanya kembali berciuman.

Kyla iseng meledek tapi bergumam, “Caper.”

“Hm? Aku caper?” Sunwoo menatap Kyla lagi, tatapannya menajam.

Keburu salting, Kyla tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.

“Emang caper, i need your attention, i also want to impress my girlfriend. Gapapa kan?” Atasan Kyla dilepas, she’s fully naked now.

“So fine, kamu punya aku.” Kepala Sunwoo ditarik ke bawah sama Kyla buat lanjut makeout.

Sesekali ada yang terkekeh di sela-sela ciuman, mereka saling ngesimp.

Masih berlanjut, Kyla secara tiba-tiba melenguh. “Ngh.. Sunwoo..”

“Memek kamu basah banget, ay.” Cowok itu mengecup kening Kyla.

“Fuck..” Desah Kyla, terlebih saat melihat Sunwoo turun ke sela-sela pahanya.

Cowok itu segera menghisap milk Kyla, sampe-sampe kering dan basah lagi karena Kyla mencapai klimaksnya. “Sunwoo aaah..” Rambut cowok itu dijambak kenceng sama Kyla.

Pahanya bergetar, selama menunggu Kyla proses, Sunwoo menurunkan celananya. Ia mengocok miliknya sendiri. “Sakit, ay. Keras banget ini.”

“Masukin please.” Melihat ceweknya melebarkan pahanya, Sunwoo kembali flustered. “I’m going insane.” Cowok itu menggeleng-gelengkan kepalanya selagi tersenyum.

Sunwoo going in, meanwhile Kyla meremas bed sheets. “Fuuuckkk..” Desah Kyla, kepalanya mendongak.

“Ah anjing.” Geram Sunwoo, ia mempersatukan jemarinya dengan jemari Kyla yang berada di kanan-kiri kepala Kyla.

Hentakan semakin cepat, decitan kasur pun semakin besar volumenya.

“Sayang, turun.” Pinta Kyla yang langsung dituruti pacarnya.

Sunwoo pun turun, cewek itu menyerbu leher sampingnya. Sesekali menggigitnya sampe bertanda. “Ah, ay. Bangsat.” Sunwoo mendongak sambil melepas gigitan bibir bawahnya.

Kini Kyla menghisap jakun Sunwoo.

Decitan kasur kalah sama suara desahan Sunwoo sekarang. “Ayang, enak banget sumpah.”

“I know.” Bales Kyla.

Gak tahan, Sunwoo melahap bibir Kyla lagi.

Jemari Kyla pindah untuk mencakar punggung cowoknya. “Fuck, keep going. Ahhh gila..”

“Anjing anjing.. Kamu cantik banget, sayang.” Puji Sunwoo untuk ke seratus kalinya, dia mengusap keringet tipis di kening dan dada Kyla, sebelum kembali menjilat nipples si cewek.

“Nghh Sunwoo… It feels so good, kamu makin dalem, fuck!” Kedua kaki Kyla melingkar di pinggang Sunwoo.

“Enak ya, sayang? Hm? Aduh bangsat..”

Sunwoo terus menghentakan pinggulnya, kali ini memegang headboard di atas Kyla, selagi ceweknya mengelus badannya, termasuk area “Fuck off”.

Nipples si cowok juga dimainin. “Sunwoo..” Panggil Kyla.

“Hm? Apa, cantik? Kamu gapapa, kan?” Ia menatap Kyla dari atas.

“Ah.. Nanti- Ngh fuck.. Nanti kalo- Ahhhh..” Kyla kesusahan untuk ngomong.

Sunwoo pun mengusap kepala ceweknya, “Pelan-pelan, sayang. Kamu mau ngomong apa?”

“Kalo kamu udah mau cum, ah.. Nanti cum di mulut aku please..” She doesn’t notice kalo Sunwoo menggila banget karena dia meminta hal itu dengan innocent.

“Iya sayang, nanti aku cum di mulut kamu. Promise me to swallow all of it, ya?” Hentakan dipercepat, mereka ngomong aja nyampur sama suara nafas mereka yang ngos-ngosan.

“Promise, Sunwoo. Ah aku deket..”

“Kerasa banget, ay. Makin sempit fuck.. Ah..” Desahan Sunwoo sempet caught Kyla off guard. She lowkey doesn’t want this to end.

Gak lama, Kyla meremas lengan Sunwoo, “Sunwoo, Sunwoo ah anjing!”

“Keluarin. Keluarin semua, yang.” Bisik Sunwoo di telinga Kyla.

Cewek itu memejamkan kedua matanya, masih terus mendesah keenakan.

Setelah melihat pemandangannya, Sunwoo tentunya semakin dekat. “Ay..”

“Ay ahhh.. Makin sange aku ngeliat kamu, bangsat..”

Kyla tau banget itu Sunwoo kalo udah ngelantur pasti semakin dekat dengan klimaksnya.

Beberapa hentakan sebelum Sunwoo mengeluarkan miliknya dan memasukkannya ke dalam mulut Kyla.

Cewek itu memejamkan kedua matanya lagi, so does Sunwoo, tapi cowok itu berusaha keras buat memperhatikan Kyla.

Ia menganga selagi Kyla menghisap semua.

Gak ada kata-kata yang keluar selain desahan dari mulut Sunwoo.

“Ahhh.. Aah bajingannnn… Mmmhh..”

Kyla pun menatap Sunwoo, masih di posisi yang sama.

Detak jantung Sunwoo semakin kenceng melihat ceweknya. “Sayangg..”

Cowok itu decided to take a picture dengan hapenya yang di sebelah Kyla.

Selesai juga.

Kyla mengatur nafasnya selama beberapa menit.

Sunwoo duduk di sebelahnya, caressing her. Dari mengelus kepala, pipi, lengan, paha, pinggang, dan mengecupnya berulang kali dengan soft.

Cowok itu menahan setengah badannya di atas Kyla. “Best sex ever.”

“Sama kamu doang emang.” Bales Kyla, ia merapikan rambut Sunwoo.

Si cowok tertawa pelan sambil meremas pipi Kyla. “Udah mandi padahal.”

“Kalo aku bilang mama-papa buat cancel, gimana? Kita ketemuan besok aja.” Ujar Kyla, ia mengelus lengan Sunwoo yang berada di samping tubuhnya.

“No, sayang. Jangan dong. I’ll take care of you, kok. Nanti kalo susah jalan ya aku gendong, gak enak sama mereka especially mama kamu excited banget buat ketemuan sama aku.” Bales Sunwoo, menatap Kyla dengan dalam.

Ia kembali mengelus pipi Kyla yang kemudian jemarinya digenggam sama si cewek. “Okay fine. Maaf aku ngerepotin ya.”

“Gak ada yang ngerepotin. I’ll do anything for you. I’d kill for you, i swear.” Wajah mereka semakin dekat.

“Ah gak jelas kamu.” Kyla salting, dia menengok ke samping karena gak tahan menatap Sunwoo lama-lama.

Ujung-ujungnya pipinya diremas lagi sama Sunwoo dan diarahin untuk menatap dia lagi. “I love you.” Ia mengecup Kyla dengan cepat sebelum bangun dan menyiapkan air hangat di bathtub.

“Whatever, i love you more.” Kyla memutar bola matanya malas.

Buang-buang air emang.

MarKil : 51 (Alternative Universe, if they never break up)

Baru aja semalem Kyla dan Mark melakukan kegiatan panas sampe berjam-jam, tapo sayang banget Mark hari ini harus latihan bareng anak-anak 127.

Dari siang sampe malem, akhirnya kelar juga latihannya.

Mark ngechat sang cewek, “babe aku udh kelar ya

Respon Kyla membuat cowoknya itu sedikit shock, “okay sayang, aku udh di depan gedung ini

Jelas aja cowok itu cepet-cepet beberes dan menghampiri Kyla yang menjemputnya. Sebenernya tension mereka tinggi, cuman keduanya menahan rasa nafsu ke satu sama lain just because of their upcoming events.

Mark tersenyum sambil menyisir rambutnya ke belakang. “Babe? Kok tau banget aku udah kelar?”

“Tadi aku iseng nanya Bang Jo, terus dia bilang beberapa menit lagi kayaknya kelar, yaudah aku jemput aja tadi sekalian beli ini.” Dengan pede tanpa ekspresi, Kyla memperlihatkan box yang berisi kondom.

Si cowok hanya menelan ludah, terlebih saat dia notice dari jendela mobil yang terbuka fully kalo Kyla memakai atasan ngetat tanpa bra. “Ayo masuk dong, sayang.” Ajak Kyla karena sedari tadi Mark berdiam diri.

“Let me drive, kamu istirahat gih. Your legs masih perih karena semalem kan?” Nah, dibahas juga ujung-ujungnya.

Akhirnya setelah berdebat kecil, Kyla keluar mobil sebelum Mark naik ke driver’s seat. “Mau pangku.” Pinta Kyla, ia memanyunkan bibirnya.

Mark mendengus, “Cih, pantes tadi aku suruh kamu pindah ke sebelah sini malah keluar mobil. Come.” Si cowok menepuk pahanya.

Untung jendela mobil gak terlihat bening dari luar.

Jalanan juga udah mulai sepi.

Mark yang baru nyetir beberapa menit ke arah apart mereka, kena distraction banyak dari sang cewek yang terus menerus bergerak di atas pahanya.

Beberapa kali terdengar hembusan nafas Mark yang dia tahan. “Babe.” Panggilnya, masih nyetir dengan satu tangannya.

“Apa?” Kyla mengelus belakang kepala Mark, meanwhile tangan Mark yang satunya memeluk pinggang sang cewek.

“Kontol aku keras, kerasa gak?”

Tubuh keduanya memanas, Kyla pun meraba milik Mark. “Kerasa banget ini.”

Rahang si cowok mengeras. “Ayo.”

“Ayo apa?” Kyla menahan senyumnya.

“Let’s fuck, sayang.” Ajak Mark, casually sambil nyari tempat sepi.

Kyla memindahkan tangan Mark yang berada di pinggangnya ke salah satu buah dadanya. “Fuck me hard, daddy.”

Balesan Kyla membuat Mark menggigit bibir bawahnya sendiri.

Setelah parkir somewhere around, Mark membuka seatbeltnya. “I knew it, kamu gak mungkin seharian ini gak horny.” Cowok itu terkekeh sebelum menyerbu bibir Kyla.

Lenguhan pelan keluar dari mulut si cewek setelah mereka berciuman selama sepuluh menit lebih. “Daddy fuck, you’re so hot.”

“Daddy’s yours, sayang. Now suck my cock.” Si cowok memundurkan kursinya agar space Kyla di bawah lebih luas.

“Gladly.” Ucap Kyla pelan saat dia udah berada di tengah-tengah kaki Mark.

“Hm? What did you say?” Mark mengangkat dagu Kyla.

“I said gladly, sir.” Jawab Kyla, tangannya mulai meraba.

Sang cowok terkekeh lalu mengecup kening Kyla, “Cute.”

Celana dan boxer Mark diturunin, tangan dan mulut Kyla langsung bekerja naik-turun. Kontak mata mereka semakin lama semakin intense.

Mark mendongak sambil menganga, tangannya mendorong kepala Kyla lebih turun, tangan satunya memegang setiran mobil dengan erat. “Oh fuck, baby, fuck. Aah..”

Untung Kyla udah terlatih, jadi menurut Mark, cewek itu udah terlalu pro dalam hal ini. “Sayang ahhhh, enak banget fuck.. Kerasa ya di tenggorokan kamu? Hm?” Kepala Kyla dielus oleh jemari Mark.

“Sayang, udah. Ah anjing.” Si cowok yang ngeflinch, gak sengaja menaikkan pinggulnya sehingga Kyla tersedak.

Cewek itu sempet batuk, ia mengatur nafasnya sambil bersender di paha Mark. “Punya kamu makin gede, daddy.”

Si cowok meraih wajah Kyla lalu mengecup keningnya. “Maaf, babe. Tadi gak sengaja, i swear. You were doing so fucking good. Udah lama kamu gak ngeblowjob-in aku selama itu.”

“Boleh gak, aku yang pakein kondom?” Si cewek menatap Mark dari bawah dengan innocent, tentunya sang pacar mengeraskan rahangnya lagi. “Tumben banget kamu mau aku pake kondom, biasanya juga enggak.”

“Please?” Satu kata dari Kyla membuat Mark melemah.

Dengan effort, Kyla memasangkannya selagi Mark menahan desah. “Udah, sayang?” Tanya si cowok saat Kyla ingin beranjak naik.

“Udah, daddy. Aku ride kamu, ya?” Izin Kyla, Mark ngebantu buat ngelepas celana yang dipake ceweknya.

“Iya- Fucking hell, daritadi kamu gak pake panties?” Tanya Mark, tatapannya menajam selagi jemarinya mengusap milik Kyla.

“Ah.. Enggak.. Aku copot sebelum kamu turun.”

“Liat nih, your pussy is already wet, padahal jari aku belom masuk.” Mark menghisap jemarinya.

“Langsung pake punya kamu, please? Please banget, i need your cock inside of me.” Kyla rewel sendiri, membuat Mark meremas pipinya. “I heard you, kitten. Be patient.”

Mereka kembali berpagut sambil ngemasukin milik Mark ke dalam Kyla. “Daddy, kamu ganteng banget- Aah..” Kyla meremas biceps cowoknya.

“Daddy’s the lucky one, baby. Look at you. Bisa gila aku ngeliatin kamu kayak gini, fuck.” Sedangkan Mark meremas pinggang Kyla, sesekali bokongnya juga.

Cewek itu bergerak terus, desahannya juga semakin kencang. “Nghh.. You’re so big..”

“No, sayang. I should fuck you harder and more supaya gak sesempit ini- Ahh..” Mark mengerang, ia menghisap bagian spot tertentu di leher Kyla.

Mark menaikkan atasan Kyla supaya dia bisa menghisap buah dadanya. “Fuck, you’re so perfect, kitten.”

“Enak, daddy?” Kyla mulai terengah-engah, dia menjambak rambut Mark.

“I should suck your boobs more often, babe. Enak banget.” Si cowok memejamkan matanya, sambil bantu Kyla bergerak naik turun.

Karena tempo seketika memelan, Mark yang ambil alih, dia menghentakkan pinggulnya ke atas dengan kencang berulang kali. “Mmh, you’re getting tired, aren’t you?” Ledek Mark, ia menggertakkan giginya.

“Fuck, daddy, aku deket.. Mau cum..” Kyla menyender di setiran, tangannya meremas buah dadanya sendiri sebelum meremas lengan Mark yang berada di pinggangnya.

“Fucking whore. My whore.” Mobil udah bergerak karena hentakan Mark.

Kyla pun mencapai klimaksnya, badannya yang bergetar, dipeluk sama kedua lengan Mark.

Keduanya juga mengatur nafas selama beberapa detik.

Kyla mengelus pipi Mark, “Kamu gak cum?”

“Aku tahan tadi. Ayo lanjut, pindah ke belakang.”

Masih merasa horny, Kyla langsung nurut sama perintah Mark barusan. Ia pindah ke kursi belakang dan langsung nge-adjust kursinya itu.

Si cowok pun juga pindah dengan perlahan, ia langsung mengelus bokong Kyla dari belakang. “My good little kitten, let me fuck you hard from behind, boleh ya, cantik?”

“B-boleh daddy- AHH! Anjing!” Kyla auto mendongak saat tiba-tiba milik cowoknya masuk.

Cowok itu menggigit bibir bawahnya sambil bergerak, kedua jemarinya juga meremas dua buah dada Kyla dari belakang, all of his dirty thoughts daritadi, dilanturkan di telinga Kyla. “I can do this all night, baby.”

“Fuck, i can’t.. Lepas kondomnya please? Mau ngerasain kontol kamu langsung.” Kyla menahan desahannya, ia menatap Mark yang masih di samping telinganya.

Mark menampar bokong Kyla lalu menyekiknya dari belakang, “I knew it, again. Kamu tuh emang iseng banget sih segala pake kondom.” Ujar Mark, terkekeh namun nafasnya masih terengah-engah.

Cowok itu mengeluarkan miliknya selama sesaat. Baru mau dilepas sama dia tapi tangan Kyla langsung mendarat di milik Mark lalu melepas kondom yang dipake sedari tadi.

Si cowok membuka kaos sleevelessnya karena udah terlalu panas. Ia mendongak sambil mengatur nafasnya sebelum kembali menghentakkan miliknya ke dalam Kyla lagi.

“Jambak aku, please nghhh.. Feels so fucking good, Markie. I love your cock, maybe a little too much.” Kyla udah gak sadar sama apa yang dia katakan.

“Such a slut you fucking whore. Anjing lah, ahh.. Sayang fuck, you’re the sexiest ever.” Si cowok pun ikut mabok situasi, ia menjambak rambut Kyla dari belakang, hentakannya semakin kencang if it’s possible, apalagi Kyla baru saja memanggilnya dengan nama panggilan yang biasa dipake sehari-hari.

“You’re mine, kitten. Fuck.” Nipples Kyla dimainin sama salah satu jemari Mark.

Cewek itu tanpa sadar mencapai klimaksnya lagi.

Kali ini lebih brutal.

Mark langsung mencapai klimaks saat mengetahui bahwa Kyla baru aja squirt.

Badan keduanya bergetar hebat.

Nafas mereka juga gak ada yang bener.

Dengan susah payah, Mark mengatur posisi supaya dia senderan di pintu yang kekunci (of course), dan mendekap Kyla yang masih gak bisa berkata-kata.

Atasan Kyla dibuka sama Mark. Cowok itu mengelus pundak sampai lengan pacarnya. “Cantiknya aku. You did so well, baby.”

“Besides i like fucking you, kamu extra cantik sumpah. I like you a lot. I love you. Fuck, have my kids, please sayang.” Ujar Mark, dia udah terlalu jatuh cinta. Ia menatap Kyla dengan dalam sambil mengelus kepala dan pipinya.

Kyla memanyunkan bibirnya supaya dikecup Mark. “I love you too, Mark. Thank you juga udah mau ngeladenin aku daritadi.”

Kening Kyla dikecup berkali-kali. “I love that no one else has seen you like this pretty, that no one else has felt you this good before, been inside you. they don't get to have you, but i do. Kamu punya aku, cantik.”

“Iya sayangku, i am all yours, handsome. Lucu banget sih kamu.” Kyla mengelus badan Mark selagi Mark mengelus punggung Kyla.

Keduanya sempet ada little-makeout sesh, “Baby, mau suck your boobs dong. Itu stress relieving banget.” Pinta Mark.

“Sini, sayang.” Kyla mundur sedikit lalu menyender ke kursi mobil seperti biasanya.

Gak ada yang tau mereka lanjut lagi atau enggak.

jawnkyl.3

Di malam itu saat John udah pulang, dia segera masuk ke kamar mandi yang berada di dalam kamarnya dia dan Kyla.

Ia mengetuk pintu, “Yang, aku masuk ya.”

Disaut sama suara Kyla yang agak samar dari dalem, ternyata cewek itu sedang mengikat rambutnya selagi menggigit jepitannya. “Hii..” Sapa Kyla.

John yang tadinya keliatan capek banget, auto tersenyum. “Hi sayang, awas handuknya jatoh.” Punggung Kyla dielus lalu puncak kepalanya dikecup sama John.

“Ya kan mau dibuka juga atuh pak.”

Kyla berlagak santai padahal dia lagi menahan diri untuk minta sesuatu. Badannya memanas saat John seketika naked udah bersiap untuk mandi.

Mereka pun mandi bersama sembari mini life update.

Saat shower dimatikan, Kyla mengacak pelan rambut John, lalu tangannya mengelus dada cowok itu yang ada tato barunya. “Bagus.”

John terkekeh selagi mengelus lengan Kyla yang masih memegang torsonya. “Next tattoo aku mau kamu yang design deh.”

Keduanya berbincang sebentar sebelum keluar dari shower area, sampai akhirnya mereka tertidur. Yang satu pules yang satu malah gak bisa tidur, alhasil begadang sendiri.

Bangun-bangun, Kyla dibuat deg-degan karena dia sendiri lupa kalo cowoknya yang shirtless itu ada tato baru, untung John masih tidur nyenyak.

Karena gak tenang, Kyla mau coba keluar, tapi pinggangnya diraih sama lengan John. “Stay here, bentar aja.”

Jelas aja shock, tapi Kyla menuruti permintaan John. Si cowok mendusel ke belakang leher Kyla, “Hm, wangi.” Suara serek John keluar, cewek itu otomatis merinding.

“Aku mau bersih-bersih bentar, yang. Sekalin bikin sarapan.”

“Okay then.” Sang cowok stretching pagi kayak biasanya.

Another trigger, Kyla mendengar suara ‘groan’ dari mulut John, makin kesini makin gak kuat, tapi masih ditahan sama dia.

John yang memperhatikan ceweknya sempet salting, terkekeh pelan, ia tersenyum miring.

Gak sampe 20 menit Kyla di kitchen island, John keluar. “Yang, tadi aku hampir pake sikat gigi kamu masa hahaha..”

“Dasar hahaha, belom bangun itu.” Kyla menuangkan kopi ke gelas mereka berdua.

“Lagian sama warnanya.”

“John, ish pake baju dulu sanaa.. Dingin tau.” Kyla merengek saat John memeluknya dari belakang.

Si cowok menahan senyumnya lalu mengelus dua buah dada Kyla, ngetease dikit. “Dingin tapi kamu juga gak pake bra ini.”

“Astaga, yang..” Kyla kembali dibuat merinding.

Leher Kyla kembali dikecup sama John dari belakang. “Masih pagi udah cantik banget sih.”

“Johnnnn..”

“Apaaa?”

“Ah, kamu sengaja ya?” Kyla balik badan supaya bisa tatap-tatapan sama sang pacar, berujung dikunci dengan kedua tangan John yang berada di kanan-kiri badan Kyla.

Si cowok mendekat ke wajah Kyla, “Sengaja apa, hm?”

Bibir Kyla sempet dikecup beberapa kali.

Kyla memeluk pinggang cowoknya, selagi melumat bibir John. Akhirnya.

Keduanya berpagut selagi jalan mengarah ke depan kamar. “Mau kamu.” Ucap Kyla di sela-sela ciuman, bibir mereka masih bersentuhan.

“I know, baby.” Pipi Kyla dikecup lalu John kembali memagut cewek itu sambil menuntun mereka ke dalem kamar.

Pintu ditutup.

Tau-tau Kyla udah di ujung kasur mereka. “Kenapa kamu tahan sih dari semalem?” Tanya John, ia jongkok, menatap Kyla dengan dalam dari bawah.

Cewek itu menahan senyumnya, “Pokoknya kalo kamu lagi capek, aku gak mau bilang.”

John mengelus kedua paha Kyla. “I told you kan, yang, i’ll do anything to make you-“

“Bukan gitu, sayang. Selain aku gak mau kamu tambah capek, aku tuh gak mau jadi setengah-setengah have sex nya.” Jawab Kyla dengan jujur.

“Gak mau cepet selesai kan maksud kamu?” John tau betul ceweknya itu.

Celana pendek dan daleman Kyla diturunin, “You’re fucking soaked.” Ujar John dengan halus, tapi bikin Kyla makin gila.

“Suck me, please..” Kyla munduran sedikit.

John mengeraskan rahangnya, “As you wish, kitten.”

Tanpa basa-basi lagi, John maju dan menghisap apa yang ada di depannya dengan lumayan brutal. “Sayang, you look so pretty.” Ujar John di sela-sela kegiatannya.

Kyla menjambak pelan rambut si cowok. “Please don’t stop, John.. Aduh..”

“I won’t, kalo kamu gak minta.” Si cowok semakin dalam, tanpa sadar ia meremas paha Kyla.

Si cewek mendongak sebentar sebelum menatap John lagi. “Ah, yang- Ahhh..”

John menghisap nonstop sampe Kyla mencapai klimaksnya. “Fuck..” Cewek itu terengah-engah sebelum memagut John lagi dari atas.

Bibir keduanya sampe basah. “Kamu enak banget, cantik. I wanna taste you all over again.” John perlahan naik, agak bungkuk supaya masih bisa lanjut makeout dengan ceweknya dari atas kali ini.

Leher Kyla digenggam oleh tangan John.

Si cewek kemudian menggelengkan kepalanya, seakan-akan menolak kalimat John barusan. “Aku maunya punya kamu langsung.” Giliran si cewek yang pelan-pelan naik, sambil mengecup abs si cowok, The Devils Favorite, sampe tato barunya, terakhir di leher sebelum ke bibirnya lagi.

John terkekeh padahal masih ngos-ngosan, lalu meremas bokong Kyla, “My dirty kitten.”

Cowok itu mengarahkan tangan Kyla ke miliknya. “Mau ini kan?”

Tanpa ngeliat, Kyla tersenyum. “Damn right, kalo bisa sedalem mungkin.”

Karena semakin frontal, John juga jadi ikutan greget sama situasi sekarang. Ia pun melepas kolornya, lalu menggendong Kyla sampai punggung Kyla nempel sama tembok.

Dengan cepat, John thrusts his hips ke atas, masuk sedalam-dalamnya. “Fuck- Ah bangsat..” Geram cowok itu.

Pundak John diremas kenceng oleh jemari Kyla, kepalanya di ceruk leher si cowok. “Sayang..”

“Apa, sayang? Ahh..” John menggigit bibir bawahnya dan memejamkan kedua matanya.

“Aduh ini dalem banget fuckkk.. I’ve been waiting for this. Kamu gede banget, aah..” Kyla menjambak rambut John terus.

Hentakan semakin cepat dan kencang. “Fucking hell, my baby’s cunt is so tight..” John bergumam sendiri, ia menggertakkan giginya.

Kaos John yang dipake Kyla dilepas sama dirinya sendiri. “Daddy nghh..” Kyla kelepasan ngomong itu sebenernya, but, oh well.

But the problem is, John sama sekali gak memelankan tempo, tapi semakin agresif.

Kyla sampe mencakar punggung dan pundak sang lelakinya. “Ah, anjing.. John- Fuck.. Ini kerasa banget..”

“Feels good kan, sayang? I’m going insane seeing you like this, fuck.” John mendongak sekilas sebelum mencium dada Kyla.

Unexpected banget, salah satu tangan John menarik rambut Kyla dari belakang supaya cewek itu mendongak.

Leher Kyla dijilat oleh cowok itu dari bawah sampe atas sebelum memagut bibirnya. Mereka berpagut sampe beberapa menit.

Kyla ngeflinch saat John ngehentak lebih kenceng (if it’s possible). “You okay, baby?” John menjauh untuk menatap Kyla.

“Deeper please, daddy.. Aku udah deket. Cum bareng aku ya, please? Di dalem.” Mata Kyla yang berkaca-kaca itu semakin membuatnya keliatan innocent, padahal jauh dari kata itu.

Si cowok menyisir rambutnya ke belakang dengan agresif, ia frustasi. “For fuck’s sake, ah.. You’re my needy slut, sayang. My only one.. Shit...” John memejamkan kedua matanya lagi.

Beberapa hentakan, John beneran berusaha keras buat lebih dalem lagi, sampe Kyla lemes tapi masih mendesah, of course.

Rahang John dielus oleh jemari Kyla. “Sayang, ini- Nghh aku kayaknya mau.. Squirt..”

“You’re killing me, kitten.” John memukul tembok pelan.

Keduanya bertatapan dengan intense.

Kyla pun mencapai puncaknya.

“God.” Geram John pelan, ia mengeraskan rahangnya lagi.

The floor is definitely wet.

Mereka meredamkan situasi dengan berpagut lama, John mengelus tubuh Kyla yang masih di gendongannya itu. “Sorry ini random, but have my kids, please?” Ujar John.

“John apaan sih?” Kyla terkekeh, ia mengusap belakang leher John yang sedang mendusel di ceruk leher ceweknya.

“I’m in love with you, no joke. Ini overload banget, sayang. I admire everything about you, fuck.” John ikutan terkekeh untuk kesekian kalinya.

“The feeling’s mutual, John. I swear.”

“I love you, baby.” John mengecup kening dan bibir Kyla.

“I love you, sayangku.” Bales Kyla, John salting sampe lupa mereka gak berubah posisi daritadi.

Punggung John ditepuk-tepuk. “Kok diem? Turunin aku dong, kamu gak pegel apa?”

“Not at all. Kalo bisa stay di posisi kayak gini sampe kapanpun, aku mau.” John menggesekkan hidungnya dengan hidung Kyla selagi nose scrunch.

Mereka saling mengecup setelah itu.

“Keluarin ih, kamu mah.” Kyla salting sendiri, pipinya merah ngeliat milik keduanya masih nyatu.

“Enak begini.”

“Johnnn!”

“Hahahah, iya iya, cantikku. Sini cium lagi.”

Ding dong!

“Kidsss! I’m homee!” Suara Ian terdengar, gimmick menjadi bapak dua orang di dalam kamar itu.

HeeKil #5

Demi fokus rapat, Kyla beneran menyalakan DND di hapenya. Melihat ceweknya sendiri, Heeseung menahan senyumnya sampe ditepok pelan sama Jaehyuk. “Bro, lo kenapa?”

“Cewek gua, biasa.” Heeseung tertawa pelan sambil menggeleng-geleng ke Jaehyuk.

“Hahaha gila, jangan digangguin ege. Nanti ilang fokus.” Jaehyuk merangkul temannya itu, ikutan heran sama kelakuan dua anaknya yang emang agak gila.

Sepulang dari kampus, Heeseung gak ada hentinya senyum-senyum, untung Kyla yang kecapean daritadi, tidur lelap di passenger’s seat.

Saat sudah sampai di apart, Heeseung mengusap kepala Kyla lalu mengecup keningnya. “Sayang? Bangun yuk.”

“Hngg.. Iya..” Kyla mengucek matanya.

“Kecapean, hm? Udah enak belom tidurnya?” Kini Heeseung mengelus paha Kyla.

Karena belom kekumpul nyawanya, Kyla hanya mengangguk. Kayaknya lupa sama chat dia sama Heeseung tadi.

Beberapa menit kemudian, mereka akhirnya naik ke kamar.

Heeseung menaruh tas dan barang-barang mereka di meja ruang tengah.

Baru aja Heeseung mau ajak ngomong Kyla, tapi cewek itu yang baru buka hapenya, ditelfon sama temennya. “Bentar ya, Hee. Ini Kyra telp.”

“Okay, aku di kamar.” Plan is going well, Heeseung seneng minta ampun.

Cewek-cewek berbincang sesaat. “Yaudah nanti kabarin aja ya, Ky.” Ujar Kyla sebelum dimatiin telpnya.

Cewek itu daritadi mencari spot jauh dari kamar, sampe dimute sama dia beberapa kali karena dia notice kalo Heeseung lagi mendesah. Entah karena apa.

Bener aja, saat ngecek, Heeseung dalam keadaan setengah telanjang di atas kasur, senderan di headboard kasur, sedang bermain dengan miliknya.

Ditambah kepala cowok itu mendongak, kedua matanya terpejam. “Fuck..” Desahnya gak ditahan sama sekali.

Kyla masuk gitu aja. “Hee? What the fuck?”

“Apa- Ahh apa sayang?” Heeseung menengok ke arah Kyla.

Sempet salah fokus ke milik Heeseung berkali-kali, badan Kyla jadi panas sendiri ngeliatnya. Dan udah pasti makin basah.

“Kenapa, hm? Mau bantuin aku?” Heeseung tersenyum miring walau terengah-engah.

Melihat Kyla yang langsung melepas baju, celana, daleman sehingga full-naked, Heeseung tertawa sampe mendongak, masih mengocok. “Hahaha, slut.”

Gak sampe 10 detik, Kyla udah ada di sela-sela kaki Heeseung. “Mine.” Ujar cewek itu, ia segera mengocok dan menghisap milik cowok itu yang masih keras.

Heeseung flinched a bit, “Ah.”

Kyla beneran sebrutal itu ngelakuinnya, si cowok inisiatif memegang rambut Kyla, lowkey ngejambak. “Kontol aku kegedean ya, cantik? Sampe gak muat di mulut kamu.”

Si cewek berhenti sesaat, tapi tangannya terus bekerja naik turun. “Bisa serek aku, Hee.”

“Terus gimana? Aku mau ngeluarin sekarang.” Pinta Heeseung, nadanya sengaja dimanjain.

“You’re not gonna cum with me?” Kyla memanyunkan bibirnya.

“Aku maunya sekarang.” Ujar Heeseung, mengelus pipi Kyla.

“I want you to fuck me up so badly, Hee. Aku horny terus dari kemaren gara-gara kamu, please banget.” Kocokan Kyla memelan, dia masih gak percaya.

Si cowok menahan senyumnya, “Basah banget, yang.” Sengaja banget Heeseung mengusap milik Kyla dengan dengkulnya.

Kyla reflek remes paha Heeseung, “Hee..”

“Hm?” Heeseung menarik Kyla lebih dekat dengannya, lama kelamaan bibir mereka menyatu.

Karena milik mereka udah bertemu beberapa kali, otomatis Heeseung adjust posisi biar miliknya masuk ke dalem Kyla.

Pundak Heeseung diremas sama jemari Kyla. “Ssshh, ahh..”

“Hee, fuck..”

Heeseung juga meremas bokong dan salah satu buah dada Kyla. “Sayang, minggu ini udah keempat kali, kamu masih sempit loh.”

Kyla mengelus dan memegang wajah Heeseung dengan kedua telapak tangannya. “Heeseung ahhh.. Kamu ganteng banget sayangg..”

Tempo Kyla semakin cepet, bokongnya ditampar sama Heeseung yang gemes. “Doing so good, baby.”

“Ah thank you, sir.” Kyla mengecup rahang Heeseung, sebelum menatapnya lagi.

Heeseung menatap Kyla dengan dalam, slightly smiling, “Cantik.” Ujarnya.

Kyla mendesah terus menerus, kini memasukkan dua jemarinya ke dalam mulut Heeseung, otomatis dihisap sama sang cowok.

Suara kulit mereka yang menyatu semakin terdengar, apalagi whimpers, groans, moans, name it all, keluar dari mulut mereka.

Area mulut dan jemari Kyla basah, tentunya. “You’re the hottest, sir.”

“So are you, my slut. The fucking prettiest, kamu enak banget ah anjing...” Heeseung mendesah sebelum menghisap buah dada Kyla secara bergantian.

Masih belom menyerah, Kyla terus bergerak.

Tapi yang nyerah malah Heeseung, ia memutar balik posisi jadi seperti biasa, dia sendiri yang di atas Kyla.

Leher ceweknya dicekik, “You look so good beneath me, sayang.”

“Nghh, Hee.. Sir, aku mau liat badan kamu please..”

“Nanti aja.” Bales Heeseung, ia terkekeh.

Kini kedua tangan Kyla berada di atas kepalanya, ditahan sama satu tangan Heeseung. “Prettiest view ever, aaah gila..” Cowok itu gak sengaja merem beberapa detik karena keenakan.

Air mata Kyla keluar, “Sir, please.. Mau liat badan kamu, please banget.. Ahh, i beg you.”

“Hm, i knew you would beg like a fucking whore.” Heeseung melumat bibir Kyla, di sela-sela ciuman dia sambil melepas kaosnya.

Masih berpagut, Kyla meraba leher, dada, sampe abs milik si cowok. “Ah, punya aku.”

“Iya sayang, emang punya kamu. All yours my baby.” Bibir bawah digigit sama Heeseung saat cowok itu menjauh.

Karena hentakan gak ada hentinya daritadi, Kyla udah gak kuat lagi. “Hee..”

“Hm? Apa, sayang? Sakit?”

“Aku- Ah aku mau keluar..” Kali ini Kyla menggenggam tangan Heeseung.

“Keluarin sayang.”

“Aku mau squirt.” Ujar Kyla, menatap Heeseung dengan dalam.

Cowok itu tersenyum miring sambil mengeraskan rahangnya. “Do it, sayang. Ah bangsat, i’m going insane- Fuck fuck fuck..”

Heeseung yang peka, mengecup Kyla beberapa kali.

Paha cewek itu bergetar, kali ini beneran kerasa banget sampe Heeseung nyaris berhenti. “Ah anjing, sayang.. Baby, are you okay? Enak, hm?”

Kyla hanya mengangguk.

Pipi cewek itu kena tampar sebelum diremas. “My naughty baby, kalo udah gak kuat, bilang aku.”

“Keep going, cum inside of my pussy, atau di mulut aku juga gapapa.” Kyla udah terlalu lemes, dia cuman bisa ngomong gitu.

Hentakan semakin kenceng, dan setelah berbulan-bulan, decitan kasur Heeseung berubah jadi suara Krak! di bagian kasur yang patah.

Mereka bertatapan, walau Kyla lemas tapi keduanya saling tersenyum.

Heeseung menyatukan jemarinya dengan jemari Kyla, dua-duanya di kanan-kiri badan Kyla. “Fuck, i’m cumming..”

“Cum, sayang..” Kyla mengecup rahang Heeseung lagi.

Mereka makeout beberapa menit sebelum Heeseung menatap ceweknya yang masih merem. “Cantik banget pacar aku, makasih, sayang.”

“You’re my roman empire, sayang. Your afterglow makin nambah, astagaaa.” Heeseung mendusel ke ceruk leher Kyla.

Cewek itu mengelus sekalian mengusap keringet belakang kepala Heeseung. “Thank you, Hee. Maaf aku kurang gerak.”

“Jangan minta maaf, please, kamu makin hari makin enak, tau.” Pipi Kyla dikecup.

“Kamu juga ganteng banget, Hee. Gak bakal bosen ngeliatin kamu, especially when you’re on top of me.”

“Thank you, baby.” Ucap Heeseung sebelum turun ke bawah.

“Ngapain, yang?” Kyla setengah bangun.

Heeseung menatapnya lewat sela-sela kaki Kyla, “Jadwal aku ganti sprei hari ini sebenernya, so let me suck your pussy, biar basahin aja sekalian.”

“Heeseung for fuck’s sake! Ah anjing..” Kyla belom ngeiyain, Heeseung main gas aja.

Rambut cowok itu dijambak kenceng sama jemari Kyla.

Untung Heeseung berhasil ngerem (kali ini), jadi Kyla bisa istirahat sambil dikasih aftercare sama sang pacar.

Makan malem mereka sesuai request Kyla, sambil deep talk juga selagi Heeseung menyuapi ceweknya.

Ngeliat Kyla yang kini mau membaca buku sebentar, Heeseung menatapnya. “Sayang, dua ronde main GTA sama Jaehyuk, boleh gak? Tapi aku main disini.”

“Udah janjian sama Jaehyuk?” Kyla menatap Heeseung balik yang sedang duduk di sebelahnya, agak di tepi kasur.

“Aku mau ngajak ini.”

“Boleh besok aja gak? Sekarang istirahat, Hee, kamu capek itu, sayang. Sini tiduran di paha aku. Besok mainnya yaa, aku gak bakal ganggu.”

“Okay, sayang. Gapapa juga kalo mau ganggu aku besok, hehehe.”

“Caper, dasar.” Kyla mengelus kepala Heeseung yang udah ada di pahanya.

Besoknya Kyla titip absen, begitu juga dengan Heeseung yang agak susah jalan.

HeeKil #5

Demi fokus rapat, Kyla beneran menyalakan DND di hapenya. Melihat ceweknya sendiri, Heeseung menahan senyumnya sampe ditepok pelan sama Jaehyuk. “Bro, lo kenapa?”

“Cewek gua, biasa.” Heeseung tertawa pelan sambil menggeleng-geleng ke Jaehyuk.

“Hahaha gila, jangan digangguin ege. Nanti ilang fokus.” Jaehyuk merangkul temannya itu, ikutan heran sama kelakuan dua anaknya yang emang agak gila.

Sepulang dari kampus, Heeseung gak ada hentinya senyum-senyum, untung Kyla yang kecapean daritadi, tidur lelap di passenger’s seat.

Saat sudah sampai di apart, Heeseung mengusap kepala Kyla lalu mengecup keningnya. “Sayang? Bangun yuk.”

“Hngg.. Iya..” Kyla mengucek matanya.

“Kecapean, hm? Udah enak belom tidurnya?” Kini Heeseung mengelus paha Kyla.

Karena belom kekumpul nyawanya, Kyla hanya mengangguk. Kayaknya lupa sama chat dia sama Heeseung tadi.

Beberapa menit kemudian, mereka akhirnya naik ke kamar.

Heeseung menaruh tas dan barang-barang mereka di meja ruang tengah.

Baru aja Heeseung mau ajak ngomong Kyla, tapi cewek itu yang baru buka hapenya, ditelfon sama temennya. “Bentar ya, Hee. Ini Kyra telp.”

“Okay, aku di kamar.” Plan is going well, Heeseung seneng minta ampun.

Cewek-cewek berbincang sesaat. “Yaudah nanti kabarin aja ya, Ky.” Ujar Kyla sebelum dimatiin telpnya.

Cewek itu daritadi mencari spot jauh dari kamar, sampe dimute sama dia beberapa kali karena dia notice kalo Heeseung lagi mendesah. Entah karena apa.

Bener aja, saat ngecek, Heeseung dalam keadaan setengah telanjang di atas kasur, senderan di headboard kasur, sedang bermain dengan miliknya.

Ditambah kepala cowok itu mendongak, kedua matanya terpejam. “Fuck..” Desahnya gak ditahan sama sekali.

Kyla masuk gitu aja. “Hee? What the fuck?”

“Apa- Ahh apa sayang?” Heeseung menengok ke arah Kyla.

Sempet salah fokus ke milik Heeseung berkali-kali, badan Kyla jadi panas sendiri ngeliatnya. Dan udah pasti makin basah.

“Kenapa, hm? Mau bantuin aku?” Heeseung tersenyum miring walau terengah-engah.

Melihat Kyla yang langsung melepas baju, celana, daleman sehingga full-naked, Heeseung tertawa sampe mendongak, masih mengocok. “Hahaha, slut.”

Gak sampe 10 detik, Kyla udah ada di sela-sela kaki Heeseung. “Mine.” Ujar cewek itu, ia segera mengocok dan menghisap milik cowok itu yang masih keras.

Heeseung flinched a bit, “Ah.”

Kyla beneran sebrutal itu ngelakuinnya, si cowok inisiatif memegang rambut Kyla, lowkey ngejambak. “Kontol aku kegedean ya, cantik? Sampe gak muat di mulut kamu.”

Si cewek berhenti sesaat, tapi tangannya terus bekerja naik turun. “Bisa serek aku, Hee.”

“Terus gimana? Aku mau ngeluarin sekarang.” Pinta Heeseung, nadanya sengaja dimanjain.

“You’re not gonna cum with me?” Kyla memanyunkan bibirnya.

“Aku maunya sekarang.” Ujar Heeseung, mengelus pipi Kyla.

“I want you to fuck me up so badly, Hee. Aku horny terus dari kemaren gara-gara kamu, please banget.” Kocokan Kyla memelan, dia masih gak percaya.

Si cowok menahan senyumnya, “Basah banget, yang.” Sengaja banget Heeseung mengusap milik Kyla dengan dengkulnya.

Kyla reflek remes paha Heeseung, “Hee..”

“Hm?” Heeseung menarik Kyla lebih dekat dengannya, lama kelamaan bibir mereka menyatu.

Karena milik mereka udah bertemu beberapa kali, otomatis Heeseung adjust posisi biar miliknya masuk ke dalem Kyla.

Pundak Heeseung diremas sama jemari Kyla. “Ssshh, ahh..”

“Hee, fuck..”

Heeseung juga meremas bokong dan salah satu buah dada Kyla. “Sayang, minggu ini udah keempat kali, kamu masih sempit loh.”

Kyla mengelus dan memegang wajah Heeseung dengan kedua telapak tangannya. “Heeseung ahhh.. Kamu ganteng banget sayangg..”

Tempo Kyla semakin cepet, bokongnya ditampar sama Heeseung yang gemes. “Doing so good, baby.”

“Ah thank you, sir.” Kyla mengecup rahang Heeseung, sebelum menatapnya lagi.

Heeseung menatap Kyla dengan dalam, slightly smiling, “Cantik.” Ujarnya.

Kyla mendesah terus menerus, kini memasukkan dua jemarinya ke dalam mulut Heeseung, otomatis dihisap sama sang cowok.

Suara kulit mereka yang menyatu semakin terdengar, apalagi whimpers, groans, moans, name it all, keluar dari mulut mereka.

Area mulut dan jemari Kyla basah, tentunya. “You’re the hottest, sir.”

“So are you, my slut. The fucking prettiest, kamu enak banget ah anjing...” Heeseung mendesah sebelum menghisap buah dada Kyla secara bergantian.

Masih belom menyerah, Kyla terus bergerak.

Tapi yang nyerah malah Heeseung, ia memutar balik posisi jadi seperti biasa, dia sendiri yang di atas Kyla.

Leher ceweknya dicekik, “You look so good beneath me, sayang.”

“Nghh, Hee.. Sir, aku mau liat badan kamu please..”

“Nanti aja.” Bales Heeseung, ia terkekeh.

Kini kedua tangan Kyla berada di atas kepalanya, ditahan sama satu tangan Heeseung. “Prettiest view ever, aaah gila..” Cowok itu gak sengaja merem beberapa detik karena keenakan.

Air mata Kyla keluar, “Sir, please.. Mau liat badan kamu, please banget.. Ahh, i beg you.”

“Hm, i knew you would beg like a fucking whore.” Heeseung melumat bibir Kyla, di sela-sela ciuman dia sambil melepas kaosnya.

Masih berpagut, Kyla meraba leher, dada, sampe abs milik si cowok. “Ah, punya aku.”

“Iya sayang, emang punya kamu. All yours my baby.” Bibir bawah digigit sama Heeseung saat cowok itu menjauh.

Karena hentakan gak ada hentinya daritadi, Kyla udah gak kuat lagi. “Hee..”

“Hm? Apa, sayang? Sakit?”

“Aku- Ah aku mau keluar..” Kali ini Kyla menggenggam tangan Heeseung.

“Keluarin sayang.”

“Aku mau squirt.” Ujar Kyla, menatap Heeseung dengan dalam.

Cowok itu tersenyum miring sambil mengeraskan rahangnya. “Do it, sayang. Ah bangsat, i’m going insane- Fuck fuck fuck..”

Heeseung yang peka, mengecup Kyla beberapa kali.

Paha cewek itu bergetar, kali ini beneran kerasa banget sampe Heeseung nyaris berhenti. “Ah anjing, sayang.. Baby, are you okay? Enak, hm?”

Kyla hanya mengangguk.

Pipi cewek itu kena tampar sebelum diremas. “My naughty baby, kalo udah gak kuat, bilang aku.”

“Keep going, cum inside of my pussy, atau di mulut aku juga gapapa.” Kyla udah terlalu lemes, dia cuman bisa ngomong gitu.

Hentakan semakin kenceng, dan setelah berbulan-bulan, decitan kasur Heeseung berubah jadi suara Krak! di bagian kasur yang patah.

Mereka bertatapan, walau Kyla lemas tapi keduanya saling tersenyum.

Heeseung menyatukan jemarinya dengan jemari Kyla, dua-duanya di kanan-kiri badan Kyla. “Fuck, i’m cumming..”

“Cum, sayang..” Kyla mengecup rahang Heeseung lagi.

Mereka makeout beberapa menit sebelum Heeseung menatap ceweknya yang masih merem. “Cantik banget pacar aku, makasih, sayang.”

“You’re my roman empire, sayang. Your afterglow makin nambah, astagaaa.” Heeseung mendusel ke ceruk leher Kyla.

Cewek itu mengelus sekalian mengusap keringet belakang kepala Heeseung. “Thank you, Hee. Maaf aku kurang gerak.”

“Jangan minta maaf, please, kamu makin hari makin enak, tau.” Pipi Kyla dikecup.

“Kamu juga ganteng banget, Hee. Gak bakal bosen ngeliatin kamu, especially when you’re on top of me.”

“Thank you, baby.” Ucap Heeseung sebelum turun ke bawah.

“Ngapain, yang?” Kyla setengah bangun.

Heeseung menatapnya lewat sela-sela kaki Kyla, “Jadwal aku ganti sprei hari ini sebenernya, so let me suck your pussy, biar basahin aja sekalian.”

“Heeseung for fuck’s sake! Ah anjing..” Kyla belom ngeiyain, Heeseung main gas aja.

Rambut cowok itu dijambak kenceng sama jemari Kyla.

Besoknya Kyla titip absen, begitu juga dengan Heeseung yang agak susah jalan.

alt. heekil 5

jekkw