a story to tell

narasi bagian lima dari Friends with Benefits, a semisuna omegavers story

Entah sudah berapa lama lima sekawan itu habiskan waktu bermain di kos-kosan milik Rintarou, pada akhirnya satu persatu dari mereka harus pamit untuk pulang ke rumah masing-masing. Hingga menyisakan Rintarou dan Kenma yang masih setia berada di kos Rintarou. Kenma masih sibuk bermain dengan ponselnya ketika tiga kawannya yang lain berpamitan pulang.

“Meng, lo nggak ikut balik?” tanya Rintarou kemudian.

Kenma melirik sekilas Rintarou, kemudian fokus kembali dengan ponselnya. “Lo ngusir gue apa gimana?” tanya Kenma kemudian.

Rintarou mendengus, “bukan maksud gue gitu!” tukas Rintarou. “Biasanya, kan, lo kalau yang lain balik juga ikutan balik,” komentar Rintarou.

“Hmm. Bentar mau main bentar lagi, nanggung,” jawab Kenma.

“Lo itu game terus, deh! Ati-ati tuh mata lo sakit,” ucap Rintarou. Kenma tidak menanggapi ucapan Rintarou, ia tetap fokus dengan layar ponselnya.

Cukup lama mereka terdiam dalam keheningan, Rintarou dengan ponselnya membuka-buka aplikasi sosial media yang ia punya dan tentu saja Kenma dengan gamenya. Rintarou mencuri pandang ke arah Kenma, memperhatikan jika saja ia mempunyai celah untuk berbicara dengan temannya itu.

“Lo kenapa, sih?” Kenma bertanya, menurunkan ponselnya kemudian menatap ke arah Rintarou.

“Kenapa apanya?” tanya Rintarou balik.

“Lo dari tadi ngelirik gue mulu. Kenapa lo? Mau ngomong apa?” tanya Kenma.

Rintarou terdiam selama beberapa saat. Sepertinya Kenma menyadari jika memang Rintarou ingin menceritakan sesuatu kepada Kenma. “Hehe, nyadar, ya?” tanya Rintarou.

Kenma mendengus, “gimana nggak sadar kalau dari tadi lo ngelirik ke gue mulu!” tukas Kenma. “Kenapa?” tanya Kenma.

Rintarou membenarkan posisi duduknya menjadi menghadap Kenma, menyamankan diri sebelum mulai bercerita. “Meng, gue pengen cerita, deh,” ucap Rintarou, “tapi jangan salty-in gue, ya!” tukas Rintarou kemudian.

Kenma mengernyit, “tergantung. Kalau lo kelewat tolol ya tetep bakal gue salty-in,” jawab Kenma.

Rintarou cemberut, “ya jangan dong! Gue berniat cerita ke lo soalnya pasti lo nggak bakal se-salty Atsumu atau segalak Kaashi!” tukas Rintarou.

“Ya udah buru mau cerita apa lo!”

“Tapi bener ya, jangan salty!” tukas Rintarou.

“Gue bilang tergantung cerita lo!” jawab Kenma.

Rintarou mengambil napas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. “Jadi, beberapa hari ini kayaknya gue lagi kena sial, deh. Soalnya gue sering banget ketemu sama ini cowok. Mana dia nyebelin banget!” Rintarou memulai cerita.

Kenma mengernyit, “sama siapa?” tanya Kenma.

“Itu yang kemarin kita pernah ketemu waktu di kafe, band yang manggung itu. Vokalisnya,” jawab Rintarou.

“Semi?” tanya Kenma. Rintarou mengangguk. “Kenapa sama dia?” tanya Kenma.

“Ya lo tau sendiri ceritanya gimana. Tadi juga gue udah cerita kan kenapa gue nggak bisa ikut kalian nongkrong kemarin. Nah, masalahnya tuh habis itu!” tukas Rintarou.

“Lo nggak ngewe sama dia, kan?” tuduh Kenma.

Rintarou mendengus, “nggak! Ngawur aja lo!” tukas Rintarou.

“Terus?”

“Nah ini! Gue emang kemarin nggak ngewe sama si Semi ini. Tapi habis itu dia asal nyeplos banget ngajakin gue jadi fwb dia,” jelas Rintarou.

“Hah? Lah! Sama aja dia ngajak ngewe lo!” tukas Kenma. “Apaan coba esensi ngajak fwb-an kalau ujungnya nggak ngewe! Terus lo jawab apa?”

Rintarou terdiam sesaat. Melihat diamnya Rintarou, Kenma mendengus; tampak sudah tahu apa jawaban temannya itu. “Lo terima?” tanya Kenma. Rintarou mau tidak mau mengangguk patah-patah. “Lo gila apa gimana, sih?” tanya Kenma terdengar kesal. “Lo sadar kan lo itu omega, si Semi juga gue tau dia tuh alpha. Alpha sama omega fwb-an tuh tujuannya mau ngapain coba? Lo mau beranak sama dia? Atau lo pengen diklaim sama alpha?” tanya Kenma.

“Semi bilangnya nggak bakal klaim gue kok! Dia juga bilang bakal kasih gue kalung biar dia nggak bisa gigit gue!” tukas Rintarou. “Karena ini fwb, kita berdua sama-sama untung kok. Selama ini gue main sama beta nggak bisa sepenuhnya puas, Osamu masih harus bantuin gue pakai feromon dia. Kalau mau pakai supresan, lo tau sendiri setrauma apa gue sama tuh obat!” tukas Rintarou.

“Ya walaupun Semi bilang gitu, lo percaya gitu aja?” tanya Kenma. “Dia alpha, Sun! Lo tau sendiri alpha itu gimana! Nggak semua alpha itu licik, iya! Tapi sebagian besar yang ada tuh gimana? Lo pikir aja kenapa mantan lo nggak mau putus dari lo? Ya karena itu udah insting alpha kalau punya omega mana mau dia lepas gitu aja! Lo mau cari penyakit sama Semi?” tanya Kenma.

Rintarou mendadak kesal mendengar segala ucapan Kenma yang menurutnya sangat mengguruinya. Rintarou hanya ingin bercerita tentang keresahannya kepada Kenma yang menurutnya bisa menjadi pendengar yang baik, namun ia justru mendapatkan ceramahan seperti itu dari Kenma.

“Lo tuh beta, Ken! Lo mana ngerti rasanya sakit waktu heat! Gue cuma pengen menjalani heat tanpa kesakitan banget! Mumpung ada yang mau bantuin, ya masa gue tolak!” tukas Rintarou.

Kenma terdiam, ia menatap wajah Rintarou. Cukup lama sampai akhirnya Kenma bangkit dari duduknya, kemudian mengemasi barang-barangnya.

“Iya, Sun, lo bener. Gue Cuma beta. Gue nggak tau rasanya jadi omega, apalagi alpha,” ucap Kenma.

“Me-meng—”

“Gue balik aja kalau gitu!”

Rintarou gelagapan, ia ikut berdiri dari duduknya mencoba menyusul Kenma. “Ken—”

“Gue nggak akan ikut campur masalah fwb-an lo sama Semi. Tapi gue cuma mau bilang, hati-hati aja sama alpha!” tukas Kenma.

Rintarou hanya bisa terdiam menatap kepergian Kenma dari kos-kosannya. Salahkah Rintarou menceritakan tentang kesepakatan friends with benefit-nya kepada Kenma?

tbc