cemburu

narasi bagian tiga puluh empat dari Dua Sisi, a Suna Rintarou harem story


Tooru sesekali melirik ke arah Rintarou yang terlihat sibuk mengetik sesuatu di ponselnya. Rintarou terlalu fokus dengan kegiatan itu sampai-sampai membuat Rintarou lupa akan pancake buatannya sendiri yang ia bangga-banggakan tadi.

“Siapa, sih?” tanya Tooru akhirnya.

Rintarou menatap Tooru dengan tatapan bertanya.

“Itu. Siapa yang chat?” tanya Tooru. “Asik banget kayaknya sampe lupa gue ada di sini,” ucap Tooru.

“Temen.”

“Temen apa temen?”

Rintarou mengernyit bingung. “Ya temen aja. Kenapa? Muka lo aneh gitu,” ucap Rintarou.

“Nggak apa-apa,” balas Tooru.

Rintarou semakin mengernyit ketika melihat ekspresi wajah Tooru yang terlihat kusut sambil memakan pancake dari piringnya. Rintarou kemudian terkekeh. Mungkinkah Tooru cemburu?

“Ini siapa?” tanya Tooru tiba-tiba. Ia memperlihatkan foto terakhir yang diunggah Rintarou, di mana di sana terdapat akun Yuuji dan Eita yang berkomentar diunggahan foto itu.

“Yang mana?” tanya Rintarou.

“Ini. Dua orang!” Tooru menunjuk akun Eita dan Yuuji.

“Oh? Semi sama Teru. Temen gue itu,” jawab Rintarou.

“Temen kok manggil ‘beb’ segala? Terus bilang kangen-kangen gitu?” tanya Tooru.

Rintarou terkekeh. “Emang kenapa? Biasa aja, ah! Semi sama Teru emang sohib gue, biasa mereka blak-blakan gitu,” ucap Rintarou.

Mendengar jawaban yang Rintarou berikan membuat raut wajah Tooru semakin kusut dan hal itu membuat Rintarou semakin geli melihatnya. “Semi itu mantan gue.”

Kepala Tooru langsung mendongak menatap Rintarou, “katanya lo sama dia cuma temen dari kecil!?” protes Tooru.

“Emang bener temen dari kecil. Tapi emang kalo temenan nggak bisa saling suka gitu?” tanya Rintarou. “Gue sama Semi udah bubar lama juga, kok. Gue sama dia pacaran pas jaman sekolah, sekarang biasa aja. Beneran, deh!” tukas Rintarou.

Tooru tidak mengatakan apa-apa, ia kemudian melanjutkan menyantap pancake-nya.

“Nggak usah cemburu gitu kali!” goda Rintarou. “Yang penting, kan, sekarang gue sayangnya sama lo.”

Tooru langsung tersedak mendengar ucapan Rintarou. Sedangkan Rintarou justru tertawa melihat reaksi Tooru.

“Suna-chan!” “Buruan dihabisin. Kalo nggak gue ntar berangkat bareng Semi, nih!”

“Enak aja! Nggak, nggak! Suna-chan lo berangkat bareng gue!”

Rintarou tertawa. Sangat puas ia bisa membuat Tooru cemburu seperti itu. Jika biasanya ia yang akan kelimpungan dan memerah ketika mendapatkan perlakuan istimewa dari Tooru, kini Rintarou sedikit bangga bisa membuat Tooru kelimpungan dan cemburu.

tbc