Hal yang Mustahil

#FFFWC2022 • Day-1

Childhood Friends AU

#semisuna

360 words | cw // m/m , hars words , angst a little , unrequited love


happy reading

“Sun, lo sama Semi udah temenan berapa lama deh?” Pertanyaan yang dilontarkan oleh pemuda berambut pirang di depannya itu membuat Rintarou mendongakkan kepalanya. Fokusnya yang semula tertuju pada layar laptop di depannya, kini beralih menatap partner kerja kelompoknya di mata pelajaran sejarah.

“Udah lama.” Rintarou menjawab seadanya. Singkat, padat yang tidak memuaskan Miya Atsumu si rambut pirang.

“Iya. Gue tau udah lama. Maksudnya udah berapa tahun gituloh!?” tukas Atsumu.

Rintarou terdiam sejenak, matanya melirik keluar jendela kamarnya yang berhadapan dengan jendela kamar rumah di sebelahnya. Jendela kamar yang menjadi saksi kisah persahabatan antara si sulung dari keluarga Suna dan sulung keluarga Semi.

“Kapan ya?” Rintarou bergumam, “kayaknya sejak eyang gue masih hidup dan gue belum lahir, keluarga kita udah tetanggaan. Jadi mungkin dari bayi kali,” jawab Rintarou kemudian.

Atsumu mengangguk-angguk.

“Kenapa emang?” tanya Rintarou kemudian.

“Penasaran aja. Pantes lo berdua udah kayak kenal akrab gitu. Pulang-pergi sekolah berduaan, makan di kantin kadang berdua. Si Semi kayaknya juga nurut sama lo gitu. Geng dia, kan, biang onar gitu. Tapi sama OSIS aja masih berani ngelawan, tapi klo lo yang maju, Semi langsung anteng. Udah kayak pawangnya Semi aja lo.” Atsumu tertawa seusai bercerita.

Rintarou mengernyit, “oh, jadi alasan Samu sering ngajakin gue nyidak gengnya Eita, tuh, ini?” tanya Rintarou.

Atsumu yang semula tertawa, langsung menghentikan tawanya. Ekspresi keterkejutan nampak sekali terlihat wajahnya. “Anjir keceplosan! Iya gitu, deh! Tapi jangan bilang Samu gue keceplosan ke lo, ya!” pinta Atsumu.

BEB, NTAR MALEM NETFLIX YUK!”

Atensi Rintarou dan Atsumu teralihkan menuju jendela kamar yang berhadapan dengan jendela kamar Rintarou. Di sana, sosok yang sebelumnya dibicarakan tersenyum lebar menatap Rintarou.

Atsumu menoleh ke arah Rintarou, “‘Beb’?” bisik Atsumu bertanya. Rintarou tidak mengindahkan Atsumu.

“Kamar lo, ya!” teriak Rintarou membalas Eita. Eita tersenyum dan mengacungkan kedua jempol tangannya sebelum berjalan pergi meninggalkan jendelanya.

“Apa maksudnya manggil ‘beb’ gitu?” cecar Atsumu lagi, “lo pacaran sama Semi?” tanya Atsumu.

“Ngawur!” tukas Rintarou. “Gue sama Eita sahabatan!”

“Ya kali aja lo suka sama dia. Sahabat jadi cinta, kan, banyak kasusnya,” timpal Atsumu.

Rintarou hanya tersenyum tipis. Atsumu memang benar; Rintarou suka Eita. Namun nampaknya mustahil bagi mereka untuk bersama, karena Eita hanya menganggap Rintarou sebagai teman masa kecilnya.

• Fin