dinner

narasi bagian lima dari Dua Sisi, a Suna Rintarou harem story


Rintarou melirik jam dinding yang ada di kamar apartemennya, jarum jam menunjukkan pukul delapan malam. Rintarou mendengus, tubuhnya terasa pegal-pegal meskipun ia tidak melakukan apapun hari ini kecuali tidur. Sekarang ia tahu jika tidur terlalu lama itu juga tidak baik untuk tubuhnya.

Kemarin Rintarou dibuat kesal oleh teman-temannya, terlebih oleh Yuuji yang dengan sengaja mengunggah foto dirinya yang memakai baju perempuan itu diakun media sosial pemuda itu. Walaupun tidak diperlihatkan wajah, ternyata temannya ada yang menyadari jika itu adalah Rintarou.

Teman-temannya langsung geger mengirim berbagai macam pesan yang sama sekali tidak membuat Rintarou tertarik untuk membalas. Rintarou hanya membacanya saja kemudian keluar dari aplikasi chatting yang ia gunakan.

Tidak ada pesan yang Rintarou balas, kecuali dari satu orang; Semi Eita.

Dari awal Rintarou membaca pesan dari Eita, ia tahu percakapan mereka via chat itu tidak akan berakhir baik. Dan benar saja, Eita lagi-lagi membuat Rintarou kesal karena kelakuan pemuda itu.

Semi Eita. Selain menjadi sahabat sejak mereka kecil, nyatanya pemuda bermarga Semi itu pernah menjadi sosok yang lebih dari sekedar teman masa kecil untuk Rintarou. Eita adalah mantan kekasih Rintarou.

Tidak ada yang tahu tentang hubungan mereka dulu. Dulu mereka hanyalah dua remaja lulusan SMP yang baru pertama kali jatuh cinta, mereka menyembunyikan hubungan mereka dari siapapun karena tahu bagaimana tabunya orang-orang memandang hubungan antara sesama jenis seperti mereka.

Sampai akhirnya kedua orang tua Rintarou tidak sengaja memergoki Rintarou dan Eita berciuman di kamar Rintarou. Ayah Rintarou murka, mengutuk keduanya karena berani melakukan hal yang tabu seperti itu. Rintarou menangis keras waktu itu, mengatakan jika ia dan Eita saling cinta namun hanya dibalas dengan lisan tajam sang ayah yang terus mengutuk betapa bersalahnya hubungan mereka.

Awalnya Rintarou berpikir Eita akan sama seperti dirinya, memohon kepada sang ayah, meminta pengertian bahwa mereka benar-benar saling cinta. Namun semua itu hancur sudah, Eita mematahkan hatinya ketika Eita mengatakan akan memutuskan hubungan cinta mereka dan menganggap hubungan mereka tidak pernah ada. Eita melepas Rintarou begitu saja, tiada perjuangan untuk tetap bersama dan bertahan, Eita melangkah keluar dari kehidupan Rintarou ketika Rintarou sedang sayang-sayangnya pada Eita.

Hubungan mereka setelahnya masih biasa saja. Namun keduanya kemudian sepakat untuk tidak mengatakan apapun tentang hubungan spesial mereka sebelumnya. Hubungan mereka yang sebelumnya sangat dekat, kini berubah menjadi hubungan layaknya dua teman yang hanya saling kenal saja.

Rintarou masih sakit hati dengan perlakuan Eita terhadapnya dulu, kepada hubungan mereka. Dan membaca pesan yang dikirimkan Eita setelah melihat foto yang diunggah Yuuji membuat Rintarou semakin kesal.

Eita tidak suka Rintarou melakukan hal seperti itu untuk Yuuji. Eita meminta Rintarou untuk mengerti posisi Eita. Eita mengatakan seolah-olah mereka masih mempunyai hubungan spesial saja.

Lima belas menit Rintarou butuhkan untuk membersihkan diri, setelah itu ia langsung mengambil dompet dan ponselnya, tidak lupa jaket milik Eita yang masih dipinjamnya. Rintarou malas mengakui, walaupun ia kesal dengan Eita, namun ia tidak malu mengakui jika ia suka ketika ia memakai jaket milik Eita yang terasa hangat memeluk tubuhnya.

Taksi yang ia pesan akhirnya sampai di tempat tujuan. Sebuah kafe yang sering Rintarou kunjungi jika ia tiba-tiba merasa lapar pada jam-jam yang tidak wajar. Tidur seharian benar-benar membuat Rintarou lapar karena membuat Rintarou melewatkan jam makan.

Kedua manik matanya berbinar ketika melihat betapa menggiurkannya makanan yang ia pesan. Selesai berdoa, Rintarou langsung saja menyantap pesanannya. Baru berapa suap ia menikmati makan malamnya, Rintarou dikejutkan dengan seseorang yang berdiri di sebelah mejanya.

“Anjing, Sun! Lo ngapain di sini??”

Rintarou mendongak, mendapati sosok Kuroo Tetsurou yang menatapnya nyalang. “Makan lah, Kak. Apa lagi?”

Tetsurou menghembuskan napas kasar. Menarik kursi di depan Rintarou, kemudian duduk di sana. “Anjir lo bikin geger grup aja ngilang gitu aja!” tukas Tetsurou. “Kita kira lo kenapa-kenapa soalnya tiba-tiba ngilang dan nggak bisa dihubungi,” ucap Tetsurou.

“Gue tidur dari kemarin,” jawab Rintarou. “Baru bangun aja nih gue langsung cari makan,” ucap Rintarou lagi.

“Bikin khawatir aja lo!” tukas Tetsurou. “Kasih kabar ke siapa kek paling nggak gitu!”

“Males sama lo pada. Terutama sama si Teru. Gara-gara dia jadi pada kepo soal itu,” ucap Rintarou. “Lo ke sini mau ngapain, Kak? Beli makan juga?” tanya Rintarou.

Tetsurou mengangguk. “Gue bosen makan mi mulu di asrama, jadi gue jalan keluar cari makan sendiri. Anak lain lebih milih bikin mi soalnya.” Tidak berapa lama setelah itu, pelayan kembali mendatangi meja mereka, kali ini memberikan kepada Tetsurou pesanan yang ia minta.

“Gue juga kepo jujur aja.” Tetsurou berucap tiba-tiba. “Gue, kan, dulu nggak satu sekolah sama lo pada, jadi penasaran kayak apa lo waktu pake baju itu.”

“Biasa aja.”

“Tapi katanya banyak yang muji lo cakep pas pake itu.”

“Mata mereka aja yang rabun. Mana ada cowok pake baju cewek itu cakep!” tukas Rintarou.

“Lah ada! Itu katanya orang-orang lo cakep banget waktu itu. Terus si Nana itu juga. Dia cowok tapi cakep-cakep aja pake baju begitu,” ucap Tetsurou.

“Emang lo tau mukanya Nana kayak apa, Kak? Bisa-bisanya bilang cakep!” tukas Rintarou.

“Ya kalo dilihat bagian bawahnya aja cakep, harusnya mukanya juga cakep dong, iya kan?” tanya Tetsurou.

“Terlalu berharap lebih lo!” tukas Rintarou.

Percakapan keduanya disela menikmati makan malam mereka mengalir begitu saja. Banyak yang mereka bicarakan, mulai dari hal-hal sepele hingga percakapan yang sedikit berbobot menurut Rintarou.

Ia sendiri bersyukur, ia mendapatkan teman makan dan bicara yang asik seperti Tetsurou ini. Hingga tanpa sadar jika pesanan mereka sudah habis, namun pembicaraan mereka masih tetap mengalir dengan lancar.

“Sun, gue jadi beneran pengen liat lo pake baju itu secara langsung, deh.”

tbc