kanvas

narasi bagian empat dari IDOL, a suna rintarou harem


Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Rintarou untuk menunggu kapan ia akan mulai kembali menerima job setelah sempat sakit dan harus beristirahat penuh. Beberapa hari setelah Tetsurou memberikan tawaran kepada Rintarou, Rintarou sudah harus siap untuk kembali bekerja. Entah bagaimana caranya ia bisa terpilih menjadi model untuk pembuatan video klip dari grup band yang juga tidak kalah terkenal.

Jujur saja Rintarou tidak tahu siapa anggota dari band Kanvas ini. Mungkinkah mereka sudah ada sejak dulu? Namun karena Rintarou terlalu fokus pada kesedihannya, ia tidak tahu keadaan sekelilingnya.

Rintarou baru sedikit mencari tahu tentang Kanvas. Kanvas merupakan band pop yang memang sedang banyak digandrungi oleh banyak kalangan saat ini. Beranggotakan lima orang laki-laki berdasarkan informasi yang Rintarou cari, kelima laki-laki itu mempunyai wajah yang rupawan. Tidak heran jika Kanvas memiliki banyak penggemar, tidak hanya dari kalangan perempuan, namun juga kalangan laki-laki tidak sedikit yang menjadi penggemar mereka.

Lima orang dalam Kanvas itu ada Bokuto Koutarou sebagai drummer, Iwaizumi Hajime sebagai guitarist, Terushima Yuuji sebagai bassist, Sawamura Daichi sebagai keyboardist dan yang terakhir ada Semi Eita sebagai vocalist juga merangkap sebagai guitarist.

Rintarou merebahkan tubuhnya di atas ranjang apartemennya. Tangannya terus memencet berbagai tombol dalam ponselnya, terus mencari info sebanyak-banyaknya tentang band yang akan menjadi partner bekerjanya nanti.

Tanpa sadar Rintarou tersenyum kecil ketika melihat gambar sosok Semi Eita yang bernyanyi di atas panggung dengan kerennya.

***

“Maaf ya. Aku beneran nggak bisa nemenin kamu, Rin. Kamu tau sendiri gimana nanti kalau Miya sama Sakusa aku tinggal berdua aja?” Tetsurou tampak menyesal ketika harus menurunkan Rintarou di depan kantor agensi band Kanvas.

“Nggak apa-apa, Kak. Hari ini, kan, cuma ketemu buat bahas konsepnya aja. Belum mulai shoot juga kok,” balas Rintarou.

Tetsurou mengangguk. “Nanti hubungi aku kalau sudah selesai, ya. Aku jemput lagi,” ucap Tetsurou.

Rintarou mengangguk paham. “Aku turun dulu, ya, Kak!” tukas Rintarou.

“Eh, Rin, tunggu!” Rintarou mengurungkan niatnya untuk turun dari mobil. Ia menoleh ke arah Tetsurou. Sungguh terkejut ketika tiba-tiba Tetsurou mencuri sebuah kecupan kecil pada bibirnya. “Hati-hati.” Tetsurou tersenyum.

Rintarou masih terdiam sampai ia mendengar suara kekehan Tetsurou. “Kok malah diem? Mau dicium lagi?” goda Tetsurou.

Rintarou lantas menggeleng cepat. “Nggak! Makasih!” tukasnya buru-buru turun dari mobil. Tidak menghiraukan suara tawa Tetsurou yang geli melihat Rintarou salah tingkah.

Rintarou berjalan cepat ke dalam kantor itu. Tangannya meraba bibirnya. Ia tidak pernah menyangka Tetsurou akan secara tiba-tiba mencium bibirnya seperti tadi. Rintarou terus berjalan tanpa arah hingga akhirnya tidak sengaja ia bertabrakan dengan seseorang, hampir saja tubuhnya jatuh bila orang yang ia tabrak tidak menolongnya.

“Ma-maaf.” Rintarou tergagap. Posisi mereka yang terlihat aneh saat ini membuat Rintarou malu. Kedua tangan sosok yang ditabraknya itu berada di pinggangnya, dan kedua tangan Rintarou yang mencengkeram Pundak sosok itu erat. Tampak seperti dua orang yang berpelukan.

Sosok itu hanya tersenyum kecil mendengar suara lirih Rintarou. “Hati-hati, dong, cakep!” ucapnya kemudian membantu Rintarou berdiri tegak. “Suna Rintarou, ya?” tanyanya.

Rintarou hanya mengangguk. “Kenalin, Terushima Yuuji bassist Kanvas.” Sosok itu mengulurkan tangannya kepada Rintarou.

“Su-Suna Rintarou.” Rintarou membalas gagap.

“Kita udah nunggu dari tadi, loh! Yuk, langsung ke ruang meeting aja!” ajak Yuuji. Tanpa menunggu respon dari Rintarou, Yuuji langsung menggandeng tangan Rintarou dan menariknya entah ke mana. Rintarou hanya bisa diam mengikuti Yuuji.

Rintarou benar-benar mati kutu ketika ia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan oleh Yuuji. Rintarou tidak menyangka jika di dalam ruangan itu sudah ada banyak orang dan sepertinya dialah yang terakhir hadir di ruangan itu.

“Suna sendiri? Manajermu mana?” tanya seorang pria paruh baya kepada Rintarou.

“Eh, i-itu, a-nu—”

“Ssshh, santai aja. Kita nggak bakal gigit, kok.” Yuuji berbisik di telinga Rintarou, membuat Rintarou sedikit merinding merasakan hembusan napas Yuuji di telinganya.

Rintarou mengangguk samar, ia mengambil napas panjang dan menghembuskannya perlahan. “Kak Tetsu ngawasin Tsumu sama Omi,” jawab Rintarou.

Ekspresi beberapa orang dalam ruangan itu tampak berubah. Menatap aneh kepada Rintarou yang membuat Rintarou semakin gugup.

“Tsumu?”

“Omi?”

“Kak Tetsu?”

“Eh? Itu… Miya Atsumu sama Sakusa Kiyoomi, sama manajerku, Kak Kuroo,” jawab Rintarou kemudian.

Seseorang di antara mereka terkekeh kecil. “Hahaha, lucu, ya? Lo manggil mereka pakai nama panggilan gitu,” ucapnya.

“Udah, Wa, jangan digodain gitu!” tukas sosok lainnya. Rintarou tahu betul siapa yang baru saja membelanya itu, Semi Eita. “Sini duduk!” tukas Eita menepuk kursi di sebelahnya. Rintarou buru-buru menghampiri Eita. Mimpi apa ia semalam bisa duduk berdekatan dengan Eita—bias-nya di Kanvas.

“Oke, karena semuanya udah datang. Kita langsung mulai aja meeting hari ini!” tukas sosok pria di antara mereka yang setelahnya memperkenalkan diri sebagai produser.

***

Rintarou masih sedikit linglung ketika ia berjalan keluar dari ruang meeting. Bukan karena ia terkena hipnotis atau semacamnya. Namun ia cukup terkejut setelah mendengarkan konsep dalam video klip yang akan dibintanginya.

Dalam video klip terbaru itu ia akan menjadi main character. Video klip itu bertemakan cinta yang tabu. Rintarou sebagai main character akan diperebutkan oleh kelima personil band Kanvas dalam video klip nanti. Banyak sekali adegan yang menjurus dalam video klip tersebut yang harus Rintarou peragakan bersama dengan semua personil Kanvas. Dan pada akhirnya Rintarou akan bersatu dengan salah satu personil Kanvas dan berciuman mesra di pinggir pantai saat sunset.

Romantisnya.

Rintarou menggelengkan kepalanya cepat. Romantis apanya? Ia harus berciuman dengan salah satu personil Kanvas, plus mereka sesama laki-laki. Kalaupun Rintarou ingin menolak, ia tidak bisa; ia sudah terlanjur tanda tangan kontrak persetujuan.

Rintarou baru saja ingin menghubungi Tetsurou ketika tiba-tiba seseorang meraih tangannya dan menarik Rintarou masuk ke dalam suatu ruangan. Rintarou mencoba memberontak, namun sosok itu tidak melepaskan Rintarou begitu saja.

“Rin, kenapa kamu nggak bilang sama kakak atau mama kalau kamu baru aja sembuh dari sakit!?” tanya orang itu.

Rintarou jelas terkejut. “Ka-Kakak? Mama?” tanya Rintarou bingung.

“Iya! Kenapa kamu nggak bilang sama kakak atau mama?” tanyanya.

“Hah? Maksudnya Kak Iwa apa? Mama?” Rintarou semakin bingung.

“Kamu habis sakit jadi aneh gini, sih? Kenapa mukamu kaget gitu ketemu sama kakakmu sendiri?”

Rintarou semakin melongo. Kejutan apa lagi ini? Iwaizumi Hajime dari Kanvas itu adalah kakaknya?

—tbc