Kemonomimi

Natsuki birthday countdown

Drabble by @l1_mey


D-3 — Kemonomimi

Mataku berbinar senang ketika melihat kardus paket pesananku akhirnya sampai di apartemenku. Aku segera membuka bungkus paket itu. Senyumku semakin melebar ketika melihat betapa lucunya benda yang sudah aku pesan beberapa minggu sebelumnya ini.

Aku segera mengambil ponselku kemudian menghubungi Natsuki. Tidak membutuhkan waktu lama untuk telfonku diterima oleh Natsuki. Aku bertanya kepada Natsuki apakah dia ada di rumah dan aku akan ke rumahnya jika ia berasa di rumah sekarang. Keberuntungan memang sudah berpihak padaku. Natsuki sedang berada di rumahnya. Aku langsung mengatakan jika aku akan segera pergi ke rumahnya.

Selesai menghubungi Natsuki, aku langsung bersiap. Mandi dan berganti pakaian. Selesai bersiap-siap, aku memasukkan ponsel dan dompetku ke dalam tas selempang kecil yang selalu aku pakai. Aku mengangkat kardus paket yang sebelumnya aku terima, sebelum pergi aku tidak lupa mengunci pintu apartemenku dan bergegas menuju rumah Natsuki.

Tidak membutuhkan waktu lama bagiku untuk sampai di rumah Natsuki. Aku langsung masuk ke dalam rumah Natsuki setelah mengetuk pintu. Di dalam rumahnya, Natsuki tampak sedang bersantai di ruang tengahnya. Menonton sebuah acara televisi yang terlihat membosankan untukku.

“Natsuki!” seruku. Natsuki menoleh. Ia mengernyit ketika melihat apa yang aku bawa.

“Apa yang kau bawa itu?” tanya Natsuki.

Aku segera duduk di sebelah Natsuki dan tersenyum lebar. “Janji jangan marah setelah kau lihat ini apa!” tukasku. “Aku ingin kau pakai ini!” tukasku.

“Apa isi kardus itu dulu!” tukas Natsuki.

“Janji kau mau pakai ini jika sudah melihatnya. Aku juga akan memakainya, kok. Ulang tahunmu, kan, sebentar lagi ... aku akan berikan apapun yang kau mau sebagai hadiah asal kau mau memakai ini!” tukasku.

“Apapun?” tanya Natsuki.

“Iya. Tapi kira-kira saja yang bisa aku kabulkan. Jika kau memintaku mengambilkan bulan, mana aku bisa!” tukasku.

“Baiklah.” Natsuki akhirnya setuju, “apa isi kardus itu?” tanya Natsuki.

Aku tersenyum lebar, kemudian membuka kardusnya. Satu persatu barang yang ada di dalam kardus itu aku keluarkan.

Dua buah bandana berbentuk telinga hewan, dua pasang sarung tangan berbentuk paw hewan, dan sebuah sabuk dengan tambahan hiasan ekor binatang.

“Aku mau kau memakai ini!” tukasku bersemangat.

Kemonomimi?” tanya Natsuki.

Aku mengangguk, “kemonomimi sedang booming di antara teman-temanku. Mereka sering memamerkan memakai kemonomimi dan mengunggahnya di media sosial. Aku juga ingin melakukannya,” jelasku, “dan aku ingin mengajakmu juga. Aku malu jika aku melakukannya sendiri,” sambungku.

Natsuki menatap bandana kemonomimi yang ada di tangannya, “lucu juga,” ucapnya.

“Lucu, kan! Lucu, kan! Maka dari itu, temani aku memakai ini!” pintaku. “Kau pakai yang beruang, aku pakai yang kucing, ya!” tukasku.

“Janji akan memberikanku apa yang aku mau dihari ulang tahunku!” tukas Natsuki.

Aku mengangguk, “janji!”

Natsuki menyetujuinya. Natsuki kemudian memakai bandana telinga beruang di kepalanya, kemudian memakai sabuk dengan hiasan ekor beruang lucu, tidak lupa sepasang sarung tangan berbentuk paw beruang.

Aku memekik tertahan ketika melihat Natsuki. Natsuki terlihat sangat manis dan lucu mengenakan kemonomimi seperti itu.

“Lucu sekali! Ingin aku peluk!” seruku tanpa sadar.

Natsuki tersenyum lagi, ia merentangkan kedua tangannya menghadapku. “Sini, peluk!” tukasnya.

Aku terdiam, wajahku memerah ketika melihat Natsuki yang masih merentangkan kedua tangannya kepadaku. Mulutku benar-benar tidak bisa diajak kerja sama. Kenapa bisa-bisanya aku berkata seperti itu.

Alih-alih berlari memeluk Natsuki, aku segera ikut memakai bandana berbentuk telinga kucing ke kepalaku dan meminta Natsuki untuk berfoto bersamaku dengan berbagai pose yang terlihat lucu-lucu.

•••