koneksi

narasi bagian dua puluh tiga dari Dua Sisi, a Suna Rintarou harem story


Sekali lagi Rintarou menguap. Semalam ia memang sudah tidur lebih awal. Tidak memiliki niat untuk kembali membuka akun sosial media Nana membuat Rintarou memiliki banyak waktu yang bisa ia gunakan untuk tidur di malam hari. Begitu ia menyelesaikan tugas kuliahnya, ia langsung tidur hingga pagi menjelang. Pagi-pagi pula ia sudah bangun untuk menyiapkan sarapannya sendiri. Dalam keadaan masih mengantuk, Rintarou sedikit heran ia bisa menyelesaikan omelette buatannya.

Ia baru saja turun dari ojek online yang mengantarkannya ke kampus dan harus berjalan cukup jauh memasuki kampusnya menuju gedung perpustakaan kampusnya. Rintarou menghentikan langkahnya ketika ia mendengar suara yang menyerukan namanya.

Rintarou menoleh, dan melihat sosok-sosok familiar yang tampak sedang bersantai di salah satu meja kantin kampusnya. Terlihat ada Tetsurou, Koutarou, Kiyoomi, Daichi dan Suguru di sana.

“Suna!” Tetsurou tersenyum lebar, ia berjalan mendekati Rintarou. “Kelas pagi lo?” tanya Tetsurou, menyenderkan sikunya pada bahu Rintarou.

“Nggak. Cuma mau ke perpus doang,” balas Rintarou, “sakit, Kak, sikut lo di bahu gue!” tukas Rintarou menepis siku Tetsurou dari bahunya.

Tetsurou terkekeh, “sorry, sorry. Kumpul bareng dulu sini! Perpus nggak bakal ke mana-mana juga!” tukas Tetsurou. Tanpa menunggu jawaban dari Rintarou, pemuda yang lebih tua langsung menarik tangan Rintarou.

“Wah, Sun! Sini gabung!” itu suara Koutarou yang menyambut Rintarou.

“Gimana kabar lo? Pindah nggak pamit-pamit lo!” tukas Kiyoomi.

“Oh! Suna-chan!” Rintarou reflek menoleh ke arah suara. Kedua mata Rintarou melotot terkejut ketika melihat siapa yang ikut berkumpul bersama Tetsurou dan yang lainnya.

Chan?” Daichi mengernyit.

“Lo udah kenal sama Suna, Oik?” tanya Suguru.

“Lo ngapain di sini!” tukas Rintarou. Mood-nya langsung memburuk ketika melihat wajah Tooru.

“Wah, wah! Dunia sempit amat, ya? Lo temenan sama dia juga, Kur?” tanya Tooru kepada Tetsurou.

“Temen kita juga, sih,” ucap Suguru.

“Wah! Bisa kebetulan banget!” tukas Tooru.

“Lo kenal dia, Kak?” tanya Rintarou kepada Tetsurou.

Tetsurou mengangguk, “temen gue sama Daishou waktu SMP,” jawab Tetsurou.

“Lo juga udah kenal sama Oikawa, Sun?” tanya Daichi.

“Ya kenallah. Iya kan, Suna-chan?” tanya Tooru menatap Rintarou, memamerkan senyum lebarnya. “Tetangga apartemen!” tukas Tooru.

“Lo tinggal di apartemen sekarang?” tanya Tetsurou.

Tooru mengangguk, kemudian beralih menatap Rintarou. “Ngomong-ngomong, Suna-ch—”

“Bisa nggak manggil gue yang waras-waras aja? Nggk ditambahin chan chan segala!” tukas Rintarou memotong ucapan Tooru.

“Hee? Kenapa? Padahal cocok loh! Panggilan lucu, cocok sama lo. Sama-sama lucu!” tukas Tooru.

“HA!?”

Bukan hanya Rintarou yang terkejut. Namun Tetsurou, Kiyoomi, Koutarou dan Daichi juga terlihat sangat terkejut dengan ucapan Tooru yang begitu blak-blakan.

“Bener, kan? Lo pada setuju nggak, sih? Suna itu lucu, kan?” tanya Tooru menatap Tetsurou, Kiyoomi, Koutarou, Daichi dan Suguru bergantian. “Ya kan?” tanyanya lagi.

“Y-ya, iya sih.” Tetsurou menyetujui. Koutarou dan yang lainnya pun ikut mengangguk.

“Tapi bagi gue Mika yang paling lucu, sih!” itu suara Suguru. Mau bagaimana pun keadaannya, ia akan menempatkan kekasihnya di paling atas list-nya.

“Tuh, kan! Pada setuju sama gue!” tukas Tooru balik menatap Rintarou. “Oh, ya, ngomong-ngomong, lo udah ngomong baik-baik sama pacar—” belum sempat Tooru menyelesaikan ucapannya, Rintarou sudah terlebih dulu maju mendekati Tooru kemudian membekap mulut pemuda itu.

“Hah? Pacar?” tanya Koutarou.

“Lo punya pacar, Sun?” giliran Kiyoomi yang bertanya.

“Hah? Nggak, nggak! Nggak usah dengerin omongan orang nggak jelas!” tukas Rintarou.

Tooru memukul-mukul pelan tangan Rintarou yang menutupi mulutnya. Hingga akhirnya Rintarou menyingkirkan tangannya dari sana.

“Lah? Yang kemarin itu bukan pacar lo?” tanya Tooru lagi.

Rintarou menatap tajam Tooru. Emosinya lagi-lagi naik karena pemuda yang baru dikenalnya itu.

“Lo, ikut gue!” tukas Rintarou menatap tajam Tooru. “Sorry, gue butuh ngomong sama ini orang aneh!” tukas Rintarou kepada temannya yang lain. Kemudian dengan tanpa belas kasihan, Rintarou menarik Tooru yang terseok-seok berusaha menyamai langkahnya.

“Suna-chan, Suna-chan, santai dikit, dong! Gue nggak bakal ke mana-mana. Janji deh!” tukas Tooru.

“Diem lo!” tukas Rintarou. Sedangkan Tetsurou, Koutarou, Kiyoomi, Daichi dan Suguru hanya bisa menatap heran kepergian Rintarou dan Tooru menjauhi mereka.

tbc