lunch

narasi bagian enam dari IDOL, a suna rintarou harem story


Rintarou hanya diam membaca pesan yang dikirimkan oleh Atsumu, Kiyoomi, Tobio dan Kei di grup mereka. Tampaknya mereka berempat berebut untuk siapa yang akan membelikan makanan untuk Rintarou. Rintarou hanya terkekeh kecil, cukup merasa senang karena banyak yang perhatian kepadanya. Sungguh berbeda dengan kehidupannya yang dulu. Empat temannya itu tidak begitu peduli kepadanya seperti sekarang ini.

Sepuluh menit yang lalu Rintarou dan Tetsurou sudah sampai di gedung agensi Kanvas. Seperti yang Tetsurou katakan, hari ini Rintarou akan ikut untuk mencoba outfit yang akan dikenakannya selama menjadi model video klip band tersebut.

“Rin!” Rintarou mendongak ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Tetsurou tampak berjalan ke arahnya bersama dengan seseorang yang tidak Rintarou kenali. “Ini Hana, dia yang bakal nemenin kamu nyoba outfit. Maaf, ya, aku harus ninggalin kamu dulu. Kageyama sama Tsukishima kalo nggak buru-buru dijemput bisa bikin onar ntar!” tukas Tetsurou.

Rintarou menoleh ke arah wanita paruh baya yang berdiri di belakang Tetsurou. Wanita itu tersenyum, membuat Rintarou mau tidak mau ikut tersenyum juga.

“Han, gue titip Rin, ya. Gue harus ngurus anak yang lain dulu.” Tetsurou berkata.

“Santai aja, Kuroo. Sibuk banget ya kamu jadi manajer. Nak Suna aman kok sama saya,” balas Hana.

“Udah, ya, nanti aku ke sini lagi, kok,” balas Tetsurou yang hanya dibalas anggukan kecil dari Rintarou. Setelahnya Tetsurou buru-buru berjalan meninggalkannya.

“Nah, Nak Suna ayo ikut saya!” ajak Hana.

“Eh, iya, ehm—”

“Panggil saya Mama Hana saja tidak apa-apa, kok. Anak-anak Kanvas juga manggil saya gitu. Saya stylish dari Kanvas, salam kenal ya, Nak Suna.” Wanita paruh baya itu akhirnya memperkenalkan dirinya sendiri kepada Rintarou.

Rintarou dengan canggung mengangguk. “Iya, Ma. Salam kenal juga,” balas Rintarou.

Hana hanya tersenyum melihat Rintarou. “Kamu gemes banget, sih! Beda banget sama kakak kamu yang kaku itu!” tukas Hana terkekeh kemudian.

Rintarou terdiam sebentar. Kakak Oh mungkin yang dimaksud adalah Iwaizumi Hajime. Pikir Rintarou.

“Udah, yuk! Kita pilih outfit dulu!” ajak Hana. Rintarou mengangguk, mengikuti ke mana Hana membawanya.

***

Rintarou tidak menyangka mencoba beberapa outfit untuk kebutuhan syuting bisa selama dan semelelahkan ini. Berbagai macam outfit telah Rintarou coba hingga akhirnya Hana—si stylish—mengacungkan kedua jempolnya ketika melihat Rintarou memakai outfit-outft yang menurut wanita itu bagus.

Rintarou lapar, jujur saja. Ini sudah lewat jam makan siangnya dan ia lapar. Ingin mengatakan kepada Hana jika ia merasa lapar pun rasanya malu. Maka dari itu Rintarou mau tidak mau hanya bisa menahan rasa laparnya. Jika tahu akan seperti ini, seharusnya ia menerima tawaran teman-temannya yang berebut ingin mengantarkan makanan kepadanya beberapa jam yang lalu.

“Suna, udah selesai fitting bajunya?” Rintarou sedikit terkejut ketika mendengar seseorang yang bertanya kepadanya.

Rintarou menoleh ke belakang, mencoba mengingat-ingat siapa nama pemuda yang berjalan ke arahnya itu.

“Udah, Kak,” jawab Rintarou akhirnya. Masih belum mengingat siapa nama pemuda yang kini berdiri di sebelahnya.

“Udah makan belum? Apa habis ini mau langsung pulang?” tanya pemuda itu lagi.

“Nggak tau ini. Gue telfon Kak Tetsu tapi nggak diangkat dari tadi,” balas Rintarou.

“Udah makan?”

Rintarou menggeleng kecil, “belum, sih,” jawabnya.

“Ya udah kalo gitu. Sambil nunggu manajer lo jemput, makan dulu aja ayo bareng kita!” ajak pemuda itu.

“Eh?”

“Nggak apa-apa ayo. Ada kakak lo juga, kan!”

Rintarou sedikit demi sedikit mulai paham. Sepertinya sebagian orang sudah mengetahui fakta bahwa ia dan Iwaizumi Hajime adalah kakak-beradik.

“Nggak ngerepotin emang?” tanya Rintarou.

“Ya nggak lah! Kata siapa ngerepotin! Ayo ikut aja, kita bisa makan bareng. Muka lo juga keliatan pucet gitu belum makan!”

“Kalau nggak ngerepotin, ayo aja deh,” balas Rintarou.

—tbc