pulang sekolah

narasi bagian lima dari Missing Cat, a semisuna story


Biasanya pulang sekolah seperti ini Rintarou akan pulang bersama Osamu atau Atsumu. Sehari-harinya, keduanya bergantian membonceng Rintarou. Sebenarnya Rintarou bisa saja berangkat sendiri mengendarai sepeda motor yang dibelikan oleh ayahnya saat pertama kali masuk SMA. Namun karena suatu kejadian ... membuat Rintarou masih enggan untuk berkendara sepeda motor seorang diri.

Tapi hari ini sedikit berbeda. Atsumu bilang ia tidak bisa pulang bersama Rintarou, ingin menemani gebetannya latihan voli katanya. Seharusnya Rintarou bisa saja menghubungi Osamu dan mengajak pemuda itu pulang bersamanya, namun karena kejadian di chat room tiga sahabat itu hari ini membuat Rintarou sedikit enggan untuk pulang bersama Osamu.

Osamu ingin Rintarou move on. Mungkin sedikit menjaga jarak bisa membantu Rintarou move on dari mantan kekasihnya itu.

Rintarou membuka aplikasi ojek online yang sudah lama terinstall di ponselnya, mencoba untuk mencari ojek online yang bisa mengantarkan ia pulang ke rumahnya.

“Suna, lo belum balik?”

Rintarou terkejut, tiba-tiba sebuah sepeda motor berhenti di depannya. Si pengendara melepas helm yang dikenakannya.

“Kok lo malah berhenti di sini?” tanya Rintarou.

“Ya gue liat lo berdiri di sini makanya gue berhenti,” ucap Eita. “Kok masih di sini? Nunggu jemputan?” tanya Eita.

Rintarou mengangguk, “gue baru mau pesen ojek online,” jawabnya.

“Udah pesen?” tanya Eita. Rintarou menggeleng. “Yaudah. Bareng gue aja!” tukas Eita.

“Hah?”

“Ayo bareng gue!” ajak Eita lagi. “Daripada nunggu ojek sendiri di sini,” ucap Eita.

“Hah? Nggak usah, gue bisa balik sendiri kok!” tolak Rintarou.

“Dih, nggak apa-apa bareng gue aja!” tukas Eita lagi.

“Tapi, kan, arah rumah kita beda. Lo ke kanan, gue ke kiri,” ucap Rintarou.

“Nggak masalah. Gue anterin lo sampe rumah. Rumah kita cuma beda blok aja kali. Naik motor nggak jauh-jauh amat,” balas Eita.

Rintarou terdiam sebentar, sedikit menimbang-nimbang tawaran pulang bersama Eita.

“Ayo naik! Ntar kesorean pulangnya!” tukas Eita yang kemudian memakai helmnya lagi. “Lo nggak pake helm nggak apa-apa, ya,” ucap Eita.

Rintarou akhirnya mengangguk, berjalan mendekati sepeda motor Eita dan memposisikan dirinya duduk di jok belakang sepeda motor Eita.

“Udah?” tanya Eita.

“Udah.”

“Pegangan, ya!” tukas Eita yang kemudian mulai melajukan sepeda motornya.

Rintarou bingung harus berpegangan pada bagian apa. Ia ragu, namun pada akhirnya ia memilih untuk berpegangan pada kedua pundak Eita.

tbc