reuni

narasi bagian satu dari Rasa yang Tertinggal, a semisuna story


Suna Rintarou tidak pernah menyangka jika dirinya akan kembali bertemu dengan sosok yang pernah ada di masa lalunya. Sosok yang sangat Rintarou harapkan bisa menjalin suatu hubungan yang lebih dari teman bersama orang itu. Namun pada kenyataannya, sosok itu tiba-tiba menghilang begitu saja dari kehidupan Rintarou dan membawa hati Rintarou pergi tanpa niat untuk mengembalikannya lagi.

Rintarou sudah sedikit berusaha mencari tahu tentang sosok itu pasca hilangnya ia dari kehidupan Rintarou, namun tidak ada info yang ia cari. Pada akhirnya Rintarou menyerah dan mencoba merelakan meski hati masih sayang.

Dua tahun mungkin waktu yang cukup lama bagi Rintarou untuk melupakan. Nyatanya Rintarou memang sudah melupakan sosok itu —itu yang Rintarou pikir. Namun ternyata ia salah. Saat tiba-tiba ia melihat sosok itu masuk ke café tempatnya duduk sekarang, kemudian berjalan mendekatinya dan kini sudah duduk berhadapan dengannya. Jantung Rintarou mendadak berdetak tidak karuan, tangannya dingin, gugup.

“Hai.” Suara itu masih sama, tampak jernih masuk ke indra pendengaran Rintarou.

Rintarou hanya bisa mengangguk dengan anggukan yang patah-patah, bingung harus bagaimana.

“Gimana kabarnya?” tanya sosok itu.

Rintarou bersumpah dalam hati. Manusia di depannya ini benar-benar tidak punya hati, lancang sekali bertanya kabar Rintarou setelah dia sendiri yang pergi meninggalkan Rintarou tanpa penjelasan yang berarti.

Sorry, lo keberatan gue di sini?” tanya sosok itu lagi. Rintarou hanya diam mengamati ekspresi sosok itu yang terlihat canggung. “Gue... pergi aja kalo gitu. Ini nomor gue kalo aja lo butuh.” Sebuah kertas kecil bertuliskan deretan angka kemudian diletakkan di atas meja.

Sialan. Rintarou mengumpat dalam hati. Sosok itu berniat meninggalkannya lagi?

Sosok itu kemudian beranjak dari tempat duduknya, balik badan meninggalkan Rintarou yang belum menemukan suaranya.

Rintarou mengepalkan tangannya. Ia kesal, ia marah, namun hatinya nampaknya sedikit bahagia bisa melihat sosok itu lagi di depan mata.

Rintarou ikut bangkit dari tempat duduknya, sedikit berlari... ia menyusul langkah sosok lain di depannya. Tangan itu Rintarou raih, membuat sosok yang lain terkejut karenanya.

“Kak Semi beneran mau pergi lagi?”

tbc