salah kirim

narasi bagian enam belas dari Dua Sisi, a Suna Rintarou harem story


Rintarou menatap layar ponselnya lamat-lamat. Sudah lima belas menit berlalu sejak ia mendapatkan kabar jika Atsumu akan datang ke apartemennya. Ia seharusnya tidak begitu khawatir karena Atsumu mungkin saja tidak tahu nomor berapa unit apartemennya dan lantai berapa. Rintarou tidak pernah mengatakan kepada teman-temannya nomor unit apartemennya di Inari. Sampai saat ini yang mengetahui nomor unit apartemennya hanyalah Kiyoomi. Namun Rintarou yakin Atsumu tidak akan menanyakan nomor unit apartemennya kepada Kiyoomi.

Ya. Harusnya Rintarou bisa tenang. Namun kenyataannya, mau bagaimana pun ia mencoba berpikir positif, ia tetap tidak tenang. Apalagi jika melihat bahwa Atsumu cukup pintar untuk men-capture isi pesan Rintarou sebelum Rintarou menghapus pesan itu.

Suara bel pintu yang ditekan membuat Rintarou terlonjak. Ia menggigit ujung kukunya gugup. Bagaimana jika itu ada benar Atsumu?

“Suna, gue tau lo di dalem! Buka pintunya atau gue dobrak!” Rintarou semakin panik. Dari mana Atsumu mengetahui nomor unit apartemennya?

“Suna!” Suara Atsumu kembali terdengar. Bel pintu semakin ditekan kasar tidak sabaran. Rintarou semakin panik, dengan berat hati ia berjalan ke arah pintu.

Rintarou belum sempat membuka lebar pintu apartemennya ketika tiba-tiba Atsumu sudah lebih dulu mendorong pintu itu hingga membuat Rintarou terdorong ke belakang. Atsumu langsung menutup pintu dan menguncinya begitu ia berhasil masuk.

“Kok lo tau nomor apartemen gue?” tanya Rintarou langsung.

“Jangan anggep gue sama Samu bego, dong! Walaupun gue sama Samu nggak pernah nganter lo sampe sini. Ya kali alamat rumah temen sendiri nggak tau!” tukas Atsumu.

“Lo berdua ngikutin gue!” tuding Rintarou.

“Masalah itu dibahas nanti!” tukas Atsumu. “Gue ke sini karena mau minta penjelasan lo soal chat tadi,” ucap Atsumu, “lo bilang salah kirim? Tapi lo ngirim gituan! Minta dibeliin pula!” Atsumu menatap Rintarou. “Lo aslinya mau dibeliin gituan sama siapa?” tanya Atsumu.

“Gue udah bilang tadi itu salah kirim! Gue mau ngirim ke siapa juga bukan urusan lo, Tsum!” tukas Rintarou.

“Urusan gue juga lah! Lo salah kirim ke gue, sekarang gue jadi tau ternyata lo suka pake gituan,” ucap Atsumu.

“Nggak ada hubungannya sama lo, Tsum! Mending lo balik aja sana. Jam sembilan nanti ada kelas!” tukas Rintarou mencoba mendorong Atsumu pergi.

“Jawab gue dulu. Lo tadinya mau ngirim ke siapa?” tanya Atsumu memaksa.

“Bukan urusan lo gue bilang!” tukas Rintarou.

“Lo punya sugar daddy?” tanya Atsumu asal.

“Ngawur aja lo!” tukas Rintarou.

“Ya terus itu mau lo kirim ke siapa?” tanya Atsumu.

“Tsum, mending lo balik aja sana!”

“Gue beliin.”

“Hah!?”

“Gue beliin. Lo pake!”

“Tsum, jangan gila lo!” tukas Rintarou.

“Lo yang minta.”

“Gue salah kirim! Nggak usah lo tanggapi serius juga!” Rintarou berseru.

Atsumu menggeleng. “Gue beliin. Gue mau liat lo make itu. Ntar malem gue bakal ke sini lagi. Lo harus pake itu!”

Dan Rintarou hanya bisa diam, terlalu terkejut dengan ucapan Atsumu dan ekspresi Atsumu yang terlihat serius di wajahnya.

tbc