write.as

If This Ain’t Love Part 1 — How It All Started 10th Naration thejoohyuncom

Malam itu entah mengapa lebih dingin dibanding dengan malam-malam sebelumnya. Jadi sebelum ia menyetir pergi meninggalkan bar, Seungwan mengeluarkan sebuah selimut yang ia simpan di bagasi mobilnya dan mengenakan selimut itu di tubuh Joohyun yang sudah tidak lagi sadar akan sekelilingnya.

Seungwan tersenyum saat ia memandangi wajah milik perempuan yang selama 3 bulan ini dekat dengan dirinya. Wajah Joohyun tampak tenang dan damai saat terlelap, jauh berbeda dengan apa yang ia lihat di bar sebelumnya. Sangat sulit bagi Seungwan untuk membujuk Joohyun yang sudah sangat mabuk untuk pulang.

Pemilik salah satu label fashion paling terkenal di Seoul itu terus-menerus merajuk meminta lebih banyak alkohol meskipun Seungwan sudah memintanya untuk berhenti dan pulang. Untungnya, Joohyun dengan cepat terlelap saat mereka sudah sampai di mobil.

Seungwan menggelengkan kepalanya saat mengingat kejadian barusan. Lain kali, ia akan berusaha sebisa mungkin untuk melarang Joohyun meminum minuman keras.

Setelah yakin bahwa Joohyun sudah merasa cukup nyaman, Seungwan akhirnya mulai menyalakan mesin mobil dan menyetir meninggalkan lingkungan bar itu. Ia dengan sengaja menyalakan radio mobil untuk menemaninya dalam perjalanan, sedikit takut jika ia akan mengantuk dan akhirnya membahayakan keselamatan mereka berdua.

Setelah sekitar 35 menit perjalanan, mereka akhirnya sampai di sebuah rumah besar yang sudah tak lagi asing baginya. Walaupun tidak pernah mampir sebelumnya, namun Seungwan hampir setiap hari mengantarkan Joohyun pulang, membuatnya cukup familiar dengan eksterior rumah yang di tempati Joohyun dan keluarganya itu.

Sebelum keluar dari mobilnya, Seungwan terlebih dahulu mengirimkan sebuah pesan kepada Yeri untuk mengabarkan bahwa ia dan Joohyun telah sampai. Seungwan kemudian merapikan selimut yang sedang Joohyun kenakan dan menaruhnya di kursi belakang sebelum membantu Joohyun melepaskan sabuk pengaman.

Seungwan sendiri menjadi sedikit terkejut saat Joohyun tiba-tiba membuka matanya dan tersenyum lebar saat memandang Seungwan, masih dengan wajahnya yang sangat merah. Joohyun sendiri sedikit menggigit bibir bawahnya saat pandangan matanya turun ke bibir merah muda milik Seungwan. Tanpa sadar, baik Joohyun dan Seungwan sama-sama mendekatkan wajah mereka hingga akhirnya tak ada lagi ruang di antara keduanya. Mata mereka tertutup rapat tepat saat bibir mereka bertemu.

Kecupan ringan itu kemudian diakhiri Seungwan yang akhirnya tersadar bahwa mereka sudah ditunggu oleh kedua orang tua serta adik dari Joohyun. Saat akan keluar dari mobil, tangan Seungwan ditarik oleh Joohyun, membuatnya mengalihkan perhatiannya kembali pada Joohyun.

“Marry me, Seungwan…”

Hanya itu yang Joohyun ucapkan sebelum dirinya kembali terlelap, membuat Seungwan sedikit salah tingkah dibuatnya. Dengan segera, Seungwan keluar dari mobil dan berjalan ke arah bangku penumpang untuk menggendong Joohyun masuk ke dalam rumahnya.

Pintu rumah Joohyun terbuka sesaat setelah Seungwan mengetuk pintu itu dengan sedikit kesulitan, mengingat Seungwan sedang menggendong Joohyun ala pengantin. Seungwan kemudian sedikit membungkukkan badannya saat wajah milik Kyesang dan Jihye menyapanya.

Melihat Seungwan yang sedang menggendong putri mereka membuat pasangan itu tersenyum. Kyesang kemudian mempersilahkan Seungwan untuk masuk dan meminta Yeri untuk mengantarkan Seungwan ke kamar Joohyun.

Seungwan yang tadinya sedikit tegang pun bisa bernapas lega karna tampaknya kedua orang tua dari Joohyun dan Yerim nampak tidak keberatan dengan Seungwan yang membawa pulang putri mereka dengan keadaan mabuk.

Setelah meletakkan tubuh Joohyun di atas tempat tidur, Seungwan pun keluar untuk menemui Kyesang dan Jihye atas arahan Yeri. Awalnya ia menawarkan diri untuk membantu anak bungsu dari keluarga Bae itu mengurus kakaknya, namun akhirnya menyerah saat Yeri bersikukuh mengatakan bahwa ia bisa mengatasi Joohyun.

“Hi Seungwan, yuk sini duduk!” Senyuman manis Bae Jihye menyapanya saat ia menginjakkan kaki di ruang tamu yang tadi ia lewati.

“Eh, iya tante.” Dengan sedikit kikuk Seungwan membungkukkan badannya lagi sebelum akhirnya duduk di sofa yang ada di hadapan Kyesang dan Jihye.

“Om Kyesang, Tante Jihye, sebelumnya maaf banget aku bawa pulang Joohyun dengan keadaan mabuk berat begini.”

Kyesang dan Jihye sama-sama tersenyum mendengar permintaan maaf dari anak sahabat mereka itu. “Gak usah minta maaf Seungwan, om dan tante tau Joohyun itu gimana orangnya. Lagipula, Yerim juga sudah cerita. Om justru harus berterima kasih ke kamu yang sudah mau mengurus Joohyun yang mabuk dan membawa Joohyun pulang.”

“Iya, om kamu itu bener. Tante juga lega karena walaupun Joohyun sampai mabuk seperti itu. Setidaknya, tante tau dia aman karena ada kamu.” Lagi-lagi Seungwan hanya bisa tersenyum kikuk, berusaha untuk menemukan kata yang pas untuk menjelaskan bagaimana ia bisa sampai menghabiskan waktu bersama Joohyun malam ini.

“Seungwan, om sebenarnya tau tentang hubungan kalian berdua selama tiga bulan terakhir. Semakin hari kalian sudah menjadi semakin dekat, apa gak lebih baik kalau kalian langsung menikah saja?”

Penjelasan dan pertanyaan dari Kyesang tentunya membuat Seungwan terkejut. “Maksudnya gimana, om?”

Kyesang awalnya terdiam sebelum akhirnya menarik napas pelan. “Om sebenarnya menugaskan beberapa orang bodyguards untuk menjaga Joohyun dari jarak jauh supaya Joohyun juga tidak terlalu terganggu. Mereka yang mengabarkan ke om tentang hubungan kamu dan Joohyun.”

“Joohyun tau, om?”

“Joohyun gak tau, Seungwan. Kalau om terang-terangan bilang ke Joohyun, dia pasti gak akan setuju. Tapi om gak punya pilihan lain, om harus melindungi anak-anak om.”

Seungwan dapat merasakan rahangnya yang sedikit mengeras saat mendengar penjelasan Kyesang, namun ia berusaha untuk bersikap setenang mungkin karena tidak ingin menjadi kurang ajar. “Mohon maaf sebelumnya om, tapi membuat keputusan kayak gitu tanpa consent dari Joohyun itu sudah sangat melanggar privasi Joohyun, om.”

“Om tau, Seungwan. Tapi om juga tau betul sifat anak om. Om gak ada niatan sama sekali untuk memata-matai Joohyun, niat om murni karna ingin melindungi Joohyun. Dan kalau kamu sudah siap untuk menikahi Joohyun, om janji ke kamu kalau om gak akan mencampuri urusan kalian, termasuk berhenti menugaskan orang-orang itu karena om percaya kamu bisa menjaga anak om dengan baik. Untuk sekarang, kamu jangan terlalu mikirin apa-apa dulu, istirahat dulu saja. Kamu bisa nginep di sini dan tidur di kamar Joohyun, sudah terlalu larut, bahaya kalau kamu nyetir sekarang.”