“Jeff, help yourself for the drink, okay? You can have a glass of milk or juice from the fridge or you can make a hot tea or coffee from the cabinet. Just think of this place as your house, like usual,” ucap Tante sembari meletakkan sepiring English Breakfast
“Thanks, bude!”
Anne yang duduk di seberang memerhatikan interaksi Jeff dengan orang-orang di rumah. Sedikit banyak Anne penasaran seperti apa sikap lelaki itu sehari-hari.
“Jadi kamu di Ekonomi, Jeff?” tanya Om.
“Yes, Om. Ayah wants me to continuing the family business, so no other choices other than Business or Economics,” terang Jeff.
“Well, good luck on that!”
Jeff mengangguk lalu mengalihkan fokus. Anne yang sibuk memperhatikan tak sempat menghindari tatapan. Pandangan keduanya bertemu dan Jeff tidak segan menampilkan senyumnya pada si gadis.
Kalau bukan karena pukulan John di kepala Jeff, mungkin pipi Anne bakal memerah akibat malu ditatap sedemikian rupa.
“Jangan genit lo sama Anne!” sungut John.
“Lah apaan?! Gue cuma senyum doang!” protes Jeff tidak terima dituduh macam-macam.
Tante bergabung di meja, duduk di samping Anne. “Emang kenapa kalau Jeff deketin Anne? Enggak salah toh? Orang Anne single, Jeff juga. Nothing's wrong with it,” sela Tante.
Tidak mau menjadi pusat omongan Anne bangkit dan izin pura-pura ke toilet. Tak lagi ia hiraukan obrolan orang-orang.