Saturday, the 3rd of October, twenty-twenty.

Malam itu, tidak seperti malam hari biasanya. Atmosfer yang cukup panas membuat lelah jiwa dan raga semakin naik dari yang tadinya berada di pundak menjadi ke pusat kepala. Jika dibilang dirinya kurang sehat, maka jawabannya adalah salah. Ia cukup baik-baik saja untuk menghadapi minggu yang berat ini.

Perempuan yang kerap disapa “El” itu meneguk soft drink yang telah dibelinya lalu memperhatikan jalan raya yang selalu sibuk seperti biasanya. Ia juga memperhatikan seorang laki-laki yang duduk sendirian di kursi paling ujung. Keadaannya sungguh memprihatinkan jika dilihat dari kejauhan, tapi sepertinya El mengenali laki-laki itu.

“Kayak kenal, tapi siapa ya...” gumamnya dalam hati. El terus memperhatikan orang tersebut secara lamat-lamat hingga aksa mereka bertemu. Bodoh.

“Hah???” dirinya terkejut dan... bingung.

Laki-laki itu beranjak dari duduknya dan menghampiri El yang masih tidak bisa mencerna apa yang sedang terjadi.

“Hi, it's been a long time, right?” ujarnya.

El masih membeku dengan keadaan pikiran yang sudah tidak bisa dijelaskan lagi.

“How have you been?” tanya laki-laki itu.

“Uhm- it's fine, I think...” it means she isn't fine at all. If this was real, her eyes should tell everything.

Mereka berdua terdiam, sama-sama melihat ke arah tempat lalu-lalang manusia-manusia yang tak kenal waktu. Bersama sang serayu yang menyelimuti kecanggungan mereka berdua, benar-benar tak ada satupun yang buka suara.

“Lo ngapain disini?” tanya orang itu.

“Bengong, cari angin.” jawab El singkat.

“Ooh.” lelaki itu mengangguk paham.

“Kenapa?” tanya El.

“Apanya?”

“Lo, kenapa? Ditinggalin sama si itu?”

“Hahaha, enggak. Gue yang ninggalin malah.”

hmm boong banget ni manusia satu, emangnya gue kagak tau, hah?!

“Kenapa ninggalin?” tanya El lagi, memancing sih lebih tepatnya.

“Gak kenapa-kenapa.”

kagak ada ye orang ninggalin trus alesannya 'gak kenapa-kenapa' tuh kagak ada!!!

“Jahat ya, gue? Udah ninggalin gitu aja??” kali ini laki-laki itu yang bertanya.

“It depends on your reason why you leave her or what was happen with you two.”

Keheningan mulai menemani mereka lagi.

“Udah ah, gue mau balik. Kasian tugas udah pada nungguin di kamar.” ujar El.

“Gue anterin.”

“Hah?”

“Gue anterin, El. Rumah kita kan searah. Gue juga mau balik, biar sekalian.”

bego banget lo El anying what do u expect from him

“O-oh, ya udah, ayo.”

El naik ke dalam Range Rover hitam milik orang tadi.

“Tumben bawa mobil, padahal dari rumah kesini gak jauh-jauh amat. Buktinya, gue tadi jalan.” ujar El.

“Iya, tadi abis kumpul dulu sama anak-anak.”

“Oh, kirain dipake ngedate sama si itu. Eh....”

Lelaki itu tertawa renyah. “Hahaha, enggak lah.”

Setelah itu, the awkward silence menghampiri mereka berdua lagi, tapi kali ini masih terselamatkan oleh lagu If I Could Fly by One Direction. Setidaknya ada alunan yang bisa mengisi indera pendengar mereka.

“Udah sampe.” kata lelaki itu.

“Cepet amat kayak waktu santai gue.”

“Soalnya tadi kan jalan gak terlalu rame, jadi bisa lumayan cepet.”

El melirik ke layar ponselnya yang menunjukkan pukul 01:30, hari Sabtu, tanggal 3 Oktober 2020. Hari ini, orang yang berada disampingnya sedang berulang tahun. Tapi El sengaja diam saja, mencari situasi dan kondisi yang tepat untuk mengucapkan selamat bertambah umur. Dan mungkin sekarang saatnya.

“Chris,”

“Hm?”

ham hem ham hem, nahan berak lu?

...

...

...

“Happy birthday.” ucap El tersenyum.

“Eh??? Kok tau hari ini ultah gue??” tanya Chris, selaku laki-laki yang bersama El sedaritadi.

“Tau lah, gue kan anggota intel.”

“Hmmm.”

ham hem ham hem mulu, lu beneran pengen berak?????

“Selamat berumur dua puluh tiga!! Cieee tua, HAHAHAHAH”

“Lo sama gue juga masih tuaan lo kali”

“Yeee beda sebulan doang juga... Pokoknya, met ultah yaa!! Semoga mbak crushnya balik lagi, malu udah berumur masa jomblo mulu sksksksk atau cari lagi deh yang baru, lo kan banyak ceweknya hnggg”

“Lo mah ngeledek banget??! Tapi gapapa, gue aminin aja. Makasih ya”

“Iya, maap yak gak bisa ngasih kado. Lagi seret dompet gue soalnya”

“Gapapa anjir santai aja.”

“Dah ya, gue mau masuk rumah, udah malem banget. Sana lo balik jangan mampir-mampir dulu! Hati-hati, jangan ngebut!!”

“Iyaaa”

“Makasih tebengannya!!!” El turun dari mobil milik 'temannya' itu, langsung masuk ke dalam rumah dan menuju kamar.

Dirinya menyadari sesuatu. Ternyata jika seseorang telah ditakdirkan untuk berada di dalam ceritanya, maka orang tersebut akan hadir bagaimanapun caranya. Seperti kejadian barusan. Hampir setengah tahun mereka menjauh secara natural, lalu tiba-tiba dipertemukan lagi dengan cara yang tak terduga.

Dunia memang selalu bercanda, dan ia pun tak pernah paham bagaimana candaan dunia. Tapi tak apa, takdir dan kesempatan itu selalu ada nyatanya.

Happy birthday, Christopher Bang. Don't be gloomy like your clothes, just be happy 'cause you deserve it. Don't get sick or we'll be mad at you. Society might be rude but not with you. The whole universe is glad that you exist in this world, so you don't need to be worry about everything. Thank you for being born, you are the kindest person in my world (kinda cringe but yea....) Once again, happy birthday, Bang Chan! God bless u.

-xoxo