liauchiha

pop

#Pop Ice Duren

“Gua kira lu gajadi cabut.” Kiba menggeser teko berisi teh hangat kepada Sai yang baru saja tiba setelah menyelesaikan aksi melarikan dirinya tadi. Sai menyambut teko tersebut dengan tangan bergetar karena masih kepayahan mengatur nafas setelah memanjat dan berlari dalam satu waktu tanpa pemanasan terlebih dahulu.

“Mana bisa gua melewatkan rapat paripurna yang maha penting ini.” Mbok Inem menggelengkan kepalanya pelan melihat Sai yang masih kepayahan.

“Jadi intinya lu tetep ketauan?” Neji membuka obrolan.

“Iya. Makanya gua tetep nekat karena hasilnya bakal sama aja. Tetep dipanggil ke Ruang BK.”

“Lah berarti kita juga dong?” Naruto bergabung kedalam obrolan setelah mendengar kata 'Ruang BK.'

“Sahabat sejati mana bisa tidak sehati.” Sai santai menimpali.

“Lain kali hati-hati, Sai. Kamu udah berapa kali dipanggil ke Ruang BK bulan ini?” Mbok Inem menyodorkan satu nampan gorengan hangat kepada Sai.

“Iya Mbok maaf, hehe. Lain kali bakal lebih hati-hati. Janji!” Sai merubah air mukanya serius untuk meyakinkan Mbok Inem.

“Oh iya Mbok, mau pop ice duren satu.” Sai memanggil Mbok Inem yang sudah kembali kedalam warung.

“Pop ice durennya udah habis sama Sasuke. Mau Mbok bikinin yang rasa lain?” Mbok Inem menimpali.

“Lho kok bisa habis? Si jamet beli berapa bungkus emang Mbok?” Sai mulai mengerutkan dahinya sembari melihat Sasuke yang sedang santai meminum Pop Ice rasa kesukaannya.

“Mbok belum sempet ke pasar minggu ini, sisa pop ice duren tinggal 5 sama Sasuke dibeli semuanya.” Mbok Inem masih belum memperhatikan air muka Sai yang mulai berubah.

Sai mendengus pelan. Ia menghampiri Sasuke yang masih acuh sembari tetap menikmati pop ice duren dengan santai.

“Sejak kapan lu suka pop ice rasa duren?” Sai mengintimidasi.

“Sejak tadi.” Sasuke menjawab singkat.

“Sejak tadi?” Sai mengulang kalimat yang Sasuke ucapkan dengan nada kesal.

“Sejak lu nyumpahin orang yang ngehabisin pop ice duren di grup tadi.” Sasuke menjawab dengan nada mengejek.

Sai menarik kerah seragam Sasuke kasar. Perbuatannya tersebut membuat kursi yang Sasuke duduki bergesekan kasar dengan meja hingga gelas dan mangkok yang berada diatasnya berjatuhan.

Suara pecahan mangkok gelas tersebut membuyarkan obrolan anak-anak yang lain. Bahkan Mbok Inem yang sedari tadi sedang menggoreng didalam tergopoh-gopoh keluar melihat kegaduhan apa yang sedang terjadi.

“Jangan narik kerah baju gua.” Sasuke ikut menarik kerah seragam Sai kasar. Membuat jarak mereka semakin dekat.

“Ada apa ini?” Mbok Inem bertanya kepada Naruto. Naruto hanya menggeleng tanda bingung.

“Kalo gua bilang gak mau gimana?” Sai mengejek Sasuke dengan nada bicaranya.

“Brengsek.”

'Buggg'

Tanpa aba-aba Sasuke menonjok rahang kiri Sai sekuat tenaga.

Sai yang sedari tadi ikut tersulut emosi langsung menyergap tubuh Sasuke hingga limbung terjatuh. Sai melayangkan beberapa pukulan sampai Sasuke beringas bangkit dan membalas pukulan Sai.

Keadaan semakin kacau. Mbok Inem berusaha melerai keduanya namun tak berhasil. Neji menarik tubuh kecil Mbok Inem karena Neji tahu, akan sangat berbahaya jika tetap membiarkan Mbok Inem mendekat.

Bel istirahat berbunyi. Tak berselang lama anak anak kelas lain berhamburan keluar menuju kantin. Banyak murid-murid yang berniat jajan di warung Mbok Inem.

Namun niat tersebut sepertinya berubah setelah mereka melihat 'pertempuran' Sai dan Sasuke di depan warung Mbok Inem. Alih-alih melerai mereka malah mengacungkan handphone—merekam pertengkaran tersebut sambil berteriak-teriak menyemangati.

Melihat keadaan semakin chaos Kiba dan Naruto menarik Sai dan Sasuke secara paksa. Beberapa kali Naruto dan Kiba terpental namun keduanya tetap berusaha melerai.

Pada akhirnya setelah wajah keduanya mulai membiru karena luka lebam dan riuh rendah teriakan penonton dadakan semakin ricuh, Sai dan Sasuke berhasil dipisahkan.

Masih dengan deru nafas tak beraturan Sasuke melirik tajam ke arah Sai yang ternyata sedari tadi sedang melakukan hal yang sama kepadanya. Memandang dengan penuh rasa benci.

“Maaf, pangeran. Wajah best seller lu jadi bonyok. Gua doain yang terbaik semoga para selir lu tetep mengenali wajah tampan lu setelah ini.” Sai mengompori Sasuke setelah melihat kerumunan yang mereka hasilkan dari pertengkaran sepele ini.

“Anjing!.” Sasuke beringas melawan kiba yang sedari tadi berusaha keras untuk menahan tubuh Sasuke agar tidak lepas. “Lepasin gua kib.” Sasuke berusaha melawan.

“Kagak ada. Gila ya lupada. Liat brengsek sebanyak apa 'penonton' yang lu berdua hasilkan hanya karena rebutan pop ice duren?!” Kiba menunjuk kerumunan—yang kebanyakan adalah murid perempuan.

“Salah timing doang. Mepet waktu istirahat.” Sasuke membalas santai.

Semua anak kelas 11 yang berada disana hanya menggeleng pelan tak habis pikir.

Kerumunan tersebut akhirnya dibubarkan paksa oleh Pak Genma yang baru saja tiba di lokasi kejadian. Pak Genma melihat biang kerok kerusuhan dadakan ini dengan wajah murka. Tanpa banyak basa-basi Pak Genma menyeret kerah baju Sasuke dan Sai membelah kerumunan kaum hawa yang sedang berbisik-bisik bahwa katanya;

'Sasuke dan Sai bertengkar karena rebutan cewek.'

“Kalian ikut saya ke Ruang BK.” Pak Genma berkata mutlak.