write.as

Semua Sayang Lo Tara

Daren yang sedang berjaga bersama mamah Tara dan ayahnya hari itu, tersontak kaget. Karena tiba-tiba alat pengukur denyut jantung berbunyi dengan cepat.

Daren segera memanggil dokter Jon untuk memeriksa keadaan Tara. Ia juga dengan sigapnya memberitahu Hari, Revin serta Tiara untuk segera ke rumah sakit karena ia takut akan sesuatu hal terjadi.

Tak lama setelah itu, beberapa Nurse dan diikuti Dokter Jon memasuki Ruangan ICU dengan membawa berbagai alat medis.

Tiara yang baru saja sampai di rumah sakit, langsung meneteskan air mata sambil memeluk erat Mamah Tara. Ia takut, ia sangat takut kali ini.

“Tante, Tiara takut...” Ujarnya

“Anak cantik jangan nangis, nanti Tara nya sedih kalau liat kamu nangis kaya gini. Berdoa aja ya.” Mamah Tara sangat sayang kepada kekasih anaknya ini.

Revin yang melihat Tiara mencoba ikut menenangkan gadis itu. “gpp, semua bakal baik-baik aja , Ra.”

Sedangkan Daren dan Hari lagi lagi tidak tau harus berbuat apa. Mereka berdua pun sama takutnya dengan Tiara. Terlebih lagi, netra mereka sedang melihat beberapa perawat keluar masuk ruangan ICU tempat Meghantara tertidur.

“Tuhan, tolong, selamatkan sahabat saya.” ucap Hari lirih.

Hampir tiga puluh menit dokter Jon berusaha menstabilkan keadaan Tara. Hingga akhirnya dokter Jon menghentikan aktivitasnya. Ia keluar ruangan tersebut dan mengambil nafas panjang.

“Nak Tara...”

“Dia sudah kembali dari tidur panjangnya...”

Baik Tiara, Daren,Hari, serta Revin langsung bersujud syukur. Tara benar benar diberi kesempatan kedua kali ini.

“Tara sudah membuka matanya. Tapi belum bisa berkomunikasi. Dia akan mengalami proses beberapa hari untuk menggerakkan saraf motoriknya yang sempat berhenti akibat koma. Jadi kalian boleh lihat dari luar dulu ya.” Dokter Jon menjelaskan apa yang terjadi saat ini.

“Ka Tara, lihat, gue disini, peri cantik Lo disini. Semuanya disini ka, semuanya sayang sama lo...” Tiara melihat kearah Tara dari luar pembatas kaca Ruangan ICU.

“Terimakasih Ya Tuhan...”