Alasan-alasan kenapa aku kepengen ke Barcelona, walau Netherlands akan selalu menjadi negara favoritku sepanjang masa.

Gilak! Semua temanku dari zaman SMA mungkin tahu kalo aku maniak Belanda. Si yang paling membela timnas bola Belanda walau Van Persie dibilang kek gol lumba-lumba dan Robben botak. But, it's okaay. Di diriku sudah terkontaminasi bendera merah-putih-biru yang legendaris (Bukan Rusia atau Prancis, yagesya). Bahkan di dinding-dinding kamarku yang semula suci ini, sudah ternodai dengan bendera-bendera kompeni.

Lembaran buku catatan, wallpaper smartphone, ampe meja sekolah zaman dulu banget (gara-gara ini banyak temen sekelas yang ngikutin jejakku dan alhasil mereka dimarahin Bu Belen karena ngotorin meja sekolah :( tapi aku lolos karena sempat menyelamatkan diri :) hehe). Pokoknya hampir semua aspek di hidupku itu sudah dihiasi dengan bendera kompeni satu itu. Mungkin temen-temen IG-ku juga pernah melihat betapa banyaknya bendera Belanda di meja belajarku selama bertahun-tahun, yang menunjukkan betapa maniaknya aku dengan negara itu. Pokoknya walau dekorasi meja selalu berubah setiap tahun, tapi bendera Belanda wajib ada.

Tapi, anehnya aku belum pernah ke sana. Sama sekali belum pernah ngelihat kanalnya, kincir anginnya, bunga tulipnya, atau kejunya. Dan justru malah ada beberapa keluargaku yang pernah ke sana dan bahkan sekarang ada yang sedang tinggal di sana. Dan, aku hampir diajak, tapi akhirnya kami tetap memprioritaskan orang yang lebih butuh dan layak untuk pergi ke sana :')

Meski begitu, aku merasa ada ikatan tak kasat mata sejauh 11,000 km yang menghubungkan aku dengan negara Belanda selama bertahun-tahun. Yang pokoknya kalau bangun pagi nggak ngelihat bendera Belanda nangkring di meja belajar, terkibas-kibas angin sepoi-sepoi, melambai-lambai manja, rasanya langsung pengen jadi warewolf :( (halah)

Tapi, ya itu. Sesuai judul esainya, kenapa aku malah kepengen ke Barcelona duluan? Kenapa aku malah mengkhiatani negara yang sudah membuat mejaku dipenuhi bendera-bendera kompeni selama bertahun-tahun? Kenapa aku tidak mengutamakan negara yang sudah membuat aku terlihat seperti maniak mantan penjajah? Kenapa aku nggak memikirkan untuk ke monumen I Am Sterdam, tetapi malah ke EspaƱa?

Jujur, awalnya aku juga bingung dengan diri ini. Tapi setelah aku telaah berjam-jam dan melakukan riset mendalam, ternyata aku punya jawabannya.

Karena Barcelona punya Sagrada Familia :(

Mungkin kalian nggak tahu seberapa maniak juga aku dengan bangunan satu ini. Di pikiranku cuma terpikir Sagrada Familia, Sagrada Familia, dan Sagrada Familia.

I love Netherlands, but Sagrada Familia just hits different :(

Aaarrrghhh. Bangunan mana lagi yang punya sejarah sebesar ini dan bahkan masih menjadi bagian dari sejarah itu sampai sekarang? Yap. Sagrada Familia adalah bangunan teraneh (in a good ways, and also in God ways), dengan arsitektur super masif, complicated, dan sangat, sangat abnormal untuk ukuran tempat ibadah.

Kayaknya nggak ada gereja di dunia ini yang desainnya se-ambisius dan se-spektakuler itu. Kalo kalian searching di Google, kalian akan menyadari bahwa gereja ini memang segede itu, setinggi itu, dan se-majestik itu. Bandingkan dengan NotraDame yang berdiri secara elegan dengan pilar-pilar simetris yang kokoh dan berwibawa itu. Sagrada Familia justru menjulang tinggi seperti sulur-sulur tebing raksasa yang muncul dari dalam bawah tanah dan hadir untuk membelah langit Barcelona menggunakan tombak-tombak raksasanya. Dia tidak terlihat sebagai bangunan religi yang memancarkan cahaya, tapi justru hadir seperti benteng perang yang siap berdiri menjaga Barcelona.

Nggak kaget lagi kalau banyak orang yang bilang desain bangunan ini serem, nggak cocok sebagai gereja, arsitekturnya nggak elegan, dan sangat, sangat aneh. Tapi, bukankah itu adalah esensi dari sebuah karya seni? Karya seni yang hanya bisa dirasakan pakai hati, bukan hanya dari buku teori. Apalagi sang arsiteknya, Antoni Gaudi, sudah mendedikasikan bangunan ini untuk Tuhan sepenuhnya. Setiap jengkalnya, baik dari lapisan terluar eksterior, hingga kubah megah interiornya, semuanya seperti diracik dengan sempurna melalui campur tangan ilahi.

Daan. DAAN! Bangunan yang kalian lihat itu bahkan bukan desain finalnya. Bangunan ini belum selesai sampai sekarang, setelah dibangun selama lebih satu abad! Karena bangunan ini belum kelar dibangun sejak tahun 1882, bahkan masih dibangun sampe sekarang! (Gila, aku sampe nulis tanda seru tiga kali) Bayangkan berapa banyak generasi yang mendedikasikan hidupnya untuk Sagrada Familia. Berapa banyak juta jiwa orang Spanyol yang hanya mampu melihat rancangan Sagrada Familia, tanpa berhasil melihat hasil akhirnya. Bahkan ... Antoni Gaudi, sang arsitek, pun tahu bahwa dia tidak akan pernah melihat hasil akhir dari Sagrada Familia. Karena ia sadar umurnya tidak akan cukup untuk sampai di masa itu :(

Bayangkan, dia bikin desain sebuah bangunan yang super masif, tapi dia sendiri tahu bahwa umurnya nggak akan cukup untuk menyaksikan itu selesai. Dan belum selesai sampai di situ, Antoni Gaudi kenyataannya meninggal kecelakaan tepat di depan Sagrada Familia saat dia mau pergi ibadah. Kek ... nyesek banget, nggak sih. Tuhan sudah nggak sabar untuk ketemu umatnya yang unik satu ini :')

Aaaaak! Tapi, cukup momen galaunya, sekarang aku mau cerita soal esensi dari kehadiran Sagrada Familia untuk Spanyol, bahkan untuk diriku sendiri.

Aku sudah bilang bahwa adalah Sagrada Familia adalah sebuah gereja, tepatnya sebuah basilika. Jujur, aku bukan orang Katolik, aku Buddhis, tapi sudah mengenyam pendidikan berbasis Agama Katolik sejak TK sampai SMA. Alhasil, aku familiar banget dengan hal-hal yang ada di agama Katolik, termasuk bangunan tempat ibadahnya, yaitu gereja. Gereja Katolik umumnya punya arsitektur klasik yang dipenuhi dengan ornamen-ornamen suci, salah satu contohnya adalah katedral. Baik katedral yang ada di Indonesia atau Eropa, biasanya punya arsitektur Romawi yang kental. Dan Sagrada Familia melampaui itu semua. Jauh melebihi ekspetasi, jauh melebihi standar, dan jauh melebihi nalar.

Yang terakhir, kenapa aku ngotot banget pengen ke Barcelona duluan untuk ngelihat Sagrada Familia, karena kabarnya bangunan ini (akhirnya) akan selesai dibangun di tahun 2026, tepatnya setelah 144 tahun dibangun! Alasan mengapa harus dan wajib selesai di 2026 adalah sebagai peringatan 100 tahun kematian Antoni Gaudi, setelah ia meninggal di tahun 1926.

Kebayang nggak rasanya berdiri di depan bangunan yang sangat dicintai oleh arsiteknya, sampai-sampai ia dirancang dengan sedemikian rupa agar para umatnya merasa semakin dekat dengan kebesaran Tuhan.

Aku kalo nyampe sana mungkin akan menghabiskan waktu untuk berdiri, mengagumi hasil karya Tuhan lewat tangan dan pemikiran Gaudi, mengapresiasi hasil kerja keras warga Spanyol yang sangat memperjuangkan bangunan ini untuk berdiri. Kalau udah puas, baru siap-siap angkat koper untuk segera menuju Netherlands!