write.as

🌼🌼🌼🌼 Tanaya terbangun pagi harinya, merasakan sebuah lengan yang memeluk perutnya. Tanaya menggerakkan tubuhnya dengan sangat hati-hati karena selain tidak ingin membangunkan Jeffery, tubuhnya juga luar biasa sakit. Tanaya turun dari ranjang, memungut kemeja Jeffery untuk dia pakai karena kaos miliknya sendiri sudah robek, dia juga memungut celana miliknya mengenakan semuanya dengan sangat hati-hati supaya tidak semakin menyakiti tubuhnya. Setelah nya Tanaya mengambil ponselnya yang berada dilantai lalu keluar dari sana dengan pelan. Tanaya memesan taxi dan melangkah keluar menyeret tubuhnya yang berjalan terseok-seok untuk melangkah keluar rumah pergi dari sana dan kembali ke toko tempat tinggal nya. Didalam taxi, Tanaya menahan tubuhnya yang gemetar serta dirinya yang siap meledakkan tangisan histeris nya, Tanaya menggenggam erat tangannya yang bergetar kuat, menahan dirinya agar tidak menangis. Setelah sampai pada tujuannya Tanaya turun dari taksi dan bergegas menuju ruangan yang dia tempati mengabaikan sapaan dari Nathaniel rekan kerja nya. Tanaya mengubur dirinya di dalam selimut miliknya lalu menangis keras disana, dia menarik rambutnya sendiri berusaha membuat kepalanya untuk melupakan kejadian semalam yang membuatnya sangat ketakutan sekarang. "Hiks gak mau hiks gak mau liat kak Jeff dulu hiks takut". Tanaya terus menangis, hati nya sakit ketika Jeffery kembali tak mempercayainya dan tak memberinya kesempatan untuk berbicara dan memilih melakukan itu kepadanya. Lagi-lagi salah paham, dan lagi-lagi Jeffery tidak mempercayai perasaan dan ketulusan nya. Tanaya kecewa, padahal Jeffery sudah berjanji sebelumnya bahwa dia akan mendengarkan Tanaya terlebih dahulu sebelum bertindak, tapi yang terjadi sekarang justru kebalikannya. Tanaya marah, tapi dia merasa ini juga salahnya karena telah mengizinkan orang lain memeluknya dan wajar saja jika Jeffery marah padanya. Ponsel Tanaya bergetar pertanda pesan masuk, Tanaya melihat itu adalah pesan dari Jeffery yang menanyakan dirinya. Tanaya ingin mengabaikannya saja tapi dia tidak ingin Jeffery semakin marah padanya jadi dia membalas pesan tersebut dengan tangan gemetar. Setelah selesai, dia meletakkan kembali ponselnya, kembali menutupi kepalanya dengan selimut dan berdiam diri dibalik selimut nya seharian. Berusaha melupakan kejadian menyakitkan semalam walaupun hasilnya malah membuat ingatan tersebut semakin jelas di kepalanya. Tubuhnya masih terasa sakit, dirinya bahkan bisa mencium bau darah yang berasal dari luka di bahu kiri serta leher dan tulang selangkanya. Tanaya akan mengurus lukanya nanti, yang jelas dia sekarang hanya ingin berbaring di balik selimutnya agar merasa aman. 🌼🌼🌼🌼