write.as

🌼🌼🌼🌼 Jeffery membuka matanya terbangun dari tidurnya dia menoleh kesamping tapi tidak mendapati Tanaya ada di sisi nya. Jeffery bangun dengan panik dan mengedarkan pandangannya keseluruh kamarnya dan menemukan Tanaya yang sedang duduk di sofa yang ada di kamar nya sambil memainkan ponselnya. Jeffery bernapas lega, dia pikir semalam dia sungguh hanya bermimpi indah. Jeffery bangun dari tempat tidurnya dan menghampiri Tanaya lalu memeluknya dari samping. "Kenapa sih? Serius banget?" tanya Jeffery sambil menaruh dagu nya di pundak Tanaya dan memandang Tanaya. Tanaya menghela napas sambil menaruh ponselnya ke meja didepannya. "Kakak inget gak sih cewek yang ketemu sama kita waktu kita nonton?" Jeffery membuat gestur mengingat kemudian mengangguk ketika dia sudah mengingat orang yang dimaksud Tanaya. "Dia barusan bilang soal perasaannya ke aku, dan aku bilang kalo aku udah sama kamu tapi dia bilang aku jahat karena aku gak bisa bales perasaan dia karena aku gak pernah liat dia gak pernah liat usaha dia". Jeffery mengusap kepala Tanaya sambil terus mendengarkan nya. "Aku jadi merasa bersalah kak, aku jahat ya sama dia? Tapi gimana dong aku gak punya perasaan apa-apa sama dia". Jeffery membawa Tanaya kedalam pelukannya dan mengecup puncak kepala Tanaya untuk menenangkan nya. "Emang selama ini kamu kasih harapan lebih sama dia? Enggak kan? Kamu gak jahat Nalesha reaksi setiap orang terhadap penolakan itu beda beda, mungkin dia bereaksi kayak gitu karena merasa kamu selama ini tuh bebas dan keliatan gak deket sama siapapun jadi dia naruh harap sama kamu". Tanaya mencerna perkataan Jeffery barusan, iya juga selama ini dia selalu menolak Lyra karena dia tidak ingin memberikan harapan ataupun membuka kesempatan bagi Lyra untuk masuk ke kehidupan nya, itu juga berlaku untuk semua orang yang mencoba mendekatinya. "Udah gak usah terlalu dipikirin, ayo turun yuk kamu udah sapa Abbiyu sama Barra belum? Mereka pasti seneng kamu kembali kesini". Jeffery membawa tubuh Tanaya untuk berdiri kemudian menggandeng tangannya untuk keluar kamar dan turun menuju ruang keluarga tempat biasa mereka berkumpul. Abbiyu yang melihat kedatangan keduanya langsung melompat dari duduk nya dan memeluk Tanaya dengan heboh. "Akhirnya kamu pulang aduh kangen gak ada yang nyerocos waktu nemenin kakak kerja tau gak ada kamu". Tanaya hanya terkekeh mendengar keluhan Abbiyu dia juga merindukan Abbiyu dan masakannya tentu saja walaupun Abbiyu hanya bisa memasakkan nya bubur waktu itu. "Gue tau ini telat tapi selamat datang kembali tuan muda" itu adalah Barra sambil membungkukkan badannya memberi hormat kepada Tanaya. "Ih apaan sih gue bukan tuan muda!" seru Tanaya sambil mendorong bahu Barra agar dia menegakkan tubuhnya kembali. Mereka kemudian duduk di sofa ruang keluarga tersebut sambil memakan makanan ringan dan teh hangat yang sudah disediakan oleh Abbiyu sebelumnya. "Oh ya Jeff tadi pak Arthur bilang beliau mau kesini" ucap Barra. "Mau apa? Apa ada masalah?". "Gak ada sih katanya mau ketemu tuan muda kita yang udah balik ini" jawab Barra dengan nada meledek kearah Tanaya. "Ih dibilangin bukan tuan muda!" seru Tanaya. "Tapi kak pak Arthur tuh siapa?" tanya Tanaya kepada Jeffery. "Dia penasihat raja dulu nya yang artinya dia orangnya ayahnya kakak dan dia yang dampingi kami selama ini" jelas Jeffery yang di jawab anggukkan paham oleh Tanaya. 🌼🌼🌼🌼