“Please don't leave me..”
His hands tremble as he touch the younger cheek.
“Please.. I'm begging you, please.. I can't live without you, hyuck”
As the younger breath of live begin to vanish, the younger took the older crying face and wipe his tears. And he says..
“Jangan nangis, hidup ya? Terus jalanin hidup kamu walaupun tanpa aku di sisi kamu. Suatu hari nanti, aku gapeduli if it's God or The Devil. Aku berharap mereka bisa menaruh kasian sedikit saja padaku dan kamu, Pada kita. Dan, aku harap di masa depan nanti kita akan bertemu lagi.”
The older's body begin to tremble, he hug the younger body, can't seems to let him go.
“Please.. Donghyuck ah.. Please..”
In the end the younger can't hold any more longer, his consciousness begin to dissapear.
“Wait for me.. Mark.”
Haechan bangun dengan dengungan di kepalanya. Entah mengapa pagi ini terasa sangat berat. mimpi apa itu? Siapa orang itu? Mark? Siapa mark? Kenapa aku menyebut namanya di mimpiku? Dan kenapa aku merasakan kerinduan yang tak beralasan kepadanya? terus berputar di kepalanya. Mimpi ini sudah datang untuk yang ketiga kalinya sejak menginjak usia 20 tahun.
toktoktoktok
Gedoran di pintu kamarnya menyadarkannya.
“Aduhhh, siapaa!!?” Teriaknya dari dalam kamar.
“Bangunnn, buka pintunya atau gue dobrak?” Sosok dibalik pintu menjawab.
“Iya-iya bentar, baru juga bangun gue astaga.” Haechan beranjak dari kasurnya dan membuka pintu.
“Lo gabisa ya sehari aja gausah ribetin gue kenapa si? Heran deh..”
“Ya lo kalo ga dibangunin kaga bakal masuk kampus chan..” Renjun menjawab sembari duduk di meja rias haechan. “Mandi cepet deh udah jam berapa ini. Gue tunggu.”
“Gaperlu lo tunggu gue juga bisa sendiri ke kampus ko.” Haechan mendecak kesal tetapi tetap menuruti apa kata renjun. Sedangkan renjun? Sudah terbiasa dengan sikap haechan, dia menunggu haechan sembari bermain hp.
tbc