Mediastinum

two

#Two

Rumah haechan

“Hehh lo kalah jangan lari lo!!” Jisung berkata mengejar haechan dengan bedak di genggamannya.

“Aduhh.. Udahan yok udahan mainnya, udah jam 2 nii besok juga kita masi ngampus kan” Jaemin berkata sambil membereskan kartu uno yang tadi mereka mainkan.

“Iya udahan ayo tidur, gue juga ngantuk banget. Chan gue tidur bareng lo ya, biar jaemin sama jisung” Tanpa menunggu persetujuan haechan, renjun langsung nyelonong ke lantai 2 tempat kamar haechan berada.

“Junn gue mau sama jaemin, junn JUNN WOOOIII!!” Sia-sia teriakan haechan, renjun tetap berjalan ke arah kamarnya.

“Yaudah gih udah malam juga gausa debat, gue tidur dulu yaa. Malam chan. Jisung ayo” Jaemin berjalan menuju kamarnya. “Malam chan.” Kata jisung menyusul jaemin.


Kamar haechan

Jam sudah menunjukkan pukul 02.45 pagi, tapi haechan masih setia menatap langit langit kamarnya. Menoleh ke sebelah kanannya, renjun sudah tertidur pulas, inimah kalo njun udah tidur gini, ada bom pun ga bangun dia timpanya dalam hati.

Ia masih terbayang akan mimpinya, gue bakal mimpiin itu lagi gak ya?. larut dalam lamunannya sendiri, kantuk pun akhirnya datang, ia pun akhirnya terlelap.


Rumah mark

Pulang dengan pakaian masih rapi dengan sedikit bercak wine dan pusing dikepalanya, gila gue minum banyak banget hari ini.

Iya, walaupun mark sering pergi ke klub malam, tak pernah sekalipun mark menyentuh tubuh pria atau wanita lain. Ia masih setia menunggu donghyuck. Paling-paling, mark hanya minum sampai mampus.

Sesampainya di kamar, tak kuasa menahan kepalanya yang semakin berputar, tanpa mengganti baju ia terlelap di kasurnya.


Alam mimpi

Haechan POV

Gue ada dimana ini? katanya dalam hati. ya, haechan sedang bermimpi. Sekarang dihadapannya ia melihat hamparan rumput yang sangat hijau, pepohonan yang rindang, beberapa bunga dandelion. Biasanya jika bermimpi seperti ini, haechan akan menikmatinya. Ia sangat suka pemandangan seperti ini. Tapi, ini terasa terlalu nyata. Ia takut.

Berjalan kedepan tanpa tau arah, haechan melihat sosok bayangan hitam. siapa? pikirnya. Terus berjalan ke arah bayangan itu, ia sadar bahwa sosok itu juga berjalan mendekat ke arahnya.

Ketika matanya mulai bisa memandang dengan jelas siapa sosok bayangan itu, tanpa sadar ia berucap “Mark?”

haechan pov end


Mark POV

Mark masih berjalan lurus di hamparan rumput yang ia tak tahu akan berakhir kemana. Setelah beberapa saat berjalan, manik matanya menangkap sosok yang juga berjalan ke arahnya. siapa? batinnya.

Setelah akhirnya matanya bisa melihat dengan jelas sosok di depannya, “donghyuck?” terkejut, tak percaya akan apa yang dia lihat.

Mark berjalan mendekati haechan. Tapi, haechan berjalan mundur. Mark tidak berhenti disana, ia tetap maju dan menarik tangan haechan.

“Donghyuk? Kamu donghyuck kan?” Membawa haechan ke dalam dekapan nya.

“G-gue bukan donghyuk, gue haechan!!” Pekik haechan, terkejut tiba-tiba dipeluk oleh orang yang tidak dia kenal. Mark melepas pelukan mereka.

“Donghyuck? Kamu ga ingat aku?” Mark bertanya, sedangkan haechan masih mencoba melepaskan genggaman mark dari lengannya. kuat banget, ini dia batu atau apa batin haechan.

“Sekali lagi gue bilang, gue haechan, Haechan Chantrea, bukan donghyuck. Dan tolong lepasin genggaman lo di lengan gue!!” Haechan berkata dengan suara yang meninggi.

“Kamu donghyuck, kamu pasti donghyuck. Jadi selama ini mimpi itu emang penanda, kamu udah hadir lagi di dunia ini.” Mark tak kuasa menahan genangan air mata yang sebentar lagi turun, haechan yang melihat itu merasakan sakit di dadanya. Tetapi, ia tetap kekeh. Ia bukan donghyuck, ia haechan.

“Untuk terakhir kalinya gue bilang, gue haechan, haechan chantrea. Gue bukan donghyuck, berhenti sama samain gue sama orang yang bahkan gue gak kenal!” Setelah haechan berkata seperti itu, matanya tiba tiba berubah menjadi kuning ke-emasan. Tanda bahwa werewolfnya mau keluar.

Terkejut melihat hal itu tetapi tetap tidak melepaskan genggaman nya pada lengan haechan, “kamu werewolf?”

Mark pov end


kamar haechan

Bangun dengan peluh di wajahnya dan nafas yang memburu, haechan terduduk di kasurnya. Renjun yang baru saja keluar dari kamar mandi bergegas berjalan ke arahnya.

“CHAN! lo kenapa?” Sambil memegang pundak haechan, menenangkan.

“Jun, gue ketemu orang itu, orang yang sama di mimpi gue yang berulang itu” Kata haechan sembari mengatur nafasnya.

Renjun yang mendengar itu membawa haechan kedalam dekapannya. “Shh, gapapa. Tarik nafas dalam-dalam pelan pelan, gapapa chan. Gue disini, lo gapapa.”

Haechan memejamkan matanya di dekapan renjun dan berkata “Jun, dia vampir.” Renjun terkejut, tapi ia tetap bersikap tenang, ia tak mau haechan tambah panik. “Gapapa chan, it's just a dream. Gue bakal selalu lindungin lo.”


Note : kenapa haechan tau mark vampire? Karena dari awal netranya bisa menangkap bayangan mark dengan jelas, mata mark berwarna merah darah. Makanya pas mark jalan mendekati haechan, dia mundur dan mau lari.