H-2

Dua hari sebelum pernikahan Japa dan Japa. Malam ini rumah Jiva tengah ramai teman-temannya yang sedang tiba-tiba dikunjungi Nopal, Raden, dan Bobby. Karena di rumah Jiva ada Nata dan Moran, yang sebelumnya sudah berada di sini sejak lima hari lalu, susana semakin ramai.

Namun kali ini keramaian dan keseruan dikarenakan Petir yang menjawab pertanyaan om-omnya.

“Petir sukanya sama papi apa sama ayah?” tanya Bobby.

“Aku tuu suka semuanya, yaaaa...”

“Kalo sama om, suka nggak?” celetuk Moran.

“Suka.... Suka semuanya!” Petir merentangkan kedua tangannya. Mengartikan luas, semuanya ia sukai.

“Tanya deh, dia tidur di sini sama siapa!” bisik Nata kepada Raden.

“Tir, Petir di sini boboknya sama siapa?” tanya Raden, seperti yang disuruh Nata.

“Papi. Bobok di kamal situ,” jawab Petir sambil menunjuk kamarnya, lalu menunjuk kamar sebelah. “Telus di kamal sana om Nata sama om Lan. Ayah Japa bobok lumahnya sendili.”

“Kenapa di rumah sendiri? Kok nggak bobok di sini?” tanya Nopal.

“Ndak boleh sama papi! Aku nangis, telus katanya besok mau papi nikah dulu sama ayah, telus kita boleh bobok baleng-baleng gitu.”

“HAHAHAHHA....”

Mereka tertawa bersamaan setelah mendengar penjelasan Petir. Termasuk Japa Jiva yang ikut tertawa.

Memang, hari pertama di sini Japa membujuk Petir untuk bilang kepada papinya agar bisa tidur bersama. Namun Jiva menolak, dan Petir menangis karena permintaannya ditolak. Jiva pun menjelaskan jika sebentar lagi ayah dan papinya akan menikah, dan akan tidur bersama-sama dalam kurun waktu selamanya.

“Menikah itu apa, Tir?” tanya Nopal.

“Menikah— uhh apa ya? Ayah sama papi menikah di hotel itu loh.... Aku pelnah ke sana sama ayah sama papi, mam es klim banyak!” jelas Petir.

Sebelumnya Jiva hanya mengatakan jika papi dan ayahnya akan melangsungkan pernikahannya di hotel yang sebelumnya pernah dikunjungi saat menghadiri pernikahan teman ayahnya dulu. Petir tidak ingat, namun Jiva menceritakan jika waktu itu Petir mentahbiskan dua cup es krim.

“Kalo ayah sama papi udah nikah, Petir bobok sama om Nata dulu, ya?” pinta Moran.

“Ndakkk! Ndak mau yaaaa! Aku tuh mau bobok sama ayah sama papi di kamal hotel,” jawab Petir.

“HAHAHAHA.....”

Mereka kali ini tertuju pada Japa yang duduk di pojokan sofa, menertawakan nasibnya setelah pernikahan kelak.

“Dek, nanti kalo bobok sama om Nata diajak berenang loh,” ujar Japa.

“Sama papi diajak belenang kok,” jeda Petir. Ia menolehkan kepalanya ke arah Jiva, bertanya, “Iya 'kan Papi? Nanti belenang pakai bola-bola ya, Pi?”

“Iya, nanti berenang pakai bola-bola,” jawab Jiva.

“Terima nasib, bang!” celetuk Bobby, yang membuat tawa teman-temannya kembali riuh.

“Kalo bobok sama kakek nenek mau nggak, Tir?” tanya Raden.

Petir menjawab, “Ndak mau! Aku tuu maunya bobok sama ayah sama papiku!”

“Fix, udah pasrah dari sekarang!” Japa pasrah.

[]