Not Well


TW // mention of Murder, Suicidal thoughts


Hanma mencintai Kisaki

Sejak pertama kali, ia sudah jatuh cinta padanya. Bersumpah akan berada di sisinya. Menemaninya sampai akhir hayat. Walaupun mungkin perasaannya akan mati di tengah jalan.

“Hanma Shuuji, jadilah pionku”

Oh… kalimat itu. Kalimat yang menggetarkan hati Hanma. Hanma yang tak pernah mengenal cinta, mendadak berbunga-bunga.

Awalnya Hanma pikir, Kisaki juga menyukainya. Karena Hanma mulai mendekatinya dengan cara yang berbeda. Bagi Hanma, Kisaki adalah kekasih. Kekasih yang berhak dilindungi sampai akhir.

Hanma mencintai Kisaki, dan ia pikir Kisaki sebenarnya sama.

Bagaimana mungkin Kisaki tak mencintai dirinya? Hanma pikir. Senyum Kisaki selalu merekah setiap mereka bersama.

Setiap Hanma menggenggam tangannya, setiap Hanma memeluk dirinya erat, setiap Hanma dengan lembut mencium bibirnya. Bagaimana bisa Kisaki tak mencintainya, jika ia sama sekali tak keberatan dengan segala tingkah romantis Hanma? Itu aneh bukan?

Kisaki dengan senang hati menerima semua “perlakuan khusus” yang Hanma berikan. Bukankah itu cinta? Pikir Hanma.

Hanma mencintai Kisaki, dan ia yakin Kisaki juga mencintai dirinya.

Tapi kenapa? Kenapa selalu harus ada Hinata di antara mereka? Di dalam obrolan, di dalam pikiran, kenapa? Kenapa tak bisa hanya mereka berdua di dalam dunianya? Kenapa harus ada Hinata?

“Hari ini Hinata terlihat lebih cantik”

“Hinata berjalan beriringan dengan Takemichi… ah aku juga ingin ada disisinya”

Hinata ini, Hinata itu. Padahal Hanma yang selalu berada disisinya.

Hanma mencintai Kisaki, walau ia tahu itu salah.

Kenapa salah? Karena Hanma tahu, Kisaki hanya mencintai Hinata. Mata Kisaki yang selalu berbinar saat membicarakan Hinata. Obsesinya terhadap Hinata. Hanma benci hal itu. Ia ingin memukul Hinata sampai mati.

Tapi Hanma bisa apa? Kisaki mau bersamanya pun, Hanma sudah sangat senang. Ia senang walaupun hanya dianggap alat oleh Kisaki. Setidaknya, ia bisa berada disisinya.

Hanma mencintai Kisaki. tapi bagi Kisaki Hanma hanyalah alat.

Bukan Hanma tak ingin menggandeng tangan Kisaki di depan umum. Bukan Hanma tak ingin merangkul Kisaki di depan umum. Kisaki selalu bilang jangan.

“Apapun yang terjadi, tidak boleh ada yang tahu tentang kita berdua”

Bukan pertama kalinya Kisaki bilang itu padanya. Hampir setiap minggunya, Kisaki akan mengatakan hal yang sama pada Hanma.

Hanma hanyalah rahasia kotor Kisaki. Hanya simpanan yang bahkan tak pantas disebut simpanan. Hubungan mereka rancu. Tak jelas.

“Ya, aku janji”

Hanma hanya bisa mengatakan hal itu. Berjanji tidak akan membiarkan hubungan aneh mereka terkuak. Berjanji akan menyimpan perasaan pada Kisaki sampai ia mati. Karena Hanma telah dibutakan.

Hanma mencintai Kisaki. Tapi apakah Kisaki juga sama?

“Kau tahu, mungkin kalau kita seumuran, aku mau jadi pacarmu”

Hanma tak mengerti apa maksudnya. Apa Hanma terlalu tua? Padahal ia hanya berbeda beberapa tahun dengan Kisaki. Tapi lama kelamaan, Hanma mengerti.

Kisaki tak akan bisa mengerti bagaimana perspektif Hanma terhadap dunia. Karena Hanma lebih tua, karena Hanma lebih lama hidup di dunia. Perspektif Kisaki terhadap dunia juga belum bisa pahami sepenuhnya. Mungkin karena itu.

Hanma mencintai Kisaki, tapi dia Hanyalah alat.

“Kisaki, apa kau menyukai aku?”

“Tentu”

Tentu… tapi sebagai apa?

Awalnya Hanma pikir Kisaki juga mencintai dirinya. Karena jawabannya. Tentu saja, tidak mungkin Kisaki tak mencintainya.

Hanma selalu ada disisinya. Hanma selalu mendukung semua langkah Kisaki. Baik atau Jahat, apapun itu, Hanma akan mendukungnya.

“Kisaki, apa kau mencintaiku?”

“Tentu”

Hanma mencintai Kisaki, tapi dia salah paham.

Ia salah mengartikan jawaban Kisaki. Kisaki mencintainya semata karena ia adalah Pion kesayangan. Karena Hanma adalah orang yang selalu mendukung dirinya. Bukan karena perasaan yang sama yang Hanma miliki.

Hanma terlalu berharap banyak. Hanma terlalu meminta lebih. Ia lupa akan posisinya.

“Aku ini apa?”

“Teman… kakak… pion ku yang paling kuat”

“Bukan yang lain? Aku pikir kau mencintaiku Kisaki”

“Ya… sebagai teman”

Hanma ingin mati.

Kakak? Kakak macam apa yang bertukar ciuman mesra setiap kali adiknya sedang merasa sedih?

Teman? Teman macam apa yang berpelukan sambil tersenyum menatap langit penuh bintang? Sambil bertukar mimpi masing-masing?

Hanma mencintai Kisaki, tapi rasanya ingin mati saja.

“Hanma, kau tidak perlu mengikutiku lagi. Tujuanku sudah tercapai. Aku akan menikah dengan Hinata dua bulan lagi”

Hanma tahu, suatu hari ini akan terjadi. Hanma tahu, suatu hari ia akan dibuang, karena Kisaki sudah tak lagi membutuhkannya. Hanma tahu, tapi hatinya tetap sakit.

Kadang kejujuran tak terasa jujur, malah menyakitkan. Kadang kata-kata menyakitkan keluar begitu saja dengan alasan kejujuran. Begitulah.

Hanma bukan orang yang cengeng. Tapi hal ini, membuatnya menangis. Hatinya sakit. Ia tahu akan ditinggalkan, tapi terus berharap akan kemustahilan.

Hatinya lebih sakit ketika mengetahui Hinata hanya berbeda satu tahun dengannya. Padahal Kisaki bilang hanya tertarik pada orang yang seumur.

Hatinya lebih sakit ketika mengetahui Hinata menerima Kisaki apa adanya, padahal selama ini Hanma yang selalu ada di sisinya, mendukung semua keputusannya.

Hanma mencintai Kisaki, entah sampai kapan.

Hanma tak akan pernah bisa melupakan semuanya. Bagaimana cara Kisaki menatapnya. Bagaimana cara Kisaki menggenggam tangannya. Bagaimana senyuman manis selalu merekah ketika Hanma lontarkan lelucon-lelucon untuk menghiburnya.

Hanma mungkin akan tetap mencintai Kisaki. Atau mungkin tak mencintai siapapun sama sekali. Hanma harus bisa menerima kenyataan.

Hanma mencintai Kisaki, setidaknya sampai perasaannya mati.

“Saat pernikahan nanti, maukah kau jadi best man ku?”

“Ya, tentu. Aku juga akan membacakan pidatoku”

Ya, tentu. Karena Hanma mencintai Kisaki. Hanma akan lakukan segalanya untuk Kisaki. Bahkan jika itu berarti Hatinya harus mati.

“Terimakasih Hanma, kau memang paling bisa diandalkan”

Tentu saja, Karena Hanma sangat mencintai Kisaki. Hanma rela melakukan apapun, bahkan jika harus ia tukarkan dengan kewarasannya.

“Ya… sama-sama”

“Ya, sama-sama. Terimakasih sudah menusuk hatiku, menanam bunga benalu yang terus tumbuh besar karena rasa cintaku padamu, lalu membuatku Mati sementara kau Berdiri dengan gagahnya.”

Hanma mencintai Kisaki. Kalau setelah ini dia mati karena dibunuh oleh kenyataan, ia tak peduli lagi. Hanma akan tetap mencintai Kisaki.

Kisaki sama sekali tak mencintainya. Sebagaimana dirinya mencintai Kisaki.