Otonablue

I know that you wanted this, am i right?

What?

My Glossy Lips


Tw // NSFW

Tags : Blow job, Public Sex, anal sex. Don't worry it's vanilla and protected :D

Character are all age up 25+


Entah berapa kali, Keisuke Baji menolak untuk berkencan. Dan entah berapa kali pula, teman-temannya terus berusaha memasangkan dirinya dengan perempuan atau laki-laki yang mereka kenal agar dia mau pacaran. Tapi nihil. Alasan Baji menolak?

Lebih baik baca buku

Baji hanya seorang Kutu buku yang kebetulan bekerja di perpustakaan kecil di sudut kota Tokyo. Perpustakaan yang sudah berdiri lebih lama dari usia Baji. Namun tak kehilangan pamornya karena memang anak-anak di Jepang masih banyak yang gemar membaca

Bukan tanpa alasan Baji menjadi seorang pustakawan. Apa dia suka buku? Tidak. Malah sejujurnya, di awal dia tidak pernah sama sekali membuka buku. Kecuali Manga. Itupun ketika dia kecil.

Namun keadaan memaksanya berubah. Menjadi seorang Kutu buku dengan kacamata tebal walaupun tidak berpakaian seperti kutu buku. Baji menjadi pustakawan dengan alasan ingin membuat ibunya berhenti menangis. Menangis karena Baji yang tidak jelas masa depannya. Suram. Seperti Jepang jika turun kabut.

Ajaibnya, sekarang Baji suka membaca. Membuat teman-teman Baji bingung dan takut. Kalau-kalau Baji dicuci otak di perpustakaan tua tempat dia bekerja sekarang.

Dan akibatnya, Baji tidak ingin punya pacar. Sekarang dia seorang Lacur buku-buku tebal. Dia lebih memilih menghabiskan waktu berjam-jam membaca buku sejarah dibandingkan mencari pacar.

Padahal sudah banyak pengunjung yang tertarik padanya. Namun Baji menolak dengan halus. Jika mereka memaksa mendekati, Baji akan menyuruh mereka membaca buku filsafat dan memahaminya dengan cepat. Satu menit. Kebanyakan orang memilih menyerah.

“Baji, kau masih muda. Kau tidak bisa terus menunduk di sudut dan membaca buku tebal” nasihat kepala perpustakaan “carilah petualangan”

“Petualangan ku di sini” jawabnya tenang sambil menunjukkan bukunya.

Baji sudah tidak waras

“Baji, kau serius tidak tertarik dengan manusia?”

Baji menggeleng “aku belum tertarik. Semua terlihat sama saja”

“Sama apa?”

“Sama-sama manusia”

Cepat sembuh Baji

batin setiap orang yang menceramahi Baji hampir setiap saat.

Padahal beberapa orang tau, di masa remaja Keisuke Baji bukanlah seorang Kutu buku. Dia adalah seorang yankee, seorang berandalan. Namun kuatnya air mata sang ibunda membuat Baji kini berubah menjadi pria pendiam dengan kacamata tebal. Dan ibu Baji senang karena anaknya sekarang anak baik-baik.

Baji seperti biasanya, merapikan buku-buku yang disimpan pembaca dengan acak karena buru-buru ingin membaca buku lain. Mengelap rak-rak tua yang masih kokoh berdiri menopang buku-buku berbagai ukuran. Dan membersihkan lantai. Walaupun pekerjaan nya sebenarnya hanya itu-itu saja, Baji senang. Berkat pekerjaan nya itu dia memiliki privilege untuk dapat membaca buku tanpa kartu perpustakaan kapanpun dia mau.

“Eum anu permisi... Sudah buka kan?” Tanya sebuah suara lembut

“Ah selamat da-” Baji terkesima. Seorang pria bertubuh mungil dengan mata biru yang menenangkan tengah menatapnya. Lalu tersenyum manis padanya

Sangat manis

Baji yang terpesona kehilangan keseimbangan dan terjatuh dari kursi yang ia naiki untuk membantunya membersihkan rak atas

BUKK!!

Baji terjatuh. Tepat di depan pria mungil itu.

“eh?! Anda tidak apa-apa kan?!” Pria mungil itu panik karena Baji jatuh tersungkur di hadapannya.

“Uh.. y-ya... S-saya b-baik-baik s-s-saja” Baji bangkit dan menjawab dengan gugup. Membuat si pria manis tertawa kecil

“Anda lucu”

OW SHIT. Jantung Baji rasanya ingin keluar

“A-anda M-mau cari a-apa?” Tanya Baji dengan masih tergagap. Pria itu tersenyum “saya mencari buku tentang kucing dan hewan peliharaan lain. Ya seperti dasar-dasar mengurus hewan. Ada kan?”

Baji mengangguk dengan antusias “s-sebelah sini” Baji menuntun pria manis tersebut ke lorong tempat buku yang dimaksud

“Ah terimakasih ya...” Pria itu menatap Baji, membaca Nametag di Hoodie Baji “Keisuke Baji-san!” Pria itu tersenyum lagi. Membuat wajah Baji memerah dan dia segera pergi ke meja resepsionis. Bersembunyi.

Matanya yang cerah dan menenangkan

Bibirnya yang terlihat lembut dan berkilau

Rambutnya yang berkilau dibawah sinar lampu

Badannya yang mungil tertutup oversized hoodie

Baji memegang dadanya. Jantungnya berdegup sangat kencang. Belum pernah kulihat makhluk secantik itu. Kemudian dia memijat pelipisnya frustasi. Padahal dia sendiri yang bilang buku lebih penting. Sekarang? Dia malah jatuh cinta. Ah apa bisa disebut jatuh cinta? Lagipula, memang cinta pada pandangan pertama itu ada?

“Baji-san, kau sedang apa?” Tanya kepala perpustakaan, Maeda, melongok ke bawah meja tempat Baji bersembunyi.

“Euh itu... Maeda-san...aku...aku melihat bidadari...”

“Kau... fobia bidadari?”

“Bukan!”

“Lalu? Kenapa kau bersembunyi?”

“Kalau aku menatapnya terlalu lama, bisa-bisa aku terkena serangan jantung”

“Ya Tuhan...”

“Maeda-san aku serius!!”

“Ya terserah... Sana kebelakang. Ambil box buku-buku baru untuk tambahan ruang baca anak”

Baji keluar dari persembunyiannya “Baik bos” Maeda menendang bokong Baji sebelum pria berambut panjang itu berlari ke pintu belakang.

Baji sambil melewati lorong-lorong, mencoba mencari pria manis tadi. Kemana ya dia pergi?

**

Sejak hari itu, Baji menunggu kedatangan si pria manis, berharap dia kembali ke perpustakaan dan bertemu dengannya. Baji yang sudah semangat bekerja, semakin semangat. Karena berharap bisa bertemu lagi dengan pujaan hatinya.

“Menurutku dia tidak akan kesini lagi”

“EH?! apa yang kau bicarakan Maeda-san?!”

“Ya buktinya sudah hampir satu bulan...”

“Dia tidak mengembalikan buku?”

“Dia bahkan tidak meminjam. Dia baca di tempat”

“Ah... Pantas saja” Baji mengangguk-angguk “pantas saja aku tidak menemukan namanya di daftar peminjam”

“Memang kau tau siapa namanya?” “Tidak... Hehehe” Baji tertawa polos disambut dengan Maeda yang menoyor kepalanya.

“Sudahlah, lebih baik cari yang lain” saran Maeda

“Tidak. Aku ragu ada yang seperti dia”

“Bukannya kau pernah bilang semua sama saja? Sama-sama manusia”

“Dia berbeda! Dia bidadari” Baji ngotot

“Baji-san kurasa kau harus ke RSJ”

“Aku masih waras”

Maeda menghela nafas “sudahlah... Ini cari yang baru” Maeda mengulurkan ponselnya pada Baji

“Heh? Grindr?”

“Ya”

“Apa itu?”

“Kau tidak tau?!”

Baji menggeleng

“Dasar kampungan” ejek Maeda. “Kau bisa mencari pacar dari sini”

“Dari internet?!”

“Ya”

Ya Tuhan... Semudah itukah? Batin Baji. “Cara menggunakan nya?”

“Kau tinggal geser ke kiri atau kanan. Kalau kiri kau menolak kalau kanan kau bisa berpasangan dengan orang tersebut” jelas Maeda

“Heeeee.... Teknologi menyeramkan”

“Kau tau Baji-san? Kau lebih menyeramkan”

“Aku? Menyeramkan?”

“Kau tidak sadar kalau kau menyeramkan?”

“Tidak. Tapi aku sadar kalau aku sangatlah tampan”

Maeda menghela nafas dan menimpuk Baji dengan buku di tangannya.

**

Maeda salah

Maeda menyesal

Maeda butuh mesin waktu

Sejak Maeda mengenalkan aplikasi kencan pada Baji, sekarang anak itu kecanduan. Walaupun dia tidak mendapatkan match, ah tidak, ada yang match tapi dia tolak. Baji terus mencari dan mencari

Si pria mungil nan manis

Maeda ragu bahwa orang itu ada di Grindr

“Maeda-san!”

Oh, Maeda tidak ragu lagi

Baji berlari menghampiri Maeda dan menunjukkan layar ponselnya. “AKU MENEMUKANNYA! DIA!”

“Pelankan suaramu bodoh kita di perpustakaan!”

“AH...euh... Maaf semua” Baji meminta maaf kepada orang di sekitar. Disambut dengan cekikikan karena Baji begitu polos

“Jadi, siapa namanya?”

“Euh... Sebentar”

Baji membaca nama di ponselnya “Chi..chi.. Chifuyu”

“Baji kau tidak bisa baca?”

“Bisa”

“Lalu kenapa kau mengeja namanya seperti itu?”

Baji menempelkan telunjuknya di bibir Maeda “sssttt Maeda-san, kita harus hati-hati menyebutkan nama Bidadari”

Maeda ingin sekali mengubur Baji hidup-hidup saat ini.

“Maeda-san lihat! Matanya cantik kan? Saat kau menatap kedua matanya, terasa sejuk. Lalu rambut hitamnya yang berkilau... Lalu lihat! Bibirnya yang merah muda dan terlihat lembut...”

“Baji-san...”

“Ya?”

“Aku rasa kau benar-benar sudah gila”

“Aku masih waras”

Maeda menepuk dahinya. Lalu berdoa “Tuhan, kalau kau belum bisa mengembalikan kewarasan Baji, tolong, berikan aku kekuatan lebih...”

“Maeda-san kau menangis”

“Ya... Aku tau” Maeda mengusap air matanya dan meninggalkan Baji yang kebingungan.


Chifuyu tidak masalah jika dirinya sering dikata-katai perebut kekasih orang. Karena Chifuyu tau dirinya bukan seperti itu.

Bukan salahku jika kekasihmu jatuh cinta padaku, aku memang terlahir rupawan

Chifuyu terlahir dengan paras rupawan. Mata biru cerah yang membuat setiap orang yang memandangnya merasakan ketenangan jiwa. bulu mata lentik yang ketika ia berkedip, bisa membuat ritme jantungmu berdetak tak karuan. dan bibirnya, bibir merah muda, menggoda setiap orang yang menatapnya . Seolah memberi sinyal,cium aku

Chifuyu bahkan mendapat julukan Incubus karena dirinya benar-benar berpenampilan menggoda. Satu tatapan, maka orang yang ditatap akan langsung head over heels pada Chifuyu.

Tak jarang Chifuyu menyalahgunakan daya tariknya untuk kepentingan dirinya sendiri. Entah berapa banyak Sugar daddy dan Sugar Mommy yang sudah Chifuyu campakkan tanpa memberikan mereka benefit sama sekali setelah dia merampok harta mereka. Chifuyu hanya mengedipkan mata dan para lelaki dan wanita tua mesum itu langsung menghujani Chifuyu dengan uangnya. Tapi Chifuyu tak pernah sedikitpun memberikan mereka sesuatu yang mereka inginkan. Anehnya, tidak ada yang sadar. mereka tetap menghujani chifuyu dengan harta mereka sampai Chifuyu sendiri yang bosan.

Semua terlalu mabuk dengan kecantikan Chifuyu Dan Chifuyu sadar akan hal itu.

Padahal Chifuyu sebenarnya sama sekali belum pernah jatuh cinta. Bahkan dia tidak tau menau soal dunia cinta dewasa, yang dikira orang sangat dikuasai Chifuyu. Yang dia tau bahwa kalau berhubungan sex bisa punya anak. Ah... Chifuyu bahkan tidak tau sex itu apa. Dan bagaimana cara melakukannya. Dia cuman laki-laki polos yang kebetulan berpenampilan sangat menggoda.

Chifuyu yang sedang mencari sesuatu yang baru akhirnya mencoba aplikasi kencan. Tinder Dan Grindr. Maruk setidaknya itu kata temannya. Tapi Chifuyu sedang bosan bermain-main. Dia ingin jatuh cinta seperti teman-temannya.

DING!

Aplikasi kencan nya yang terus berbunyi sejak Chifuyu menginstal di ponselnya berbunyi kembali.

Chifuyu dengan malas membuka ponselnya.

Swipe ke kiri, swipe ke kiri

Chifuyu bosan. Semua laki-laki dan perempuan yang match dengan nya punya tipe yang sama. Bernafsu. Saat Chifuyu hendak keluar dari aplikasi, manik birunya menyadari sesuatu.

Keisuke Baji, 27, Pustakawan

Chifuyu yang penasaran langsung melihat profil orang tersebut. Loh? Ini kan petugas perpustakaan yang aku temui tempo hari? Batinnya. Chifuyu tertawa melihat foto profil Grindr nya seperti foto untuk ID. Pose canggung tapi dengan kacamata tebal. Itu jelas bukan foto ID karena dia pakai kacamata. Chifuyu tertawa terbahak-bahak karena berpikir dia lucu.

Akhirnya Chifuyu Matsuno memutuskan untuk match dengan Keisuke Baji dan mengirimkannya pesan

Halo, Keisuke Baji-san :D

Ah... Halo aku pikir tak akan bertemu denganmu lagi ><

Chifuyu tertawa. Ah dia sangat menggemaskan

Hehehe ternyata kita bertemu di aplikasi kencan ya?

Hee... Pasti banyak yang suka denganmu ya sampai-sampai kau terkenal di internet ><

Terkenal di internet? Kurasa begitu. Batin Chifuyu

Eum... Anu... Chifuyu-san... Apa kita bisa bertemu lagi suatu hari?

HAHAHA. kenapa harus suatu hari? Kalau mau bertemu hari ini juga bisa

EH?!

Baji-san kerja di perpustakaan kan?

Iya

Nanti aku ke sana

JANGAN!

Loh? Kenapa?

Jantungku belum siap

Chifuyu kembali tertawa lepas. Baji-san sangat lucu. Ini pertama kalinya dia bertemu laki-laki sepolos Baji.

Baiklah... Kapan kalau begitu?

Boleh aku minta emailmu? Nanti aku beri tau kalau aku tidak sibuk kerja... Siapa tau kau mau...Eung... Jalan-jalan denganku...

Boleh Baji-san

Ya?

Kau sangat lucu

Chifuyu tertawa kecil. Namun setelah itu, Baji tidak membalas lagi. Beberapa menit berlalu dan tidak ada balasan. Chifuyu mengerutkan keningnya.

Baji-san? Halo halo Baji-san?

Tidak ada jawaban. Chifuyu bingung. Apa aku terkena ghosting? Batinnya. Ini pertama kalinya lawan bicara Chifuyu tidak menanggapi pesan nya. Karena biasanya, mereka akan berlomba-lomba mencari topik pembicaraan sampai Chifuyu bosan dan pamit undur diri. Tapi kali ini berbeda. Chifuyu sedikit shock.

Chifuyu menunggu beberapa menit. Tidak ada jawaban. Dia mendadak gusar. Pertama kali dalam hidupnya, ada seseorang yang tidak menjawab pesannya! Apa ini?!

Chifuyu mulai khawatir pada Baji. Apa ponselnya jatuh? Habis baterai? Atau apa? Chifuyu sampai mengigit bibirnya karena khawatir.

Eh tunggu... Kenapa aku khawatir? Memang dia siapa Chifuyu tersadar. Dia kebingungan. Kenapa tiba-tiba dia khawatir pada seseorang yang belum dia kenal dengan baik?

Chifuyu melemparkan ponselnya dan berbaring di kasurnya yang lembut. Menatap langit-langit dan bertanya pada dirinya sendiri, bagaimana dia bisa merasa khawatir dengan orang yang baru ia temui sekali.

**

Chifuyu menyedot ice americano nya sambil menatap ke sebrang jalan. beberapa meter dari tempatnya duduk, ada sebuah perpustakaan tua yang masih ramai dikunjungi penduduk Tokyo. harus Chifuyu akui, tempatnya memang nyaman. untuk belajar, untuk sekedar baca buku, bahkan untuk sekedar istirahat dari penatnya suasana Tokyo.

Seorang laki-laki dengan rambut dikuncir dengan kacamata tebal terlihat sedang membersihkan halaman perpustakaan tersebut. sesekali menyapa orang yang lewat di depannya. Chifuyu tersenyum syukurlah dia terlihat baik-baik saja setelah tadi malam laki-laki bernama Keisuke Baji itu tidak menjawab pesannya.

Baji terlihat membersihkan Halaman dengan telaten. alasan mengapa dia begitu disukai oleh pengunjung mungkin adalah itu. etos kerja Baji patut diacungi jempol. dan tanpa sadar Chifuyu berdecak kagum memikirkannya

Chifuyu memutuskan untuk mengunjungi perpustakaan itu. menyapa Baji “Ohayo! Baji-san!”

Baji terperanjat. memperbaiki kacamatanya sebentar dan menatap Chifuyu “O-O-Ohayo..Ch-Chi-Chifuyu-san...” Jawabnya gugup. membuat Chifuyu terkikik

“Baji-san kenapa? apa aku terlihat menyeramkan?”

“T-tidak! Chifuyu-san Sangat c-c-cantik”

“Eeeh benarkah? terimakasih Baji-san~” Chifuyu tersenyum mendengar jawaban Baji. membuat si lelaki yang lebih tua memerah dan memalingkan wajahnya.

hihi apa dia malu? batin Chifuyu

“Baji-san”

“I-iya?”

“Kemarin kau tidak membalas pesanku lagi... kenapa?” Chifuyu menatap Baji dengan cemberut. keringat dingin mengucur dari pelipis Baji

“eung...anu...eung...i-itu...” Baji menggaruk kepalanya “A-aku pingsan...”

“EH?! KENAPA?!” Chifuyu panik

“K-Kemarin Chifuyu-san bilang kalau aku..eung...lucu...”

Chifuyu melongo sebelum tertawa terbahak-bahak. “Karena itu? hahahaha Baji-san kau memang lucu sekali...”

Baji mematung. lalu hampir terjatuh ke belakang. Chifuyu yang kaget segera menangkap tangannya dan menariknya ke hadapannya. Baji menatap Chifuyu dengan wajah memerah. Chifuyu tertawa kecil “Baji-san harus hati-hati. Jangan pingsan di jam kerja” katanya sambil membersihkan bahu Baji. “Aku pergi dulu~ sampai bertemu lagi”

Chifuyu berbalik namun tangannya digenggam oleh Baji. membuat Chifuyu menoleh “Ada apa Baji-san?”

“A..Anu...” Baji membungkuk, memohon pada Chifuyu

“AKU MENYUKAIMU CHIFUYU-SAN! TOLONG JADIANLAH DENGANKU!”

“Eeeh?!”

“AKU MENYUKAIMU SEJAK KITA PERTAMA BERTEMU CHIFUYU-SAN!”

Chifuyu kaget dan menutup mulutnya dengan sweater oversized nya. Baji-san bilang apa?

“A-anu Baji-san... Kau serius?”

“YA AKU SERIUS! CHIFUYU-SAN, JADILAH KEKASIHKU” katanya sambil tetap membungkuk. Chifuyu tersentuh dengan keberanian Baji padahal dia tau laki-laki itu setengah mati menahan malu

“Tapi kita kan hanya bertemu di Aplikasi kencan... benar tidak apa-apa? kan kita belum mengenal satu sama lain?” tanya Chifuyu meyakinkan

“TIDAK APA-APA! AKU AKAN DENGAN SENANG HATI BELAJAR MENGENAL CHIFUYU-SAN”

Chifuyu takjub dengan kegigihan Baji. dan mendadak jantungnya berdegup kencang. “Baiklah aku mau”

Baji bangkit dan memandang Chifuyu “E-eh? benarkah?”

Chifuyu mengangguk “he'em... Aku mau jadi pacarmu, Baji-san” jawabnya sambil tersenyum manis. terlalu manis

Baji memerah dan terjatuh kebelakang. Pingsan.


Mungkin Chifuyu jatuh cinta pada Baji. entahlah. Chifuyu bingung. Dia belum pernah Jatuh Cinta sebelumnya jadi dia tidak yakin. Namun Chifuyu merasa hangat dan aman bersama Baji.

Baji mungkin tidak sekaya Sugar daddy nya dulu. tapi cara kecil Baji menyenangkan Chifuyu membuat hatinya berdebar. Baji mungkin tidak setampan semua laki-laki mata keranjang yang hobi mendekatinya, tapi Baji membuatnya aman dengan menghargai Chifuyu. dan Chifuyu, untuk pertama kalinya merasa diperlakukan sebagai manusia biasa, bukan iblis pencuri kekasih orang atau dewa tampan yang harus dipuja-puja.

Baji tentu sebenarnya memujanya. Tapi Baji tidak memuja Chifuyu dengan berlebihan. Baji hanya memuji Chifuyu cantik ketika dia memang ingin memujinya. tidak memuji berlebihan dengan kata-kata gombal. hanya dengan “Chifuyu, hari ini terlihat sangat cantik” dan hati Chifuyu sudah berdebar tak karuan.

Tapi Chifuyu terbiasa dihujani perhatian

dan Baji, walaupun sekarang telah menjadi kekasih Chifuyu, tetaplah lacur buku tebal. Baji lebih banyak menghabiskan waktu bekerja daripada menghabiskan waktu dengan Chifuyu. dan Chifuyu sedikit kurang suka dengan itu.

sisi positifnya, Chifuyu sekarang banyak membaca buku

Chifuyu yang tidak bisa memaksa Baji untuk bolos kerja, akhirnya mengunjungi Baji hampir setiap hari. dan membuat dia jadi gemar membaca buku seperti Baji. dan Baji, dengan senang hati, menunjukkan banyak buku kepada Chifuyu

mungkin sebentar lagi, Chifuyu juga akan jadi Lacur Buku tebal seperti Baji Chifuyu ingin sesuatu yang lebih menantang.

“Baji-san”

“kenapa Chifuyu-san?”

“Mau nge-sex?”

Baji menjatuhkan Buku-buku di tangannya. dan memandang Chifuyu kaget “C-Chifuyu-san?!” katanya setengah berbisik

Chifuyu masih menatap Baji polos “Mau tidak?”

Baji membereskan buku-buku dengan cepat dan menarik Chifuyu ke lorong sepi di sudut perpustakaan. “Chifuyu kau tidak boleh berkata seperti itu! ini ruang publik”

Chifuyu cemberut “Jadi... tidak mau ya”

“B-bukan begitu!”

“Kalau begitu, ini saja...”

Chifuyu berlutut dan mencium bagian bawah tubuh Baji. membuat si laki-laki berkacamata terperanjat dan mencoba menjauhkan kepala Chifuyu dari bagian privat nya “C-Chifuyu?!”

“ssttt Baji-san tenanglah, aku menguasai hal ini”

Bohong, Chifuyu berbohong. melihat kejantanan laki-laki lain saja Chifuyu tidak pernah. ini pertama kalinya dia melakukan hal tidak senonoh... dan di tempat umum

Chifuyu membuka belt Baji dan menurunkan resleting celananya dengan giginya. Membuat Baji menutup mulutnya, kaget dengan pemandangan erotis di hadapannya.

Chifuyu mengelus kejantanan Baji dengan gestur menggoda. membuat Baji mengerang. namun menahannya sekuat tenaga karena di perpustakaan, suara sekecil apapun biasanya terdengar.

“Kenapa Baji-san? tidak enak?” Chifuyu semakin menggoda Baji dengan menciumi ereksi Baji dari luar celana Dalamnya. Baji mendongak. menolak memandang wajah Chifuyu yang begitu menggoda.

Chifuyu sedikit bersyukur, tadi malam dia menonton video porno. sekarang dia tau cara memuaskan Baji. setidaknya begitu

Chifuyu menciumi kejantanan Baji sementara kedua tangannya beralih ke Paha Baji, mengelus-elusnya. memberinya rangsangan. bagian bawah Baji gemetar. dia terangsang

Chifuyu menggigit karet celana dalam Baji dan membebaskan ereksi milik Baji. Ereksi Baji terbebas dan sedikit menampar wajah Chifuyu sebelum berdiri dengan kuat. Chifuyu kaget.

Baji-san sangat besar

Baji menutup mulutnya dan memalingkan wajahnya. Dia malu. Malu karena melakukan hal tidak senonoh di tempat umum, bukan karena penisnya ditunjukkan kepada Chifuyu. Sejujurnya dia akan dengan senang hati memamerkan penis besarnya pada Chifuyu

Chifuyu tersenyum menantang dan memandang Baji “aku suka ... Besar...” Katanya sebelum mencium pucuk kejantanan Baji. Membuat Baji meloloskan desahan kecil. Membuat senyum jahil Chifuyu semakin melebar.

Chifuyu mulai menjilati batang daging di hadapannya. Membuat Baji mendesah beberapa kali karena menerima rangsangan basah pada kejantanannya. Penis Baji gemetar kecil

“Hee... Gerak-gerak kecil... Lucu...” Goda Chifuyu sebelum memasukkan seluruh kejantanan Baji ke mulutnya.

Sial, besar sekali

Chifuyu agak kesusahan namun berhasil menelan bulat-bulat seluruh batang Baji. Baji terkejut. Ternyata Chifuyu selihai ini

Chifuyu mulai menggerakkan kepalanya maju mundur. Melahap kejantanan Baji dengan penuh gairah. Sementara Baji berusaha keras untuk tidak mendesah. Dia tidak mau Maeda memecatnya hanya karena melakukan blow job di tempat kerja. Yang mana seharusnya memang tidak dilakukan jika dia memang benar-benar waras

Chifuyu malah semakin ingin menjahili Baji. Dia menjilati penis Baji dengan sensual sementara kedua tangannya memijat lembut kejantanan Baji yang tidak masuk ke mulutnya. Baji menjambak rambutnya. Jari-jari lentik Chifuyu membuatnya frustasi. Sexually frustrated

“Ahh... Chifuyu....”

“Hm?” Chifuyu bergumam dan menatap Baji. Mengirimkan getaran dari penisnya dan menjalar ke seluruh tubuhnya. Membuat Baji kali ini gagal menahan desahannya.

Chifuyu tertawa kecil sementara Baji menutup mulutnya.

“Baji-san, aku akan melakukannya dengan cepat!” Bisik Chifuyu sebelum kembali melahap kejantanan Baji, menjilati setiap inci dari milik Baji.

Baji mendongak ke atas. Menikmati setiap gerakan lidah dan mulut Chifuyu yang merangsang dirinya. Baji tak tahan. Ia menjambak rambut Chifuyu dan mulai memaju mundurkan pinggulnya. Menggempur mulut Chifuyu. Sementara satu tangannya mencoba menahan desahan yang keluar dari mulutnya.

Chifuyu hampir tersedak. Penis Baji yang sekarang bergerak menusuk-nusuk tenggorokan nya membuat Chifuyu gila. Gerakan pinggul Baji semakin tak karuan. Menandakan dia akan segera keluar.

“Chifuyu... Chifuyu...Ahhhh....” Baji memanggil nama Chifuyu lirih sebelum akhirnya melepaskan cairan putih di dalam mulut Chifuyu. Mendesah panjang karena bisa lepas

Chifuyu, yang entah kenapa handal, langsung menelan setiap tetes cairan yang keluar di mulutnya. Lalu melepaskan dirinya dari penis Baji. Mendongak menatap Baji dan tersenyum.

Baji langsung jatuh terduduk. Dia masih belum terbiasa melihat senyuman Chifuyu. Chifuyu hanya cekikikan dan mengelap mulutnya dengan Hoodie nya. Sebelum mencium bibir Baji lembut.

“Hehehe... Enak kan?”

Baji mengangguk-angguk semangat “sangat nikmat...” Lalu darah mengalir dari hidungnya. Baji tak lagi pingsan ketika menatap Chifuyu, sekarang dia mimisan. Otaknya tidak kuat melihat kecantikan Chifuyu.

Chifuyu tertawa lagi. Memasukan penis Baji ke dalam celana baji dan membetulkan celananya yang tadi dia buka. Mengencangkan belt nya sebelum mengalungkan tangannya ke leher Baji. Lalu menciumi wajah Baji dengan sayang

“Ekhem...”

Baji dan Chifuyu menoleh. Beberapa meter dari mereka, Maeda sedang berkacak pinggang dan menggelengkan kepalanya.


Baji masih tak percaya dirinya benar-benar berpacaran dengan Chifuyu. Dia ingin berterimakasih kepada Maeda karena secara tidak langsung membantunya mencari Chifuyu

Baji juga masih tidak percaya, bahwa Chifuyu hampir menyedot jiwanya dari kejantanan miliknya di sudut ruangan. Betapa lihainya Chifuyu hari itu membuat Baji yakin dia telah mencapai kedewasaan.

Baji yang sebelumnya tidak tau menau soal dunia cinta dewasa Sekarang malah sering kali membaca buku tentang sex. Aku harus mengimbangi kemampuan Chifuyu. Pikirnya. Ia tidak mau jadi bahan ejekan Chifuyu karena tidak mahir dalam memuaskan nafsu birahi Chifuyu nanti, kalau-kalau Chifuyu mengajak nya lagi berhubungan sex.

“Baji-san”

“IYA!” Baji kaget karena Maeda menepuk pundak nya saat ia sedang fokus membaca buku tentang posisi berhubungan badan

“Kau... Kenapa?”

“T-tidak apa-apa? Ada apa?” Baji malah bertanya dengan kikuk

“Hey aku tau tempo hari kalian berdua ciuman di sudut ruangan... Aku ada di sana tau”

“Berarti kau... Melihatnya?”

“Lihat apa?”

“Iya... Itu ..”

“Kalian berciuman? Iya aku lihat”

Oh... Maeda-san tidak melihat mereka berua melakukan hal yang tidak senonoh

“Kenapa kalian harus ciuman di saat jam kerja huh?”

“Eum itu...a-aku rasa... Libido Chifuyu... Besar”

Maeda membelalakkan matanya “aku pikir kau Top dalam hubungan ini”

Sebelum Baji menjawab, Maeda mengangkat telunjuknya “Ah ya... Aku lupa... Kau tidak berpengalaman”

Baji hanya tertawa kesal. Maeda menepuk-nepuk pundak Baji “tidak apa-apa... Kau bisa belajar”

Maeda mendekatkan mulutnya ke telinga Baji “pastikan kau gunakan pengaman ya” bisiknya pada Baji. Membuat Baji hanya tersenyum tipis.

Baji benar-benar takut kalau Chifuyu kecewa dengan pengalamannya yang nihil itu. Jadi dia belajar dengan giat

**

“Baji-san, ada apa?”

Tanya Chifuyu karena Baji melamun sambil bersandar pada rak buku. Baji yang terbuyarkan menatap Chifuyu “a-aku tidak apa-apa”

“Mau aku lakukan lagi yang waktu itu?”. Chifuyu mengedipkan sebelah matanya. Menggoda Baji

Baji menggeleng. Dan malah membuat Chifuyu cemberut “tidak enak ya?”

“Eh.... E-enak kok! Aku bahkan sampai keluar banyak”

Jawaban Baji malah membuat Chifuyu memerah malu. “Baguslah... Aku takut Baji-san tidak menyukainya”

Baji terpana melihat rona merah muncul di pipi bulat Chifuyu. Dan bibir merah mudanya yang minta dikecup membuat Baji horny

“Baji-san”

“Eh?”

“Kau melamun lagi”

“Eh... Hehehe”

“Ada apa?” Tanya Chifuyu “mau bibirku?”

“Eh?!”

“Aku tau kok...”

“B-bukan begitu!”

“Baji-san mau cium?” Tanya Chifuyu, sedikit memiringkan kepalanya dengan imut. Membuat Baji mimisan.

“Kita tidak bisa berciuman di sini... Nanti aku kena marah Maeda”

Baji celingukan mencari tempat. Lalu ia teringat. Di gedung perpustakaan itu ada ruang belajar yang sering dipakai siswa SMA untuk belajar ujian tes masuk kampus. Baji nenarik tangan Chifuyu ke sana. Beberapa ruangan sudah terisi. Baji mencari ruangan kosong.

“Sini sini” dia menarik Chifuyu ke dalam bilik ruang belajar. Ruangan nya kecil namun muat untuk dua orang.

Chifuyu duduk di atas meja sementara Baji mengunci bilik ruangan. Lalu membuka kacamata nya. Chifuyu takjub. Mata Baji terlihat lebih indah ketika membuka kacamata. Manik matanya yang berwarna Amber membuat Chifuyu terpana. Tatapannya begitu tajam, membuat Chifuyu terangsang.

“Anu... Boleh aku membuat pengakuan?” Tanya Baji. Chifuyu mengangguk.

“Waktu kau menciumku... Itu sebenarnya pengalaman pertamaku...”

Chifuyu mengangguk sudah kuduga

“Dan... Itu juga pertama kali aku melakukan aktivitas seksual...”

Ya aku tau batin Chifuyu

“Maaf ya... Aku kurang berpengalaman...tidak sepertimu”

“Eh?! Anu... Baji-san, aku juga ingin mengakui sesuatu...”

“Apa?”

“Sebenarnya... Itu juga kali pertamaku”

Baji terperanjat “eh?! Bohong ah?!”

Chifuyu hanya mengangguk malu-malu.

“T-tapi Chifuyu-san sangat populer di internet...”

“Baji-san, itu aplikasi kencan. Bukan berarti aku populer... Kebetulan saja aku pakai untuk cari kencan...” Ujarnya “Baji-san adalah pacar pertamaku...” Chifuyu menyatukan dua jari telunjuknya dan menatap Baji malu-malu

Baji menutup mulutnya tak percaya. Aku spesial?.

“Anu... Chifuyu-san...”

“Hm...”

“Ini egois tapi... Kalau aku jadi yang terakhir untukmu bagaimana?”

“HAH BAJI-SAN MAU MENIKAHIKU?!”

Baji cepat-cepat menutup mulut Chifuyu. Karena ruangan sebelah terdengar batuk-batuk. “Ssttt Chifuyu ini perpustakaan”

“Ah.. maaf... Tapi Baji-san apa maksudnya tadi??”

“Ah... Aku harus memikirkan soal pernikahan dengan matang tapi...” Baji mendekatkan wajahnya ke wajah Chifuyu “kalau aku posesif dan hanya mengizinkan mu dekat denganku.... Boleh kan?”

Chifuyu tertawa kecil dan mengalungkan tangannya ke leher Baji “boleh” lalu dia mengecup bibir Baji.

Baji tersenyum sebelum menempelkan bibirnya ke bibir Chifuyu. Melumat daging merah muda di depannya dengan lembut. Namun tangannya menggerayangi tubuh bagian bawah Chifuyu. Membuat Chifuyu kaget dan mendorong Baji

“Kenapa Chifuyu?”

“A-apa yang kau lakukan Baji-san?”

Baji menyeringai “dari tadi kau menggerakkan pinggang mu... Aku pikir kau terangsang... Benarkan?” Baji mengelus kepemilikan Chifuyu dari luar celana. Membuat Chifuyu terhenyak dan mencengkeram kedua pundak Baji. “Heung.... Jangan begitu...”

“Mau melakukannya?”

“Eum...” Chifuyu hanya mengangguk. Baji tersenyum dan kembali menautkan bibirnya ke bibir Chifuyu. Sementara satu tangannya dengan lihai menurunkan celana Chifuyu. Membuat bagian bawah tubuh si kecil telanjang.

Chifuyu kaget. Apa benar Baji tidak berpengalaman? Nyatanya lidah Baji sekarang sedang bergumul dengan lidahnya. Mengabsen deret gigi Chifuyu sementara tanganya dibawah sana, dengan lihai mengocok batang kejantanan Chifuyu. Membuat Chifuyu mabuk dan hanya bisa bersandar di dinding ruangan sementara Baji merangsang dirinya.

Baji melepaskan pagutannya dan menciumi leher mulus Chifuyu. Sementara tangannya masih mengocok batang penis Chifuyu dengan cepat. Membuat Chifuyu menutup mulutnya, menahan lenguhan nikmat yang keluar dari mulutnya.

“Enak, Chifuyu?” Tanya Baji. Chifuyu hanya bisa mengangguk. Air mata keluar dari sudut mata birunya karena bagian bawah tubuhnya terus berkedut karena tangan besar milik Baji.

“Baji-san...aku... Aku...”

Baji yang mengerti isyarat Chifuyu berhenti mencium lehernya dan beralih ke bawah. Mengulum seluruh kejantanan Chifuyu. Punya Chifuyu tidak kecil, tapi tidak besar juga. Dan seluruhnya masuk ke dalam mulut Baji.

Baji dengan cepat menggerakkan kepalanya. Membuat Chifuyu memerah dan menutup mulutnya menahan sekuat tenaga agar tidak berisik.

“Hmmhhhh.... Baji-san hngh...”

Chifuyu memuntahkan cairan putih panasnya di mulut Baji. Baji langsung menelannya hingga tak tersisa di mulutnya. Melihat hal itu membuat Chifuyu menggila.

“Eum... Aku tidak punya pengaman...” Baji mencari di saku celana jeans nya. Chifuyu meraih ranselnya dengan lemah dan mengeluarkan satu box kondom

“A...aku beli ... Jaga-jaga kalau hal ini terjadi...”

Baji tersenyum “boleh?” Katanya. Chifuyu mengangguk. Baji mengambil dua dan merobek bungkus nya dengan taringnya. Memasangkan satu di kejantanan Chifuyu “supaya bajumu tetap bersih”

Baji melepaskan celananya sampai lutut dan memasang karet pengaman di milik nya sendiri. Lalu menciumi leher Chifuyu sambil memasukkan dua jari di lubang anal Chifuyu. Membuat badan Chifuyu terhenyak.

“Baji-san...” Panggilannya lirih

“Apa hm?”

“Cium...” Pintanya. Baji menurut dan mencium bibir Chifuyu. Melahap nya dengan lapar sementara jarinya terus bergerak maju mundur.

Dirasa cukup, Baji melepaskan jarinya dan memposisikan diri di depan lubang senggama Chifuyu

“Baji-san...”

“Iya...?”

“Pe-pelan ya”

Baji mengangguk dan memasukkan penisnya perlahan. Chifuyu menggigit lengan hoodie nya dan memejamkan mata

“Sakit...”

“Iya Chifuyu sebentar ya...”

Baji mendorong perlahan. Memasukan sedikit demi sedikit sementara Chifuyu menangis pelan. Menahan sakit dari bawah badannya. Satu tangannya mencengkram Sisi meja dengan kuat.

Baji mengusap air mata Chifuyu dan mengecup kedua matanya “sudah masuk semua... Sakit ya?”

“Um... Gerak sekarang?”

“Nanti ya Chifuyu... Kau harus terbiasa dulu. Aku tidak mau kau kesakitan”

Chifuyu mengangguk kecil. Kepemilikan Baji membuatnya penuh. Dia menatap Baji malu-malu. Membuat Baji tertawa kecil dan mengecup wajah Chifuyu

“Mau sekarang...” Rengek Chifuyu

“Tahan sebentar ya? Nanti lama-kelamaan juga enak”

Baji mulai menggerakkan pinggulnya dengan tempo lambat. Sementara Chifuyu menangis kesakitan karena ukuran Baji yang memenuhi dirinya.

“Ahh... Baji-san....” Desahan pelam keluar dari bibir Chifuyu. Bibirnya jadi terlihat lebih lembut. Membuat Baji tak tahan dan langsung menciumnya lebih lama dari sebelumnya. Menggigit bibir bawahnya, memaksa Chifuyu membuka mulutnya. Dan bergumul dengan lidahnya. Sementara pinggulnya bergerak semakin cepat.

Chifuyu mulai merasakan nikmat, walaupun masih terasa sakit dan yang bisa dia lakukan hanya menangis dan membuka kakinya lebar-lebar. Mendesah nikmat di dalam mulut Baji yang menguasainya.

Chifuyu bingung, apa Baji berlatih? Dia terlihat sangat pro.

Baji melepaskan ciumannya. Memandang Chifuyu yang tengah menatapnya dengan tatapan sayu. Bahkan dalam keadaan seperti ini, Chifuyu tetap terlihat rupawan

Baji melingkarkan kedua kaki Chifuyu di pinggangnya. Dan mencengkeram pinggang Chifuyu sementara dirinya terus menyodok lubang senggama Chifuyu dengan tempo cepat

“Ahh... Ahh... Baji-san... Baji-san...” Chifuyu melenguh nikmat

“Sssttt Chifuyu pelan-pelan nanti orang dengar”

Chifuyu masih memanggil nama Baji walaupun dia menutup mulutnya dengan Hoodie nya.

Baji tersenyum dan mencium kening Chifuyu. Sementara pinggulnya mulai menghujam tak karuan. Decit meja terdengar cukup keras. Namun Baji tak peduli Kalau orang di sebelah mendengar mereka bercinta di bilik itu.

“Baji-san.... Hnghnhh”

“Iya aku di sini sayang”

“Ke... keluar...”

“Aku juga...hnghh... Chifuyu...”

Baji mengocok batang penis Chifuyu, membuat Chifuyu meronta dan menggelinjang karena rangsangan. Setelah beberapa kali naik turun, Chifuyu mencapai putihnya. Begitu pula dengan Baji yang keluar di dalam pantat Chifuyu. Keduanya terengah-engah. Chifuyu menatap Baji sayu

“Baji-san”

“Iya Chifuyu?”

“Mau lagi...”

Baji berkedip tak percaya. Lalu tersenyum “iya nanti ya, jangan disini. Kalau Maeda tau aku bisa dipecat”

Chifuyu mengangguk dan meraih wajah Baji. Menautkan bibirnya ke dalam ciuman yang dalam


“Chifuyu”

“Hm? Apa Baji-san?” Chifuyu menyuap es krim ke mulutnya. Setelah melakukan hal dewasa, Baji mengajak Chifuyu ke kedai es krim di sebelah perpustakaan.

“Karena kita sekarang sudah berpacaran, aplikasi kencan nya harus kuapakan?”

“EH?!”

“Kok eh?”

“Baji-san masih menyimpan aplikasinya?”

Baji mengangguk polos. Chifuyu cemberut dan merampas ponsel Baji. Menghapus aplikasi kencan yang membuat mereka bisa bertemu. “Harusnya di hapus. Kalau tidak nanti Baji-san malah malah mencari pacar baru”

Baji tertawa “aku hanya menyukai Chifuyu kok”

Chifuyu masih cemberut “pokoknya tidak boleh install lagi aplikasi Kencan! Baji-san hanya boleh melihat aku”

Baji mengusap kepala Chifuyu “iya aku tau”

Baji merampas sendok es krim dari tangan Chifuyu dan mengambil sesuap.

“IHHHH TADI BAJI-SAN BILANG TIDAK SUKA ES KRIM!”

“melihat mu makan, aku jadi lapar” jawabnya sambil tersenyum. Sementara Chifuyu tetap cemberut dan memukuli dada Baji

“Baji-san menyebalkan!”

“Aku tau. Aku juga mencintaimu Chifuyu”

Chifuyu menatap Baji kaget. Lalu memalingkan wajahnya malu

“B-bodoh”

Baji hanya tertawa dan mengusap-usap kepala Chifuyu.

“Terimakasih grindr”

“Eh? Baji-san kenapa berterima kasih kepada aplikasi kencan?”

“Ya kalau tidak ada aplikasi itu, mungkin aku tidak akan pernah menemukan mu lagi. Aku akan menunggu sampai hari tua di perpustakaan, menunggu mu datang kembali.”

Baji menatap Chifuyu “dan tanpa aplikasi kencan itu aku rasa aku tidak akan tau hal-hal dewasa yang kita lakukan tadi siang”

Chifuyu tersenyum “aku juga. Selama ini aku tidak tau apa-apa... Lalu aku belajar banyak dari Baji-san” jawabnya sambil memandang Baji dengan lembut. lalu mengecup pipi Baji

Baji mengecup kening Chifuyu dan merengkuhnya “Sekarang kita berdua sudah resmi jadi dewasa”

Chifuyu cekikikan “iya. Aku sayang Baji-san”

“Aku juga”

Lalu mereka tertawa kecil dan mempererat pelukannya.