Ajakan tak Terduga


Junkyu yang siang itu sedang menghabiskan waktu luangnya bersama Lena, tiba-tiba dikejutkan oleh nada dering ponselnya sendiri. Ia mengernyitkan dahi bingung, begitu melihat nama penelpon yang terpampang jelas di layar. Membuat ia segera mengangkat panggilan itu,

“Iya ruto, kenapa tiba-tiba nelpon?”

“Kak, aku ada di depan rumah kakak. Ada waktu gak hari ini? Maunya aku ajakin kakak jalan-jalan mumpung aku lagi luang.”

Panggilan dari Haruto yang tiba-tiba itu saja sudah mengejutkan Junkyu, apalagi mendapat ajakan yang mengarah seperti ajakan kencan ini.

Junkyu menggelengkan kepala cepat, mengusir pikirannya yang terlalu jauh, yang cukup untuk membuat pipinya merona.

“Aku lagi main sama Lena—”

Lena yang disebut namanya kemudian menggelengkan kepala, memberi instruksi untuk menerima ajakan itu dan meyakinkan bahwa ia tak apa jika bermain sendiri sekarang melalui raut wajahnya.

“Ah, jadi gabisa ya kak?”

Mendengar nada kecewa yang sangat kentara keluar dari bilah bibir Haruto membuat Junkyu menjawab cepat, “Bukan gitu, aku ada waktu kok sekarang.”

Setelah panggilan itu berakhir, dengan ajakan pergi—atau kencan— yang diajukan Haruto diterima baik oleh Junkyu, membuat pria Kim itu segera menuju kamarnya untuk bersiap. Lena yang memperhatikannya pun tersenyum lebar.

“Asik, bentar lagi dapet daddy baru!”

***

Setelah berpamitan dengan Lena yang kini asik dengan dunianya sendiri, Junkyu kini telah berada di depan rumahnya, memperhatikan mobil yang nampak tak asing ada di seberang jalan.

Tak jauh di depan mobil itu, nampak seorang lelaki tampan dengan tubuh terbalut kaos putih dan jaket jeans sebagai luaran, ya, cukup untuk membuat Junkyu terkesima beberapa menit.

Begitu mendapat lambaian tangan dari lelaki yang sudah menunggunya 15 menit itu, Junkyu segera menghampiri dan masuk ke dalam mobil itu setelah Haruto membukakan salah satu pintunya.

Begitu keduanya telah memasang seatbelt, dan Haruto yang nampak telah siap melajukan kendaraan itu, Junkyu memilih untuk bertanya,

“Mau kemana?”

“Kemana pun tempat yang kakak mau, aku bakal anterin. Itung-itung kencan pertama?”

Ah sial, sekarang jantung Junkyu berdetak lebih cepat dari biasanya. Mungkin wajahnya juga telah memerah sempurna, saking malunya.

Haruto yang melihat itu semua tersenyum kecil, merasa gemas pada lelaki yang bahkan sudah memiliki satu anak itu. Hingga tanpa sadar tangannya telah terulur, mengusak surai lembut milik Junkyu pelan.

Tak lama setelahnya, mobil itu melaju pelan dengan tujuan taman bermain, tempat favorit Junkyu.

Yang tanpa keduanya sadari, tak jauh dari tempat dua orang tadi bertemu, seorang pemuda yang bahkan lebih dahulu ingin bertamu menatapnya sendu,

“Kayaknya emang gak pernah ada kesempatan itu ya?”