Beautiful Sight

.

.

“Hyung, kau di dalam?”

Terhitung sudah lebih dari tiga kali Haruto mengetuk pintu studio pribadi Junkyu, namun tetap tidak ada jawaban. Tadinya ia ingin mengajak Junkyu untuk makan malam bersama, namun tidak ada tanda-tanda kehidupan di kamar Junkyu, membuatnya berakhir di depan studio ini.

“Aku masuk ya, hyung.”

Akhirnya ia memutuskan untuk langsung mengecek ke dalam. Terlihat Junkyu yang sedang fokus di depan komputernya, dengan melodi yang baru dibuatnya terdengar memenuhi ruangan itu.

Haruto mendudukkan diri di sebelah Junkyu, berbekal sekaleng cola yang ia sempat ambil di kulkas tadi untuk mengganjal perutnya.

Ia menumpu wajahnya dengan tangan, memperhatikan dengan seksama wajah serius Junkyu, kening yang berkerut, kemudian disusul mata yang mengerjap beberapa kali, dan jangan lupa bibirnya yang mengerucut lucu, ah, ini benar-benar pemandangan favorit Haruto.

Junkyu yang kemudian tersadar sedang diperhatikan, hanya menoleh sekilas dan memberikan senyum tipis pada Haruto, yang tentu saja membuat Haruto semakin jatuh hati pada hyungnya itu, lalu kembali fokus pada pekerjaannya.

Haruto sudah terbiasa dengan hal itu, maka ia juga tidak ingin mengganggu dengan mengajaknya berbicara, cukup duduk tenang memandangi wajah cantik Junkyu dari samping, dan lagi, kali ini hyungnya tampak berkali-kali lipat lebih manis dengan hoodie kupu-kupu kesukaannya.

Sesekali Haruto akan merapikan rambut depan yang sedikit mengganggu pandangan Junkyu, kemudian kembali fokus dengan satu tangan menumpu wajah.

'Ah, ingin sekali rasanya aku mencium pipinya', batin Haruto.

Junkyu sudah terbiasa dengan kebiasaan Haruto ini, jadi ia tak ambil pusing, sampai akhirnya Haruto bergumam kecil,

“Junkyu Hyung...”

Junkyu menolehkan wajah, memfokuskan pandangannya pada Haruto.

“Hmm?”

I love you.”

Mendengarnya, tak ayal membuat pipi berisi Junkyu bersemu merah, membuat ia tampak semakin menggemaskan di mata Haruto.

I love y—

“Yak, stop it!”

Melihat hyungnya semakin tersipu, Haruto tersenyum lebar, pun saat Junkyu mendorong wajahnya menjauh karena ia yang tak bisa menahan tawa.

Malam itu, studio Junkyu kembali menjadi saksi, bagaimana manisnya jatuh hati yang mereka berdua alami.

.

.

.

fin.