First Fall

.

.

.

.

Dengan terburu-buru, Haruto segera menuju rumah Junkyu sebelum si manis berubah pikiran dan kembali menghindarinya. Bukannya Haruto tak sadar, semenjak seminggu yang lalu, Jungwon selalu menempeli Junkyu kemanapun si manis pergi. Mungkin hal itu juga yang membuat Junkyu menghindarinya.

Setibanya di hadapan rumah yang lumayan besar itu, ia dipersilahkan masuk oleh satpam yang berjaga di bagian depan. Setelahnya, ia menuju ke dalam dan mendapati Junkyu yang sedang bersantai di sofa ruang tengah.

“Cill!!”

“Astaga!! Ruto bisa gak sih nggak ngagetin gitu?”

Tentu Junkyu merasa kesal karena akibat panggilan Haruto yang tiba-tiba di samping telinganya membuat ponselnya terjatuh tepat di dahi. Haruto pun berinisiatif mengelus dahi Junkyu yang kemerahan akibat ulahnya. Junkyu juga tak menolak hal itu.

Setelah berbincang sebentar di ruang tengah, Junkyu mengajak Haruto untuk naik ke kamarnya. Awalnya Haruto ragu, namun ia pikir ada baiknya ia tak menolak kesempatan yang tak datang dua kali ini.

“Ruto, sini duduk.” Junkyu menggeser badannya sedikit dan memberi ruang untuk Haruto duduk di atas kasurnya.

“Jadi, mau mulai belajarnya sekarang atau gimana?”

“Ayo mulai sekarang!! Kyu juga kangen belajar sama ruto.” Junkyu berkata sambil memasang wajah memelas bak anak kucing kehilangan induknya. Haruto hanya memberi senyum tipis sebagai balasan.

“Sini kedua tangan lo, coba pegang pipi gue.”

“Kayak gini?”

“Junkyu pipi gue jangan diteken keras-keras, sakit ini!”

“Eh sorry, hehe”

“Sekarang benerin sesuai yang gue bilang.”

“Gini kan?”

“Aduhh, lo kok nyodok mata gue sih, cil!”

Oke, kesabaran Haruto mulai menipis. Akhirnya, ia pun memberi contoh dengan membawa kedua tangannya menangkup wajah kecil Junkyu.

“Gini loh, kecil...”

Jari-jari Haruto mulai melingkupi pipi chubby Junkyu. Terasa sangat pas, dan nyaman. Haruto bahkan menggerakkan ibu jarinya untuk mengelus pelan pipi mulus itu. Junkyu yang diperlakukan seperti itu pun menutup matanya karena terlalu nyaman.

Melihat Junkyu yang menutup mata, membuat Haruto mulai terbawa suasana. Maniknya terfokus pada bibir tipis Junkyu, yang beberapa hari lalu juga sangat menggoda untuk ia kecup.

Hingga tanpa sadar, wajah mereka kini hanya berjarak kurang dari satu jari. Junkyu yang merasakan nafas Haruto yang menerpa wajahnya, seketika membuka matanya. Hampir saja ponsel di tangannya melayang ke arah wajah Haruto.

Suasana seketika canggung, Junkyu mengalihkan pandangannya dan menutup pipinya yang memerah. Begitu pun Haruto yang langsung menggaruk belakang kepalanya salah tingkah.

Ah, padahal tadi hampir saja...