–; harukyu au

Untuk menikmati waktu me time nya, junkyu sengaja memesan es krim tiga cup sekaligus. Ia percaya dengan makan banyak makanan manis mampu menghilangkan perasaan sedihnya kali ini.

Ia tidak bohong saat mengatakan perlu waktu sendiri, ia tidak ingin membebani teman-temannya dengan keluh kesahnya apalagi tentang haruto yang notabene tidak kenal dekat dengan teman-temannya, kecuali jeongwoo.

Sengaja juga ia pilih tempat duduk disamping jendela, sama seperti kali pertama ia kesini bersama haruto. Hampir semua sudut di tempat ini mengingatkannya pada haruto, namun memang ia pilih tempat ini untuk me time nya karena rasa rindunya pada haruto yang makin menjadi. Padahal ini baru terhitung tiga hari dari hari terakhir mereka bertemu dan saling menghubungi.

Saking fokusnya dengan eskrim dan juga kenangannya dengan haruto yang datang silih berganti, tanpa junkyu sadari ada seorang laki-laki mendekati tempat duduknya.

“boleh aku duduk disini?”, tanya laki-laki itu pelan.

Junkyu yang terkejut sampai terdiam sesaat untuk menyadari laki-laki di hadapannya kali ini. Sepertinya tidak asing.

“ah iya boleh, silahkan duduk.”

“haha tidak usah formal begitu. Kamu lupa denganku?”

“maaf, aku tidak pandai mengingat orang. Bida kau beritahu kita pernah bertemu dimana?”

“aku laki-laki yang pernah kamu tabrak di depan perpustakaan itu, kau ingat?”

“ahh aku rasa aku mengingatmu, tapi kita belum berkenalan, kan?”

“nah ayo kita berkenalan sekarang. Aku yoshi, 11 ips 1, kau?”, sambil mengulurkan tangannya.

“aku kim junkyu, 11 ipa 2. Panggil junkyu saja”, ucapnya sambil tersenyum dan membalas uluran tangan yoshi.

Obrolan mereka berlanjut dengan pembicaraan-pembicaraan ringan sekitar tugas dan teman-teman sekolah mereka. Dan kebetulan juga salah satu teman yoshi yaitu jaehyuk adalah kekasih dari asahi.

Tak disangka junkyu ternyata yoshi teman yang nyaman untuk diajak bercerita, bahkan tidak terlihat bahwa mereka baru saja berkenalan beberapa menit yang lalu. Karena adanya yoshi yang menemaninya kali ini, junkyu dapat sedikit melupakan kesedihan dan rasa rindunya pada haruto. Sepertinya tidak buruk untuk menjalin pertemanan dengan laki-laki ini, pikirnya.

Hingga akhirnya yoshi menawarkan agar lain kali mereka pergi hang out bersama teman-teman mereka yang lain, dan tentu saja junkyu menyetujuinya karena itu bukan ide buruk.

“sebelum itu, bisakah aku meminta nomor telponmu, kyu? Agar lebih mudah menghubungi sewaktu-waktu, atau mungkin kau perlu teman bicara seperti ini lagi aku tak keberatan”, ucap yoshi lembut.

“ah baiklah, kemarikan hp mu agar aku bisa mencatatnya.”

Setelah saling bertukar nomor telepon, tak terasa mereka sudah berada di cafe ini hampir 2 jam. Dan teman-teman junkyu juga sudah mulai cerewet menanyakan keberadaannya.

“ah yoshi, maaf sepertinya aku akan pulang sekarang. Pasti mami akan panik jika aku pulang terlambat, sekali lagi maaf ya aku tidak bisa menemanimu lebih lama”, junkyu berkata dengan raut wajah yang bersalah.

“tak apa, kita bisa pergi bersama lain kali kyu. Ah apa kau mau sekalian aku antar pulang?”

“ah tidak usah, sopir ku sudah menunggu di depan. Kalau begitu aku pamit ya yoshi”, junkyu melambaikan tangannya sambil tersenyum manis pada yoshi yang masih duduk tenang di tempatnya.

Yoshi membalas lambaian tangan itu seraya tersenyum manis, ah tidak ia duga ia bisa menghabiskan waktu sore ini dengan laki-laki yang ia sukai.

“aku pasti akan bisa membuatmu menyukaiku kyu, tunggu saja.”