;– harukyu au

Usai menyetujui permintaan mami junkyu dan membalas pesan jeongwoo, haruto segera bersiap menuju rumah si manis. Jujur, sebenarnya kali ini ia merasa takut untuk menyambangi rumah itu, terlebih kehadirannya kemungkinan besar akan ditolak oleh pemilik rumah.

Namun dengan tekad dan dukungan yang sudah ia kantongi, ia memantapkan hatinya untuk langsung meluncur ke tempat tujuan.

Padahal tadi ia sempat memikirkan apa saja yang akan dia bicarakan pada junkyu kalau saja laki-laki manis itu menerima ajakannya bertemu besok, namun sayang hal itu tidak sesuai rencananya.

Buruknya lagi, akibat penolakan dari junkyu yang ia dapatkan tadi, kata-kata yang telah tersusun di kepalanya langsung pergi entah kemana.

Jadi doakan saja ia mendapat maaf dari junkyu dengan alasan seadanya.


Sesampainya di kediaman si manis, haruto merapalkan doa terlebih dahulu. Berharap tujuannya diterima dengan baik oleh pemilik rumah tentunya.

Pintu terbuka dan ia mendapati mami junkyu sudah berdiri di hadapannya. Setelah bersalaman dan berbincang sedikit, mami mengantarkan haruto ke depan kamar junkyu.

Jadi sedari tadi junkyu mogok bicara dan tidak mau turun untuk makan. Jelas saja maminya merasa khawatir, dan berujung menghubungi haruto.

Pintu kamar junkyu terkunci, beruntungnya mami memiliki kunci cadangan sehingga tidak perlu repot mendobrak pintu kamar anaknya tersebut.

Setelah berpesan untuk berbicara yang pelan dan menjelaskan yang sesungguhnya pada haruto, mami junkyu turun ke lantai bawah untuk memberikan waktu pada mereka berdua menyelesaikan masalah.

Doakan lagi ya, semoga junkyu tidak langsung mengusirnya keluar dari kamar ini.


Pelan-pelan ia masukin kamar itu. Dapat ia lihat junkyunya sedang terlelap menghadap ke arah jendela dan membelakanginya. Ia memutari kasur dan berhenti di hadapan kesayangannya itu.

Masih jelas terlihat jejak air mata pada pipi dan kelopak mata yang indah itu sedikit membengkak. Haruto semakin merasa bersalah karenanya.

Pelan ia usap surai coklat laki-laki manis di hadapannya ini, tak berniat membangunkannya. Kemudian beralih mengusap pipi junkyu yang sedikit dingin akibat AC di kamar ini, mencoba memberi kehangatan sebisanya.

Haruto duduk di lantai dan menghadap ke kasur yang ditempati junkyu. Cukup lama dalam posisi itu, sambil memandangi wajah damai kesayangannya yang tertidur lelap, tiba-tiba mata junkyu mengerjap pelan dan perlahan terbuka.

Dapat ia lihat haruto yang menggenggam tangannya kini ada di hadapannya. Junkyu mengerjap sekali lagi, takut bahwa ia masih di alam mimpi, namun ternyata haruto di hadapannya ini nyata.

Haruto yang melihat itu, perlahan menggerakkan jarinya sambil mengusap pelan punggung tangan junkyu. Junkyu yang mendapat perlakuan lembut seperti itu tak bisa menahan air matanya keluar lagi untuk kesekian kalinya.

Junkyu perlahan mengulurkan tangannya ke depan dan melingkarkannya pada leher haruto. Masih dalam posisi tidur, junkyu mendekatkan tubuhnya hingga kepalanya kini nyaman di ceruk leher haruto.

Haruto awalnya kaget, namun segera ikut menyamankan diri. Kini tangannya juga melingkar pada punggung junkyu. Dapat ia dengar isakan kecil keluar dari bibir si manis, ia coba tenangkan dengan mengelus pelan punggung junkyu.

Cukup lama dalam posisi itu, akhirnya junkyu mengangkat kepalanya. Menatap iris hitam haruto yang kini menatapnya lembut. Junkyu tahu ia tidak mungkin bisa marah pada laki-laki di hadapannya ini, ia hanya perlu waktu.

“Jangan menangis lagi, kumohon..”, ucap haruto pelan di samping telinga junkyu.

Junkyu kemudian meminta haruto untuk naik ke atas kasurnya, berbaring sambil memeluk tubuhnya karena hanya itu yang ia inginkan sekarang.

Dengan sigap haruto berbaring, dan membuka lengannya seraya menarik junkyu masuk dalam pelukan itu. Junkyu menyamankan diri dengan bersandar di dada bidang haruto, menghirup aroma sabun dan parfum yang bercampur menguar dari laki-laki yang kini sedang memeluknya.

“Kau pasti mau menjelaskan sesuatu kan? Baiklah akan aku dengar semuanya, jangan berbohong”, ucapnya kemudian mempersilahkan haruto untuk meluruskan kesalahpahaman di antara mereka.

Lalu haruto jelaskan semua mulai dari keputusannya untuk berhenti bekerja di counter pulsa dan mencari pekerjaan lain yang lebih menjanjikan, mengenai orang tuanya yang sedang sakit dan perlu ia bantu dana pengobatannya, serta kegelisahannya apakah junkyu akan menunggunya atau tidak.

Junkyu mendengarkan tanpa memotong, perlahan terbit rasa bersalah karena berpikir buruk tentang hilangnya haruto selama seminggu ini.

Saat haruto meminta maaf dengan padanya karena tidak bisa mengabari, junkyu menolehkan kepalanya menghadap atas agar dapat melihat haruto.

Permintaan maaf itu sangat tulus, membuat junkyu semakin merasa bersalah. Akhirnya junkyu juga meminta maaf karena hampir tidak mempercayai haruto, merutuki dirinya karena meragukan perasaan haruto yang murni dan tulus.

Mereka saling menatap beberapa menit, hingga haruto yang menurunkan kepalanya untuk mengecup dahi junkyu lembut, yang membuat refleks junkyu menutup matanya. Kecupan itu perlahan turun pada bibir junkyu, membuatnya tersenyum lebar saking senangnya.

Semua rasa kesal dan marah yang ada dalam hati junkyu tadi sekejap menghilang, tergantikan perasaan bahagia yang sangat karena rindunya terbalaskan. Pun perasaan gundah dalam hati haruto juga telah tergantikan dengan perasaan lega karena junkyu yang mau menerimanya kembali.

“Jadi apa kamu memaafkanku?”, tanya haruto.

“Tentu”, jawab junkyu pasti

“Tapi jangan tinggalkan aku lagi..”, lanjutnya.

“Aku akan selalu disampingmu kyu, mulai hari ini, dan seterusnya. Tapi aku harus memastikan satu hal”

“Apa itu?”

“Apa kamu mau berkencan denganku?”

“Tak perlu aku jawab kamu pasti tau jawabannya”

“No no, coba katakan”

“Yes”

“Untuk apa?”, goda haruto.

“Jadi pacarku”

“Jawaban yang benar itu jadi pacarmu”

“Pacarku”

“Pacarmu”

“Pacarku”

“Pacarmu kyu”

“Yaudah iya pacarku haru”

“Kenapa kita merebutkan hal kecil ini?”

“Hhh kamu yang memulainya”

“Ututu gemasnyaa pacar akuu”, haruto sekarang sibuk memencet, mencubit, mengelus pipi junkyu berulang-ulang saking gemasnya. Junkyu? Ia hanya memasang wajah cemberut karena pipinya yang jadi sasaran.

Cup

“Bonus”

Cup

“Bonus lagi”

Kecupan itu terhenti, pun mereka tersenyum satu sama lain, menyalurkan perasaan mereka yang sama-sama bahagia. Haruto mengeratkan pelukannya, yang dibalas junkyu tidak kalah erat.

“Haru, aku masih mengantuk, kau harus tetap memelukku ya sampai aku tidur. Oh tidak, sampai aku bangun kamu harus tetap memelukku!”

Haruto hanya terkekeh karena pacarnya yang sekarang memasang wajah galak yang jatuhnya menggemaskan.

“Iyaa sayang, seterusnya aku peluk juga aku tidak keberatan, nanti aku beri bonus lagi hehe”

Ucapan haruto kemudian dibalas cubitan kecil pada pinggangnya oleh junkyu, lalu ia kembali mengeratkan pelukannya.

Melihat junkyu yang mulai menutup matanya, haruto mengelus pelan punggung dan belakang kepala junkyu agar pacarnya itu lebih cepat terlelap. Kemudian ia ikut menyusul terlelap beberapa menit kemudian.

Mereka tidak tahu, sedari tadi mami junkyu mengintip dari celah pintu sambil menggelengkan kepalanya.

“Ckck dasar anak muda”