Kyu's Bday

.

.

.

***

“Pokoknya kalo kamu kalah, kamu harus ikutin mauku ya?”

“Siapa takut!!”

Sengitnya permainan yang dilakukan kedua laki-laki yang terpaut usia satu tahun, menciptakan ketegangan di ruang tamu yang cukup besar itu. Keduanya sama-sama ahli, dan berambisi besar untuk memenangkan permainan.

Haruto, nama laki-laki yang lebih muda, awalnya berniat untuk menumpang makan di rumah Junkyu, kekasihnya. Itu sudah menjadi hal yang rutin dilakukan mengingat Haruto yang tinggal berjauhan dengan orang tuanya. Berbeda dengan Junkyu yang masih tinggal lengkap bersama kedua orang tuanya.

Namun keadaan Junkyu tidak jauh dengan Haruto, ia lebih sering menghabiskan waktu bersama Bi Inah, pembantunya di rumah besar ini, dibandingkan orang tuanya yang sibuk sepanjang waktu. Yang sialnya juga, melupakan hari spesial untuk Junkyu hari ini.

Kembali pada dua orang di ruang tengah itu, setelah bermain sekitar 30 menit, akhirnya salah satu dari mereka berteriak keras akibat memenangkan permainan.

“YESSS!! Kamu kalah wleee, udah aku bilang kalo aku yang paling jago!”

Melihat Junkyu yang terlalu senang sambil menjulurkan lidahnya mengejek, membuat laki-laki yang lebih muda menggelengkan kepala tak habis pikir oleh tingkah laku kekasihnya itu.

“Itu mah kamu lagi beruntung aja, soalnya sekarang kan lagi tanggal cantik punyanya kamu.”

“Ishh, ngaku aja kenapa sih kalo aku yang paling hebat!”

Nahkan, sekarang Junkyu malah merajuk.

“Iya sayangku, kamu yang paling hebat, serius!! Sekarang, kamu mau aku ngapain?”

Mendengar pertanyaan Haruto, membuat Junkyu yang awalnya merajuk itu pun matanya kembali berbinar.

“Naik hoverboard ya? Harus mau!”

“Gitu doang?”

“Tapi sambil temenin aku jalan-jalan ke mall, hehe”

“Malu sayang, diliatin nanti sama anak-anak kecil disana,” Haruto mencoba menawar pada Junkyu dengan memasang wajah memelasnya. Tapi, Junkyu tetaplah Junkyu.

No no no, kamu udah janji tadi.”

Ya, dengan begitulah keduanya pun kini sudah berada di tengah mall besar yang berada di dekat wilayah perumahan Junkyu. Berbekal hoverboard milik Junkyu yang sudah menganggur tiga minggu, kini benda itu berpindah tangan pada Haruto.

“Nah, ayo sekarang dinaikin dulu, terus temenin aku keliling-keliling.”

“Sayang, malu loh diliatin...”

“Oh, jadi gamau nih?”

Oke, sepertinya mood Junkyu hari ini gampang naik turun karena kini ia kembali memasang muka cemberut.

“Nih nih, aku udah naikin. Ayo, kamu mau jalan kemana dulu?”

“Hehe gitu dong dari tadi, yuk kita cari es krim dulu, kajja kajja!!”

***

Hampir satu jam mereka berkeliling mall, memasuki satu toko ke toko lain sesuai keinginan Junkyu. Haruto yang awalnya merasa malu, sekarang malah asyik sendiri dengan hoverboard-nya.

Dari memasang gaya berdiri, sekarang ia pun mencoba berjongkok di atas hoverboard milik kekasihnya itu. Junkyu yang melihatnya pun tak menyia-nyiakan kesempatan dan segera mengabadikan pemandangan di hadapannya.

Haruto yang menyadari kekasihnya tertinggal di belakang pun segera menghampiri dan mengajak Junkyu untuk duduk di salah satu kursi khusus untuk pengunjung.

Duduk berdampingan, Junkyu pun menunjukkan foto yang baru saja ia abadikan.

“Ruto ruto lihat deh, kamu kecil banget, hihi.”

“Enak aja, kamu yang lebih kecil tau. Buktinya aku lebih tinggi, wlee!”

Mendengarnya, Junkyu refleks memukul bahu Haruto cukup kencang, “Ah curang, bawa-bawa tinggi badannn!”

Haruto hanya tertawa mendapat pukulan dari kekasihnya, karena faktanya, pukulan dari Junkyu itu tak terasa menyakitkan sama sekali. Beberapa menit setelahnya, Junkyu tiba-tiba ikut tertawa.

Melihat itu, membuat Haruto tak tahan untuk bertanya,

“Kyu?”

“Ya?”

“Gimana? Udah seneng sekarang?”

“Seneng dong, gak liat aku dari tadi ketawa gara-gara liat kamu malu karena diketawain anak kecil?”

“Jangan diingetin lagi!”

“Ahahaha, abisnya lucu tau!!”

Melihat Junkyu yang bahagia seperti itu, membuat Haruto menjadi lebih lega.

“Maaf ya, di hari spesial kamu ini aku belum bisa ngasih apa-apa.”

Junkyu menggelengkan kepalanya kecil, “Kamu gak sadar ya, kamu itu udah ngasih aku hadiah besar hari ini.”

“Apa emang?”

“Waktu kamu. Kamu sebenernya bisa tidur di waktu luang kamu ini, tapi kamu lebih milih buat nemenin aku keliling gak jelas di mall, terus kamu mau lakuin hal bodoh yang bikin aku ketawa daritadi.”

“Kyu—”

“Kamu tau, rasa bersyukur aku karena kamu ada disini itu lebih besar daripada yang kamu bisa bayangin.”

Melihat Junkyu yang mulai berkaca-kaca, Haruto pun segera merentangkan tangannya, memberi gestur agar Junkyu mendekat. Tak lama, Junkyu menghambur masuk ke dalam pelukan itu.

Keduanya saling mengeratkan pelukan, saling berbagi kenyamanan. Junkyu rasa, semua rasa sedihnya menguap begitu saja hanya karena pelukan hangat yang kini ia dapatkan. Beberapa kali ia mengusakkan kepalanya dalam pelukan Haruto, membuat kekasihnya terkikik geli karena rambut halus Junkyu yang mengenai dagunya.

Haruto menundukkan sedikit kepalanya, membisikkan sesuatu pada kekasih manisnya itu,

Happy birthday, sayang. Kamu, Kim Junkyu, orang yang paling berharga yang ada di hidup aku setelah orang tuaku, harus selalu bahagia. Aku gak mau banyak janji, tapi aku bakal buktiin, kalo aku bisa kasih kebahagiaan buat kamu dari hal sekecil apapun.”

“Iya aku percaya, kecil.”

Haruto sedikit melonggarkan pelukan mereka agar dapat menatap wajah Junkyu, “Siapa kamu bilang kecil?”

“Kamu lah, kamu kan lebih muda satu tahun dari aku.”

“Ah curang, bawa-bawa umurr!!”

Mendengar kalimat itu berbalik padanya, membuat Junkyu tertawa lebar, belum lagi Haruto yang memasang wajah sebal yang nampak sangat menggemaskan, cocok untuk panggilan si kecil darinya.

Bahkan ngelakuin hal bodoh pun aku sanggup, asal bisa lihat kamu senyum lebar terus kayak gini. Kamu harus selalu bahagia ya, kyu.