Palette


“Semoga lo ada disana, kyu.”

Lelaki tampan yang sudah sejam berkeliling tak tentu arah itu memantapkan hati untuk menuju halte dekat kampus. Entahlah, tiba-tiba tempat itu terbesit dalam benaknya.

Laju mobil yang ia kemudikan itu cukup cepat, mengingat jaraknya saat ini dengan tempat tujuan cukup jauh. Belum lagi gerimis hujan yang lama-kelamaan bertambah deras, membuat ia semakin panik.

Ia tak ingin lelaki manis yang saat ini ia cari itu kedinginan, apalagi sampai sakit karena menahan dingin di tengah hujan.

Halte tujuannya sudah ada dalam jarak pandang mata, awalnya terlihat sepi tanpa ada seorang pun yang sedang menunggu bus disana. Namun, saat sampai tepat di seberang halte itu, ia dapat melihat seorang lelaki yang sedang menunduk memeluk dirinya sendiri.

Haruto segera turun dari mobilnya setelah sempat mengambil payung dari kursi belakang. Berlari cept menyebrang menuju halte, kemudian berdiri tepat di hadapan lelaki itu. Benar, itu Junkyu, lelaki manis yang ia cari.

“Kyu, ini gue.”

Tepukan pelan mendarat di bahunya, membuat Junkyu mendongakkan kepala yang membuatnya bersitatap dengan manik tajam Haruto yang menatapnya teduh.

“Kenapa disini, hm? Lo bisa kedinginan tau.”

Haruto melepas jaketnya, kemudian memakaikan pada tubuh mungil Junkyu yang kini tenggelam dalan balutan jaketnya itu. Junkyu masih diam, tak ada tanda ia akan mengucapkan sesuatu.

Sehingga Haruto mengambil inisiatif untuk duduk disampingnya, sedikit rapat agar terpaan angin dan tetes hujan tak mengenai si manis.

Tangannya ia bawa melingkari bahu Junkyu, kemudian menariknya masuk dalam pelukan hangat miliknya.

“Lo gak boleh sakit. Kalo lo sakit, nanti gue sedih.”

Junkyu hanya berdeham kecil sebagai balasan.

“Nanti lo bisa dengerin penjelasan Bang Jihoon. Gue gak maksa, tapi ada baiknya lo denger cerita dari dia. Gue bisa ngerasain tulusnya sayang dia ke lo bahkan dari pandangan matanya aja, kyu. Lo pasti lebih tau itu.”

Tak ayal apa yang Haruto ucapkan itu membuat ia berpikir kembali. Pikiran buruknya mengenai alasan Jihoon menjauhkannya dengan Haruto mulai memudar sedikit demi sedikit, ia tau Jihoon pasti punya alasan untuk itu.

Hujan yang awalnya sedikit deras itu kini telah berhenti. Entah karena udara dingin disekitar atau suasana yang mendukung, membuat Junkyu mengeratkan pelukannya, membenamkan wajahnya pada dada bidang Haruto.

“Kyu?”

“Ya?”

“Ngantuk?”

“Lumayan. Mau pulanggg.”

Haruto sedikit melonggarkan pelukan mereka, kemudian membawa satu jarinya mendongakkan sedikit kepala si manis. Manik Junkyu yang awalnya terpejam karena mengantuk, perlahan terbuka. Dan hal yang pertama kali ia lihat adalah warna-warni kesukaannya di atas sana.

“Wah pelangi! Ruto ruto lihat ada pelangi!!”

Junkyu memekik girang, berkat pelukan Haruto kini ia dapat melihat pelangi setelah hujan telah berhenti. Senyum lebar itu terus menghiasi wajah manisnya, membuat Haruto gemas dan mengecup pipinya cepat.

“Ih kok dicium sih!”

“Tapi suka kan? Pipinya aja merah, cieee”

Godaan Haruto membuat Junkyu segera menutup wajahnya dengan kedua tangan, sungguh, kini ia merasa sangat malu.

“Ahaha jangan ditutup dong mukanya, gamau liat pelangi lagi?”

Ah, hampir saja ia lupa mengabadikan keindahan itu.