a Lovely Dinner

Wangi sedap dari beef short ribs (galbi) memenuhi dapur apartment Mingyu, wangi yang bisa membuat siapapun lapar hanya dengan menciumnya aromanya. Mingyu dan Wonwoo duduk berhadapan di meja makan. Wajah Wonwoo terlihat sangat lelah karena seharian bekerja di coffee shop. Wonwoo sudah bekerja selama 3 bulan, dan ia hanya bekerja selama weekend saja agar tidak mengganggu waktu kuliahnya.

“Ayo hyung buruan dimakan, ntar keburu dingin loh.” Mingyu mengambil beberapa potong galbi dan menaruhnya di atas mangkok Wonwoo yang berisi nasi.

“Selamat makan!” seru Wonwoo. Sebenarnya perutnya sudah keroncongan sejak sore tadi, namun shift kerja Wonwoo belum habis dan ia harus menunggu sampai jam 9 malam agar bisa pulang. Ia sudah membayangkan betapa lezatnya galbi buatan mama Mingyu, sepertinya rasanya akan sama enaknya dengan apa yang mereka makan 6 tahun yang lalu. Wonwoo dan Mingyu menyantap makan malam mereka dengan lahap.

Wonwoo menatap Mingyu yang sedang mengunyah galbinya. Wonwoo tersenyum miring, ia berfikir Mingyu tidak melihat insiden jaket kemarin karena Mingyu bertindak seperti biasanya hari ini. Wonwoo bernafas lega, Mingyu tidak melihat apapun kemarin.

“Kenapa lu senyum-senyum sendiri, hyung? Bukannya makan.” Mingyu terheran ketika mendapati Wonwoo sedang menatapnya sambil tersenyum aneh.

“Mingyu jelek sih.” ucap Wonwoo dengan wajah datar.

“Anjir, apa lu bilang?!”

“Padahal dagingnya cuma dikit loh Gyu terus keras lagi, tapi kenapa lu suka banget sih?” Wonwoo menunjuk galbi yang sedang Mingyu makan, berusaha mengalihkan pembicaraan.

“Mingyu suka yang keras-keras, ga seru kalo makan cuma yang lembut doang.” ucap Mingyu seraya memegang galbi yang ia makan. “Hyung harus pegang yang bener terus gigit dagingnya, lepasin pelan-pelan dari tulangnya. Gitu cara makan yang bener.” lanjut Mingyu. Ia segera mempraktekkan apa yang baru saja ia ucapkan.

“Kalo hyung bisa makan dagingnya semua sampe tulangnya bersih pasti ada rasa puas gitu, coba deh.” Mingyu menunjukkan tulang yang sudah bersih dari dagingnya dengan bangga sambil tersenyum lebar.

“Apaan sih anjir, lu kayak orang cabul aja.” Wonwoo tak memperdulikan ucapan Mingyu, ia tetap makan dengan caranya sendiri.

“Belakangan ini kok kayaknya hyung ngomong kasar terus sih ke Mingyu.” Mingyu cemberut. Wonwoo paling tidak bisa melihat wajah cemberut Mingyu.

“Iya iya, ini hyung makan semua galbinya.”

“Wonwoo hyung, apa ada yang lu sembunyiin dari Mingyu?” Mingyu menatap Wonwoo lurus.

“Apa sih kok tiba-tiba? Apa coba yang mungkin gua sembuyiin dari Mingyu?” Wonwoo berusaha sebisa mungkin agar tidak panik.

“Ya bisa apapun kan, mungkin ada seseorang yang hyung suka?”

“Emang kenapa?” Wonwoo tersentak akan pertanyaan Mingyu.

“Ada?”

“Emang kenapa kalo ada?”

“Kalo ada Mingyu mau tau siapa orang yang hyung suka. Setelah SMA hyung ga pernah pacaran sama siapapun, kan? Yang terakhir sama Suyeon.” Pandangan Mingyu terpaku pada Wonwoo. Ia bahkan menaruh sumpit dan mangkoknya, walaupun makannya belum habis.

“Diem anjir, kenapa tiba-tiba bahas masa lalu sih?” Wonwoo kaget mendengar perkataan Mingyu barusan. Wonwoo mengernyitkan alisnya, tidak suka dengan apa yang bocah itu katakan.

“Kenapa, hyung? Ayo kasih tau dong, apa rahasia di antara kita?” Mingyu menaruh pipinya di telapak tangannya. Wajahnya masih cemberut.

“Hyung cuma ga mau bahas tentang itu lagi.” ucap Wonwoo tegas.

“Walaupun sama Mingyu?”

“Iya lah!!!”

“Hngg kenapa, hyung????” Mingyu merengek seperti anak bayi yang ditinggal ibunya.

“Udah abisin aja makannya.” Wonwoo mengabaikan pertanyaan Mingyu dan melanjutkan makan.

“Ah! Apa jangan-jangan orangnya itu cowo, ya? Makanya hyung ga berani bilang.” Mingyu memiringkan kepalanya, senyumnya menyeringai.

“Lu ngomong apa sih! Udah makan aja loh.” Wonwoo menundukkan kepalanya. Tidak ingin melihat wajah yang Mingyu buat saat ini.

“Bukan ya, hyung? Terus soal kemaren.... lu lagi mainin lubang lu ya, hyung?” Wonwoo kaget setengah mati. Matanya terbelalak lebar. Mingyu melihat Wonwoo kemarin, Mingyu melihat semuanya.

“Siapa dia? Nama yang hyung sebut sewaktu lagi melakukan itu?” Mingyu terlihat sangat penasaran. Jantung Wonwoo terasa ingin lepas. Mingyu mendengar semuanya.