Blow Job

Mingyu sedang duduk santai di kursi kamarnya sambil memainkan handphone, tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara berisik dari kamar Wonwoo.

“Wonwoo, hyung. Ada apa ribut-ribut?” Penasaran, Mingyu membuka jendela dan mendapati Wonwoo sedang tidur di atas Seungcheol. Mereka tidak memakai apa-apa, hanya sepotong boxer yang menutupi tubuh mereka. Seungcheol sangat terkejut melihat Mingyu tiba-tiba muncul dari jendela. Ia lalu menjelaskan situasinya kepada Mingyu.

“Tadi dia minum sampe muntah-muntah, terus baju kita kena muntahannya jadi gua buka deh baju dia.” Seungcheol berkata dengan tenang.

“Oh, kalo gitu gua ke sana buat bantuin ya?” Segera Mingyu berlari ke apartmentnya Mingyu, ia tak mau membiarkan Mingyu berduaan dengan Seungcheol apalagi dalam posisi seperti itu.

“Ini lu bisa pake baju gua, hyung.” Mingyu meminjamkan Seungcheol satu buah kaos hitam miliknya.

“Makasih ya, Gyu.” Seungcheol mengambil kaos itu dari tangan Mingyu dan segera memakainya. “Nanti kaosnya gua cuciin terus gua balikin hari Senin. Lu tinggal deket sini kan, Gyu?”

“Iya. Ini udah kemaleman, lu pulang aja hyung, biar gua yang bersih-bersih sama beresin kamar Mingyu.”

“Eh, ga usah. Biar gua bantuin.”

“Pulang aja, hyung.” ucap Mingyu tegas. Ia menatap Seungcheol tajam, seakan mengisyaratkannya bahwa ia tak ingin melihat Seungcheol disini lagi.

“O–okay.” Pasrah, Seungcheol pun menuruti Mingyu untuk pulang dari apartment Wonwoo. Mingyu benar-benar mengusirnya.

Mingyu duduk di lantai di samping kasur Wonwoo, kepalanya ia letakkan di atas kasur tepat di samping Wonwoo. Ia memandangi Wonwoo yang sedang tertidur pulas. Wajahnya masih merah. Mingyu tersenyum, ini pertama kalinya ia melihat Wonwoo mabuk. Merasa ada seseorang di sampingnya, Wonwoo pun tersadar. Ia membuka matanya perlahan-lahan, matanya terasa sangat berat sekali.

“Hyung, udah sadar?” Mingyu mengubah posisinya menjadi duduk.

“Kim Mingyu, kenapa lu disini? Apa gua lagi mimpi ya?” Wonwoo yang masih setengah sadar kembali menutup matanya.

“Iya, ini cuma mimpi kok.” Sleep talking? Wonwoo hyung lucu banget sih, pikir Mingyu.

“Hey, Kim Mingyu.”

“Hmm?”

“Jangan pacaran sama Sooah noona.” Wonwoo membalikkan badannya ke kanan agar ia dapat melihat Mingyu. Matanya belum sepenuhnya terbuka.

“Sooah noona. Kenapa?”

“Karena Mingyu suka sama hyung.” ucap Wonwoo singkat, padat, dan jelas. Katanya orang yang lagi mabuk itu biasanya mengucapkan apapun dengan jujur, kan? Termasuk perasaan terdalamnya yang tidak berani ia ungkapkan.

“Wonwoo hyung.....” Mingyu bingung mau merespon apa. Apakah Wonwoo baru saja mengatakan cintanya kepada Mingyu?

“Jangan.... jangan pacaran sama Sooah noona.” Wonwoo mendekatkan wajahnya lalu mengusap telinga Mingyu dengan tangannya. Ia menangkupkan wajah Mingyu dan membawanya ke dalam ciuman lembut.

“Hyung....” Mingyu tidak menolak perlakuan Wonwoo. Hal ini malah membuat Wonwoo semakin menjadi-jadi. Ia memindahkan tangannya ke tengkuk Wonwoo, mendorong kepalanya untuk memperdalam ciuman mereka. Tak sabar, Wonwoo membuka mulut Mingyu dengan mulutnya lalu memasukkan lidahnya dan memainkannya dengan lidah Mingyu. Wonwoo menggerakkan lidahnya ke atas dan ke bawah, tak lupa mengabsen gigi Mingyu satu per satu. Saliva mereka saling bertukar membuat suasana menjadi semakin basah. Wonwoo mendesah pelan, menikmati manis dan lembutnya bibir Mingyu.

“Tunggu, hyung....” Tak menghiraukan ucapan Mingyu, ia mendorong Mingyu ke lantai menyebabkan suara dentuman yang cukup keras.

“Waahhhhh!!!” teriak mereka berdua saat tubuh mereka menghantam lantai.

“Hyung, lu gapapa?” Mingyu mulai khawatir, nafas Wonwoo terdengar berat.

“Gua bisa ngelakuin ini lebih baik.” Wajah Wonwoo tambah memerah. Tangannya bergerak untuk membuka resleting celana Mingyu, mengeluarkan kepunyaannya yang tersembunyi disitu. Wonwoo menggenggam penis Mingyu lembut lalu mengarahkannya ke dalam mulut Wonwoo.

“Wonwoo hyung, tunggu!!!” teriak Mingyu, kaget akan perbuatan Wonwoo yang tiba-tiba itu. Mingyu memegang bahu Wonwoo, berusaha menjauhkan mulut Wonwoo dari adik kecilnya. Namun tenaga Wonwoo lebih kuat, dengan segera tangannya memasukkan kepunyaan Mingyu ke dalam mulut Wonwoo yang mungil itu. Dihisap dan dijilatinya penis Mingyu seperti menjilat lollipop. Mulutnya tidak cukup untuk penis Mingyu yang bisa dibilang besar itu. Mingyu mengerang nikmat, miliknya terasa sangat hangat di dalam Wonwoo. Lidah Wonwoo begitu pintar menari-nari di dalam sana, saliva Wonwoo membuat Mingyu semakin basah. Wonwoo melanjutkan aksinya, ia memasukkan penis Mingyu lebih dalam lagi hampir membuatnya tersedak. Penis Mingyu membesar, membuat mulut Wonwoo terasa sangat penuh. Tak pernah terpikir oleh Mingyu bahwa Wonwoo cukup ahli dalam memainkan mulutnya.

“Haaa......” desah Wonwoo saat ia mengeluarkan kepunyaan Mingyu dari dalam mulutnya. Saliva bercampur precum menghubungkan mereka berdua. Jantung Mingyu berdegup lebih kencang saat Wonwoo tiba-tiba naik ke atasnya, tepat di atas penis Mingyu. Wonwoo benar-benar terlihat sangat menggairahkan. Terlihat kepunyaan Wonwoo yang sudah tegang menyembul dari dalam boxernya, dan cairannya menembus ke luar.

“Wonwoo hyung......” Mingyu hanya diam saja memperhatikan Wonwoo, ia membiarkan Wonwoo melakukan apapun yang ia mau. Tangan Wonwoo ia taruh di penis Mingyu lalu mengarahkannya untuk masuk ke dalam lubangnya.

“N–nghh, ahh! Gua benar-benar suka sama lu!” ucap Wonwoo merasakan milik Mingyu yang sudah bersentuhan dengan lubangnya.

“Wonwoo hyung....” tiba-tiba semuanya gelap bagi Wonwoo. Ia tidak punya tenaga lagi untuk menopang tubuhnya.

“Hyung???!!!!!” teriak Mingyu kaget mendapati Wonwoo yang tergeletak tak berdaya di atasnya.