Help

Matahari sudah menampakkan dirinya sedari tadi, namun Wonwoo masih betah tinggal di alam mimpinya. Mingyu sedari tadi sudah menunggu Wonwoo bangun sambil menyiapkan sarapan untuknya. Mingyu memang pandai dalam memasak, masakannya selalu memuaskan lidah siapapun yang menyantapnya. Mingyu masih sibuk membersihkan dapur saat Wonwoo bangun dari tidurnya. Kepala Wonwoo masih terasa sakit, efek dari alkohol yang ia minum semalam.

“Wonwoo hyung, udah bangun?” tanya Mingyu yang masih membereskan dapur.

“Hah, lu masih di sini?” Wonwoo menengok ke kanan, kaget melihat sahabatnya yang masih di apartmentnya.

“Mau minum?” Mingyu mengambil satu botol air mineral dari dalam kulkas.

“Ngapain lu di sini?” tanya Wonwoo bingung.

“Hyung ga inget? Semalem hyung minum sampe mabok terus muntah deh.” Mingyu masih shirtless, begitu juga dengan Wonwoo, baju mereka berdua kotor terkena muntahan Wonwoo.

“Iya kah?” Wonwoo mencoba mengingat-ingat kejadian semalam, tapi percuma. Dia benar-benar lupa apa yang terjadi atau apa yang dia lakukan.

“Iya, hyung. Lu muntah semalem terus ngenain baju Seungcheol hyung, jadinya Mingyu ke sini buat bantu. Terus subuh tadi hyung muntah lagi ngenain baju gua.” Mingyu menghampiri Wonwoo dan duduk bersamanya di atas kasur.

“Hyung ga inget minum berapa banyak? Biasanya lu tahan walaupun minum banyak juga.” Mingyu membuka botol minum yang ia pegang dan memberinya kepada Wonwoo. Wonwoo langsung meminumnya sampai setengah.

“Apa ada sesuatu yang terjadi kemaren?”

“Ah, ngga cuma karena itu—” Wonwoo belum sempat menyelesaikan ucapannya namun sudah terpotong oleh perbuatan Mingyu. Ia memeluk Wonwoo dari belakang, membuat tubuh telanjang mereka saling menempel. Refleks, Wonwoo terkejut dan menumpahkan air mineral yang ia pegang.

“Hyung laper ga? Mau Mingyu masakin ramen buat ngilangin hangover? Eh, tapi Mingyu udah bikinin pancake sih.” Mingyu memeluk Wonwoo semakin erat. Hal seperti ini sudah sering mereka lakukan sejak dulu, namun melakukannya lagi sekarang bertelanjang dada merupakan suatu hal yang memalukan bagi Wonwoo.

“Ihh, jangan deket-deket! Panas tau!!!” Wonwoo berusaha menyingkirkan Mingyu dengan tangannya. Namun tenaga Mingyu lebih besar.

“Panas?” Mingyu menautkan tangannya dengan tangan Wonwoo yang terasa dingin. Pipi Wonwoo memerah lagi. “Tangan hyung dingin gini.”

‘Anjir gua minum berbotol-botol karena lu! Ini orang ga ada rasa kasihan apa ya.” ucap Wonwoo kesal dengan perbuatan Mingyu yang manis itu.

“Diem sebentar, hyung. Biar Mingyu angetin tangannya.” Mingyu menggenggam tangan Wonwoo dengan kedua tangannya. Ia mengelus lembut tangan Wonwoo, memberikan kehangatan. Dagunya ia letakkan di leher Wonwoo, dengan posisi masih memeluk dari belakang. Wonwoo dapat merasakan deru nafas Mingyu mengelitik lehernya. Tanpa Wonwoo sadari telinganya ikut memerah. Wonwoo mengubah posisinya menjadi duduk bersandar di tembok, ia tak tahan dengan kehangatan yang diberikan Mingyu.

“Lu nanya kan apa yang terjadi kemarin?” tanya Wonwoo yang kemudian diiya-kan oleh Mingyu. “Sebenernya gua suka sama Sooah noona.” ucap Wonwoo yang tentu saja merupakan sebuah kebohongan.

“Alesan kenapa gua mabok kemaren karena Sooah noona.” Wonwoo berbohong sekali lagi.

“Hyung ga inget apapun lagi? Apa yang lu lakuin kemaren?” Mingyu curiga kalau Wonwoo berbohong. Jelas-jelas kemaren Wonwoo mengatakan cintainya pada Mingyu.

“Kemaren? Emang gua ngapain lagi? Bukannya abis gua muntah langsung tidur ya?” Wonwoo tidak dapat mengingat kejadian apapun yang terjadi semalam.

Mingyu hanya menatapnya lurus yang membuat Wonwoo bingung. “Kenapa? Apa gua bikin masalah lagi?”

“Hmm, ngga kok. Jadi, hyung suka sama Sooah noona, ya? Tapi gua penasaran, apa lu bisa melakukan hal itu dengan perempuan?”

“Apa?!” Wonwoo tidak tahu maksud dari perkataan Mingyu tadi.

“Ketika lu masturbasi lu mainin lubang lu kan?” kata Mingyu, membuat Jantung Wonwoo berdegup kencang.

“Kenapa lu tiba-tiba bahas itu lagi?” Mingyu mendorong tubuh Wonwoo ke kasur, dengan posisi tengkurap. Mingyu mulai menaikinya. Tak sengaja Wonwoo menjatuhkan botol minumnya ke lantai, isinya tumpah membasahi lantai.

“Anjing, lu ngapain?” ujar Wonwoo setengah berteriak. Tangan Mingyu ia arahkan untuk memegang kepunyaan Wonwoo yang masih tertutup boxer lalu menekannya pelan, Wonwoo tersentak. “Gua liat kok di sini. Lu pikir gua bakal lupa waktu lu mainin vibrator dildo di lubang lu? Lu pikir lu bisa ngelakuin itu sama perempuan?”

“Jangan bilang lu bakal nyuruh Sooah nona buat ngelakuin itu? Tapi kalo dia bukan cewe cabul kayak lu, lu mau ngapain?” bisik Mingyu di telinga Wonwoo. Tubuh Wonwoo seketika dibuatnya merinding.

“Bangsat ya lu! Lu pikir lu lagi ngapain sekarang?” geram Wonwoo, tangannya gemetar menggenggam sprei kuat.

“Jangan khawatir, gua ga mau ngelecehin lu kok.” Mingyu menyeringai, tangannya memegang bahu Wonwoo lalu dengan cepat membaliknya sehingga mereka sekarang berhadapan.

“Gua mau bantuin lu, supaya lu tau cara bersetubuh yang bener.”