Iced Latte

‘Anjir kenapa nih orang tiba-tiba nongol di sini sih.’ gumam Wonwoo dalam hati ketika ia melihat Mingyu di hadapannya. Mingyu memakai kemeja berwarna navy dan celana panjang putih. Wonwoo akui, Mingyu terlihat sangat tampan hari ini. Mingyu tersenyum padanya, namun hanya dibalas wajah cemberut. Bertemu Mingyu setelah insiden jaket kemarin dan bermimpi hal-hal kotor tentang dia merupakan hal tercanggung yang pernah Wonwoo alami.

“Lu ga mau ngambil pesenan gua, hyung?” Mingyu terheran karena Wonwoo sedari tadi hanya diam saja.

“Ohh iya, mau minum apa Gyu?” ucap Wonwoo di balik meja kasirnya. Wonwoo memakai seragam kerjanya yang berwarna hitam, dilengkapi apron berwarna coklat.

“Iced Latte!” seru Mingyu setelah mengamati barisan menu yang tertulis di samping meja kasir.

“Dengan tambahan sirup?” Wonwoo mencatat pesanan Mingyu pada komputer di hadapannya.

“Yeah!” jawab Mingyu cepat.

“Semuanya jadi lima puluh tiga ribu rupiah.” Mingyu memberikan kartu kreditnya kepada Wonwoo, tak lupa bonus senyuman manis Mingyu.

Setelah menunggu beberapa menit, pesanan Mingyu pun sudah jadi. “Pesanan iced latte anda bisa diambil di sini.” ucap Wonwoo dengan sopan sambil mengarahkan Mingyu ke tempat pengambilan pesanan.

Mingyu mengambil iced lattenya sambil berseru, “Wonwoo hyung!” ia mencondongkan tubuhnya ke Wonwoo, membuat Wonwoo terkejut. “A–apa??!!!”

“Mingyu dikirimin beef short ribs sama mama dari rumah, nanti sepulang hyung kerja kita makan bareng, ya?”

“O–okay!” jawab Wonwoo singkat.

“Kalo gitu sampai jumpa nanti malem, hyung!” Mingyu tersenyum lebar, Wonwoo dapat melihat gigi taringnya yang mengintip dari balik mulutnya, sangat manis. Dengan itu, Mingyu pergi dari coffee shop tempat Wonwoo bekerja, meninggalkan Wonwoo yang sedang campur aduk dengan perasaannya sendiri.