Ketahuan

“Hyung, ini punya lu kan?” Mingyu memegang sebuah vibrator berwarna merah muda di tangan kanannya. Mingyu tidak tampak terkejut, bahkan ekspresinya menggambarkan seolah-olah ia telah menunggu momen ini untuk terjadi.

“Benda itu, kok lu bisa tau.....” Mingyu sangat terkejut. Keringat dingin mengucur dari dahinya. Mingyu mendorong Wonwoo ke tembok dan menguncinya dengan tangan kanannya, membuat Wonwoo tidak bisa pergi kemana-mana lagi.

“Seharusnya lu sembunyiin dengan bener dong, hyung. Jangan taruh sembarangan!” seru Mingyu, nadanya sangat mengintimidasi. “Apa lu selalu gunain benda ini sambil mikirin gua, hyung?”

“Ng–ngga, Gyu. Gua cuma—” Wonwoo tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia benar-benar tertangkap basah.

“Apa lu puas dengan beginian doang? Jangan gini dong, hyung!” Mingyu melepas vibrator itu dari tangannya. Kedua tangannya ia gunakan untuk menggenggam bahu Wonwoo. Sedangkan Wonwoo tidak dapat berkata sepatah katapun.

“Mau coba yang beneran, hm?” ucap Mingyu, suaranya terdengar berat. Mingyu mendorong Wonwoo ke lantai, lalu ia segera naik ke atas badannya Wonwoo. Wajah dan tubuh mereka sangat dekat, bahkan nyaris bersentuhan. Mungkin hanya tersisa jarak satu sentimeter di antara mereka. Pipi Wonwoo memerah, sekujur tubuhnya terasa lemas. Ia bahkan tidak memberikan perlawanan apapun. Dengan cepat Mingyu membuka celana panjang Wonwoo, membuatnya kaget setengah mati.

“W–wait!!!!” seru Wonwoo, namun semuanya sudah terlambat. Mingyu melempar celana Wonwoo ke sembarang arah lalu ia memandangi bagian bawah Wonwoo yang tidak tertutupi sehelai benang apapun.

“Lu mau punya gua disini, kan?” ucap Mingyu sambil menggesekkan kepunyaannya yang masih tertutupi jeans ke lubang Wonwoo.

“Kim Mingyu......” Wonwoo membelalakkan matanya, tubuhnya bergetar hebat. Tanpa basa-basi lagi, Mingyu memasukkan kepunyaannya yang sudah mengeras ke dalam Wonwoo. Jantung Wonwoo berdegup sangat kencang. Wonwoo yang tanpa persiapan apapun tentunya merasa sangat kesakitan di bawah sana. Ia hanya dapat memejamkan matanya, menahan rasa sakit yang kemudian berubah menjadi kenikmatan yang tiada tara ini.

“Wonwoo hyung is such a pervert.” bisik Mingyu di telinga Wonwoo, membuat sekujur tubuhnya merinding.