Mimpi Jorok🔞

“Wonwoo hyung?” Mingyu baru saja selesai membasuh dirinya malam itu. Rasanya segar sekali mandi air dingin setelah seharian berkeringat akibat aktivitas kuliahnya yang padat. Handuk mandinya masih tergantung di bahunya. Rambutnya masih basah, ia terlalu malas untuk mengeringkannya karena ia sudah tak sabar ingin bermanja-manjaan dengan Wonwoo. Seminggu belakangan ini Wonwoo selalu sibuk dengan dunia kuliahnya dan pekerjaannya. Tugas kuliahnya tak henti-hentinya berdatangan, kerap kali Wonwoo mengerjakannya sampai begadang. Ia sangat merindukan waktu-waktunya bersama Wonwoo, apalagi waktu dimana mereka bermain di ranjang.

Wonwoo tertidur pulas di sofa dengan mulut menganga, dengkurannya terdengar vokal, dengan masih memakai kemeja kuliah. Ia baru sampai di apartement saat Mingyu sedang mandi. Pekerjaannya hari ini sangat melelahkan karena ia harus mengganti shift Seungcheol yang sedang sakit. Semua tenaganya sudah terkuras habis. Batal sudah rencananya untuk tidur siang hari ini. Ah, ia hanya ingin tidur untuk mengisi kembali energinya.

“Wonwoo hyung, udah tidur?” Mingyu jongkok di samping Wonwoo, telunjuknya dengan jahil memainkan pipi Wonwoo, mencubitinya sesekali. Wonwoo tak memberi respon sama sekali, malahan dengkurannya semakin mengeras. Air liurnya menetes dari ujung bibirnya. Wonwoo sudah berubah menjadi seorang bayi.

“Kita belum ngelakuin itu selama seminggu, hyunggg. Sejak lu confess kemaren masa iya mau tidur doang sih!” Mingyu merengek sambil menekuk bibirnya. “Aww, lu beneran tidur hyung?”

“Pasti lu kecapean, ya? Kalo gitu tidur yang nyenyak ya, hyung.” Mingyu mengelus pipi Wonwoo, pipinya itu sangat mulus dan halus, tak ada satupun jerawat di sana. Walaupun ia belum mencuci wajahnya namun tetap saja tak berminyak, malahan cenderung lembab. “Karena gua ga akan ngebiarin lu buat tidur sedetik pun besok.”

Mingyu berpindah untuk duduk di dekat kaki Wonwoo, di bagian sofa yang masih kosong. Tangannya sudah bermain dengan ponselnya, memeriksa Kakao Talk barang kali ada pesan yang masuk.

“Ngga....” ucap Wonwoo pelan. Mingyu terperangah. Mengapa Wonwoo tiba-tiba berbicara?

“Nnghhh.......” Wonwoo mengigit bibir bawahnya, alisnya menukik, desahannya tertahan.

“Apa ini? Sleep talking lagi, hm? Lagi mimpi buruk ya hyung?” Mingyu menggenggam tangan Wonwoo, tangan mereka bertautan mesra. “Gapapa, hyung. Ada Mingyu di sini, kok.”

“Ahh! Kegedean!” Wonwoo tiba-tiba mendesah, tangannya menggenggam tangan Mingyu lebih kuat. Kakinya yang berada tepat di selangkangan Mingyu ia goyangkan, seperti sedang menggoda. Mingyu merasa geli sekaligus enak di bawah sana. Penisnya yang hanya tertutup boxer seakan meronta-ronta ingin keluar. Mingyu tersentak sekaligus bingung. Apa yang sebenarnya terjadi pada Wonwoo hyung-nya itu?

“Mingyu hyung... ahh! di situ!!” pipi Wonwoo merona merah. Mingyu melirik ke gundukan besar di antara kedua paha Wonwoo, gundukan yang masih tertutup rapih oleh celana jeans. Sebuah ide nakal terlintas di benaknya, ia ingin gantian menggoda Wonwoo. Tangannya ia bawa untuk membuka kancing celana jeans Wonwoo, tak lupa menurunkan resletingnya. Mingyu mengelus pelan gundukan itu dari luar boxer. Wonwoo tersentak lalu melengkungkan tubuhnya. Penisnya sudah tegang, padahal baru Mingyu sentuh sedikit.

Mingyu memanjat ke atas Wonwoo, tangannya ia selipkan ke dalam kemeja biru itu, mengelus kulit telanjang Wonwoo. Ia lalu berbisik pelan di telinga Wonwoo, membuat Wonwoo melenguh. “Wonwoo hyung, lagi mimpiin Mingyu, ya?”

Tangannya dengan sigap membuka kancing kemeja Wonwoo satu-persatu, ia lalu mengelus tubuh telanjang Wonwoo perlahan, mulai dari bahunya, lalu turun ke dada dan perutnya. Tubuh Wonwoo terasa hangat, bau rokok masih menempel karena ia sempat merokok satu batang sebelum tertidur. Postur badan Wonwoo sangat ideal, tidak terlalu kekar, dan tidak juga terlalu kurus. Abs-nya mulai terbentuk karena ia mulai rutin berolah raga di gym beberapa bulan belakang ini. Tentu saja karena saran dari Mingyu. Wonwoo juga mulai mengatur pola makannya sehingga badannya lebih berisi daripada dulu.

‘Gua penasaran sampe kapan lu mau tidur terus.’ Mingyu menyeringai, tangannya menggerayang di puting Wonwoo. Dimainkan puting itu dengan gemas, dipilin dengan gerakan memutar, dicubit. Diulangi terus gerakan tersebut sampai puting Wonwoo tegang memerah.

“Ahhh!!!” desah Wonwoo saat Mingyu memainkan kedua putingnya secara bersamaan lalu menariknya kuat. Badan Wonwoo bergetar, namun ia tidak bangun.

Mingyu meletakkan tangannya di dagu Wonwoo lalu membuka rahang bawahnya. Dijilatnya bibir yupi itu sampai basah, bibir bawahnya Mingyu hisap sesekali disertai dengan kuluman dan gigitan kecil yang memabukkan. Setelah itu Mingyu melumat bibir Wonwoo penuh, ia ulang berkali-kali sampai ia merasa cukup, sesekali melepas tautan bibir mereka untuk mengambil nafas. Melihat bibir Wonwoo yang sudah bengkak memerah membuat Mingyu tak dapat menahan dirinya lagi. Segera ia memasukkan lidahnya tanpa permisi, merasakan gua hangat itu, sambil mengabsen gigi Wonwoo satu persatu dan menggelitik langit-langitnya.

‘Kalo gini terus gua ga yakin bisa berhenti.’ gumamnya dalam hati pertanda bahwa libidonya telah menang dan mau tidak mau ia harus menurutinya.