Pacar baru Jeonghan

“Hai, Wonwoo hyung!” Mingyu berdiri di depan meja kasir dengan senyumnya yang cerah. Ia memakai kemeja merah, rambut hitamnya tertata rapi seperti biasanya. Penampilannya terlihat sederhana namun sempurna. Baru saja Wonwoo membicarakan Mingyu tadi, namun orangnya tiba-tiba saja muncul. Semesta memang suka bercanda ya. Wonwoo baru saja keluar dari ruang gantinya dan berjalan ke meja kasir, siap menjalani pekerjaannya.

“Bukannya lu ada kelas ya?” mereka sudah berhadap-hadapan sekarang, tubuhnya yang lebih pendek dari Mingyu membuatnya harus mendongakkan kepalanya sedikit ketika berbicara.

“Iya seharusnya gitu, tapi dibatalin sama dosennya.” Mingyu cengengesan. Kelasnya dibatalkan namun ia malah senang, dasar pemalas.

“Leher lu kenapa, hyung? Luka?” plester yang diberikan Seungcheol tadi sudah Wonwoo tempelkan di lehernya, menutupi kissmark yang Mingyu buat semalam. “Ini gara-gara lu anjir!” jawab Wonwoo geram.

“Oh, itu Yoon Jeonghan!” seru Seungcheol yang sedari tadi sudah berdiri di samping Wonwoo. Jeonghan datang ke coffee shop itu bersama seorang perempuan. Tangan mereka bergandengan mesra.

“Eh iya, dia sama cewe?” Mingyu berbalik. Jeonghan dan perempuan itu mendekati mereka.

“Anak SMA? Mungkin adeknya kali.” tambah Wonwoo. Jeonghan sudah berdiri santai di samping Mingyu.

“Ngapain nih pada kumpul-kumpul?” Jeonghan memasang wajah muram, merasa teman-temannya itu sedang membicarakannya.

“Siapa cewe itu, hyung?” tanya Mingyu penasaran.

“Lu punya adek cewe, ya?” Seungcheol menambahkan.

“Ngga, dia pacar gua.” jawab Jeonghan tersipu malu.

“Hah tapi dia masih SMA anjir!!!” protes Seungcheol tak terima. Benar, perempuan itu masih SMA. Wajahnya terlihat sangat muda dan cantik. Rambutnya panjang, kulitnya putih, senyumnya manis, dan ia masih memakai seragam sekolahnya.

“Ya terus kenapa anjir?! Ga beda jauh juga umurnya sama gua.”

“Ya iya sih, tapi keliatan muda banget apalagi pas pake seragam sekolah gitu.” kata Seungcheol.

“Kita udah pacaran sejak dia kelas 2 SMA, terus sekarang dia kelas 3. Tadi gua ajak dia jalan-jalan ke kampus.” Jeonghan memperjelas.

“Kenapa lu ga ngasih tau kita sih? Padahal udah pacaran selama itu.” Mingyu terlihat kesal.

“Karena gua tau kalian pasti bakal ngoceh-ngoceh gini.” Jeonghan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. “Ngapain juga ya kita ke sini, padahal masih banyak coffee shop lainnya.”

“Hey, gua sakit denger lu ngomong gitu hyung. Gimana kalo Mingyu yang bayarin minumnya?” seperti biasa Mingyu merupakan orang yang ramah dan royal apalagi terhadap temannya sendiri.

“Beneran? Wah, Kim Mingyu yang murah hati. Ga ada orang lain yang sebaik lu, deh.” ucap Jeonghan kegirangan, lumayan minum gratis.

“T–tapi cewe seumuran dia biasanya minum apa? Apa mereka suka semacam coklat panas?” Wonwoo kebingungan, ia terbiasa melayani orang seumuran dia atau yang lebih tua.

“Lu pikir mereka apaan? Mereka minum kayak kita lah, americano.” tegas Seungcheol, menjawab pertanyaan yang melintas di benak Wonwoo.

Setelah pesanan mereka dibuatkan mereka pun pergi meninggalkan coffee shop itu. “Gua pulang dulu ya, semangat kerjanya!!! Oiya, makasih juga kopinya!” Jeonghan melambaikan tangan, padahal kedua tangannya memegang americano. Untung saja tidak tumpah.

“Ngagetin aja sih, gua ga tau selama ini dia punya pacar.” ucap Mingyu sambil memandangi mereka meninggalkan coffee shop sambil bergandengan tangan lagi, seperti pasangan pada umumnya.

“Iya, pinter banget ya dia nyembunyiinnya.” Wonwoo menanggapi. “Hyung juga ga tau kan?” ia melirik Seungcheol yang sedari tadi diam saja. Ekspresi Seungcheol terlihat aneh, seperti orang cemburu?

‘Seragam sekolahnya lucu juga ya ternyata.’ entah apa yang ada di pikiran Mingyu saat itu. Bisa jadi pikiran kotornya sedang membayangkan yang tidak-tidak.