Terangsang

Wonwoo melempar handphonenya ke sembarang arah, kaget melihat Mingyu yang sudah berpangku tangan di jendela kamarnya. Perasaan Wonwoo menjadi campur aduk, jantungnya berdegup kencang, dahinya berkeringat walaupun malam itu cuacanya dingin. Wonwoo mengambil vibrator merah mudanya dari dalam laci di sebelah tempat tidurnya, menarik nafas panjang sebelum kembali ke jendela. Mingyu tersenyum, mengisyaratkan Wonwoo untuk segera mulai.

‘Gua memang selalu lemah karena Mingyu, dan hari ini dia menang lagi.’ gumam Wonwoo dalam hati sebelum memulai aksinya. Wonwoo melepas celananya dan melumuri tangannya dengan lubricant, lalu memasukkan satu jarinya ke dalam lubangnya, membuat Wonwoo mendesah pelan. Mingyu hanya mengamati Wonwoo dengan santai dari jendelanya seperti menikmati pertunjukan drama di kampus. Wonwoo menunggingkan tubuhnya, sehingga Mingyu bisa melihat lebih jelas aksi panasnya itu. Wonwoo memasukkan satu jari lagi. Rasanya sakit karena lubangnya masih sempit dan ketat, walaupun sudah Wonwoo masuki berkali-kali.

“H–hngg... ahh!” Wonwoo mendesah sekali lagi membuat Mingyu menelan ludah. Tangannya yang gemetar mengambil vibrator yang berada tepat di sampingnya lalu memasukkan pelan-pelan ke dalam lubangnya. Wonwoo pikir ia benar-benar sudah gila, buat apa ia menuruti permintaan Mingyu yang gila ini? Wonwoo tersentak saat merasakan vibrator merah muda itu memasukinnya. Vibrator itu berukuran cukup besar dan panjang, membuat Wonwoo mengerang hebat. Ia mengepalkan tangannya, berusaha menahan rasa sakit di bawah sana. Wonwoo mendorong vibrator itu lebih dalam lagi sampai semuanya masuk ke lubang Wonwoo. Wonwoo melirik ke jendela mendapati Mingyu yang sedang menatap Wonwoo intens membuat wajah Wonwoo memerah, ia benar-benar malu.

‘Gila! Dia bener-bener ngeliatin gua dari sana. Apa dia bisa ngeliat semuanya dengan jelas?’ gumam Wonwoo dalam hati. Nafasnya berat, kakinya bergetar kencang. ‘Make vibrator di depan Kim Mingyu... Ah, bodo amat! Karena Mingyu menonton dari sana, rasanya aneh... perasaan baru macam apa ini?!’

‘Lagi, dikit lagi....’ Wonwoo menghidupkan vibratornya, alat itu bergetar kencang di dalam Wonwoo.

“Aaahhhh!!!!!!!” Wonwoo tak dapat menopang tubuhnya lagi. Tubuh depannya tersungkur di kasur, hanya pantatnya saja yang masih menungging. Tangannya menggenggam kencang sprei birunya. Ia memejamkan matanya, merasakan setiap getaran kenikmatan itu. Semuanya begitu nikmat, ia tak dapat menahannya lagi. Tangan kanannya ia arahkan untuk memegang kepunyaannya. Ia menggerakkan tangannya naik turun di kepunyaannya yang sudah basah oleh precum itu. Wonwoo mendesah lebih kencang saat merasakan ejakulasinya sudah dekat. Wajah Mingyu memerah, ia sangat ingin menghampiri Wonwoo dan menghabisinya saat itu juga. Wonwoo merasa lebih nikmat daripada biasanya, apakah karena ada Mingyu yang menontonnya? Dengan satu kali gerakan lagi Wonwoo pun keluar cukup banyak. Spreinya dipenuhi oleh cairan kenikmatan Wonwoo. Tubuh Wonwoo lemas, nafasnya tak beraturan. Ia melirik ke arah jendela dan Mingyu masih menontonnya dengan puas.

‘Gua terlalu terangsang anjir cepet banget keluarnya!’