Tolong!🔞

Mingyu sedang asik menonton anime Shingeki no Kyojin di laptopnya sejak tadi siang, ia baru menyelesaikan setengah dari season 1, masih sangat banyak episode yang harus ia tonton. Matanya terfokus pada layar di hadapannya yang memperlihatkan segerombolan titan yang sedang mengejar-ngejar manusia, pandangannya teralihkan ke layar ponselnya ketika ia menerima banyak pesan dalam waktu bersamaan. Tertera nama pengirimnya ‘kak wonu’. Mingyu refleks berteriak ketika pesan yang sudah ia tunggu-tunggu akhirnya datang. Namun pesan itu berisi hal yang sangat ia tidak duga, Wonwoo meminta bantuan padanya karena Seungwoo sedang menghukumnya habis-habisan. Mingyu bingung kenapa Wonwoo meminta tolong? Bukankah biasanya ia senang dihukum? Rasa khawatir seketika mengantuinya ketika Wonwoo berkata ia sudah tak tahan lagi. Apakah Seungwoo menghukumnya terkalu kasar? Ah, sudah pasti itu. Dasar Seungwoo bajingan! Mingyu langsung bergegas mengendarai mobilnya menuju alamat yang diberikan Wonwoo.

Mobil Mingyu perlahan menyusuri jalanan di sebuah perumahan mewah, ia yakin alamat yang ditujunya sudah dekat. Ia melihat seseorang memakai helm hitam dan jaket hitam mengendarai motor besar keluar dari gerbang sebuah rumah. Rumah itu merupakan rumah yang dituju Mingyu. Pasti orang itu Seungwoo, pikir Mingyu. Seungwoo pergi sendirian, berarti Wonwoo masih di dalam kan? Mobilnya ia pakirkan tak jauh dari rumah itu lalu kakinya melangkah masuk kediaman yang ia duga merupakan kediaman Seungwoo.

Rumah itu sangat mewah bernuansa putih dengan dua lantai, terdapat taman yang cantik di halaman depan. Seungwoo bodoh, ia tak mengunci pintu masuk dan membiarkannya terbuka begitu saja. Mingyu berlari masuk dan seperti yang ia duga rumah itu sangat luas, ruang tamu yang dilengkapi kursi dan meja mewah, ruang tengah dengan tv canggih yang super besar dan juga sofabed untuk bersantai, kira-kira ada empat kamar di lantai bawah, belum lagi yang berada di lantai atas.

“Kak Wonwoo?” Mingyu membuka satu persatu kamar di lantai bawah yang semuanya tidak dikunci sambil terus memanggil nama Wonwoo, namun Wonwoo tidak ada di sana

Tak mau menyerah, Mingyu menaiki anak tangga menuju lantai kedua, matanya tertuju pada kamar yang lebih besar di antara kedua kamar lainnya.

“Kak Wonwoo?” tangan Mingyu menekan gagang pintu.

“Hnhg... nghhh!” erang seseorang dari dalam sana.

Berbeda dengan kamar lainnya yang bernuansa putih, kamar itu berdinding merah dengan lampu remang-remang. Tergantung di sana belasan sex toys dan peralatan BDSM seperti cambuk, borgol, vibrator, dildo, buttplug dan masih banyak lagi. Mingyu mengeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir.

Betapa terkejutnya Mingyu ketika mendapati Wonwoo sedang menungging di atas kasur tak berbusana dengan tangan yang diborgol ke depan. Posisinya membelakangi Mingyu sehingga ia bisa dengan jelas melihat bokong Wonwoo yang memerah dan memar juga lubangnya dipenuhi oleh vibrator yang masih menyala terkait oleh rantai panjang yang menggantung di sebuah tiang.

Tanpa berfikir panjang Mingyu mengeluarkan vibrator dari lubang Wonwoo, desahannya tertahan oleh ball mouth gag yang menutup mulutnya. Bokong Wonwoo langsung ambruk ke kasur, kakinya gemetar hebat. Mingyu melepas benda yang menyumpal mulut Wonwoo, air liur Wonwoo menempel menyelimuti bola itu.

“Ahhhhh!” desahan Wonwoo yang tertahan sedari tadi akhirnya terlontar dari mulutnya. “Mingyu.... lepasin iketan tangannya tolong.”

“Iya kak, ini Mingyu mau lepasin kok.” Mingyu melepas ikatan tali yang sangat kuat itu, meninggalkan bekas kemerahan di tangan Wonwoo.

“Ayo kak pergi dari sini, Mingyu bawa mobil.” Ia membantu Wonwoo bangun namun tubuhnya terlalu lemas, alhasil Wonwoo ambruk lagi ke kasur.

“Mingyu gendong ya, kak?” pertanyaan Mingyu langsung dijawab oleh anggukan, sebelum menggendong Wonwoo ia melepas hoodie yang ia pakai menyisakan kaos putihnya. Hoodie itu terlihat kebesaran dipakai Wonwoo sampai-sampai menutupi pahanya.

“Makasih ya, Gyu.” Wonwoo tersenyum namun air mata menetes ke pipinya.

“Jangan nangis kak, tenang aja ya. Ada Mingyu di sini, semuanya akan baik-baik saja.” Mingyu membalas senyuman Wonwoo, tubuhnya yang kuat langsung menggendong Wonwoo dengan kedua tangannya. Tangan Wonwoo ia lingkarkan pada leher Mingyu, berpegangan agar tidak jatuh. Sedangkan tangan satunya memegang ponsel miliknya.

Sesampainya di mobil, Wonwoo ditidurkan di kursi belakang, tubuhnya ditutupi oleh selimut yang ada di mobil Mingyu. Hangat, sangat berbeda sekali dengan suasana di kamar Seungwoo yang dapat membuat sekujur tubuhnya membeku.

Wonwoo meringkukkan tubuhnya sambil memeluk tubuhnya sendiri, hatinya berbunga-bunga saat tersadar akan fakta bahwa Mingyu telah menyelamatkannya hari ini. Mingyu telah menyelamatkannya dari si bajingan Seungwoo. Mingyu menancapkan gas mobilnya, melaju di jalanan kota yang tak pernah tidur ini.

Wonwoo tersenyum lega.