Wonwoo Mabuk

Wonwoo sedang duduk santai di lantai kamarnya sambil menghisap sebatang rokok. Entah sudah berapa rokok yang Wonwoo hisap malam itu. Tiga buah botol soju kosong berdiri di sampingnya. Wonwoo masih saja memikirkan kejadian 3 tahun yang lalu, sewaktu Mingyu mencium pacarnya di lorong sekolah. Wonwoo masih ingat bahwa perempuan itu adalah pacar pertama dan terakhirnya. Sebelum Wonwoo tenggelam lebih dalam dalam pikirannya, bel apartment berbunyi. Seseorang yang sudah Wonwoo tunggu kehadirannya berjalan memasuki pintu. Ia melirik ke arah pintu dan mendapati Seungcheol sedang melepas sepatunya, tangannya memegang satu plastik besar yang Wonwoo tebak berisi soju pesanannya.

“Ada apa Won?” tanya Seungcheol sambil duduk di hadapan Wonwoo. Wonwoo tidak menjawab, tangannya sibuk membuka plastik hitam yang Seungcheol bawa dan mengeluarkan semua soju dari situ. Seungcheol membeli lima buah botol soju original, 3 kaleng beer, dan beberapa makanan ringan.

“Udah dari kapan lu minum?” tanya Seungcheol sekali lagi setelah melihat 3 botol soju yang sudah kosong.

“Hmm, ga tau. Satu jam mungkin.” jawab Wonwoo.

“Dan lu masih mau minum lagi? Mau mati ya?” Wonwoo tak menghiraukan ucapan Seungcheol, tangannya membuka satu botol soju dan menegaknya dengan cepat. Seungcheol yang sudah terbiasa dengan tingkah Wonwoo itu hanya dapat menggelengkan kepalanya. Ia membuka beberapa bungkus makanan ringan dan sekaleng beer untuknya minum.

“Apa karena Kim Mingyu lagi?” Wonwoo berhenti minum dan mengelap soju yang menetes dari mulutnya.

“Iya, barusan gua liat Mingyu sama Sooah noona.”

“Hah Mingyu sama Sooah noona? Kok bisa???” Seungcheol terheran atas perkataan Wonwoo. Baru saja tadi dia membicarakan mereka melalui chat, tapi malah terjadi beneran.

“Tadi kan gua dapet kiriman makanan dari rumah, disuruh mama buat bagi ke Mingyu. Jadi, gua ke apartmentnya Mingyu lah pas gua lama ga bales chat hyung itu.”

“Terus?” tanya Seungcheol penasaran.

“Terus gua pencet bel kamarnya tapi ga ada jawaban, gua coba buka pintunya eh ga dikunci ternyata, jadi gua masuk lah.” Wonwoo meminum minuman keras itu sekali lagi dan melanjutkan ceritanya. “Pas di dalem gua kaget bener ada Sooah nuna di sana, parahnya lagi dia ga pake baju, cuma pake rok pendek doang. Abis dia nyadar kalo ada gua dia langsung cepet-cepet pake bajunya. Ternyata mereka berdua lagi minum-minum, kayaknya dari setelah gua nemenin Mingyu nugas itu. Kaki gua langsung lemes hyung, sumpah. Otak gua udah ngebayangin yang aneh-aneh aja. Ga mungkin kan cowo sama cewe berduaan minum terus cewenya ga pake baju tapi mereka ga ngapa-ngapain? Abis itu gua langsung cabut, untung aja masih kuat jalan. Mingyu berusaha nahan gua dan jelasin apa yang baru gua liat tapi gua udah males dengerinnya. Akhirnya gua balik ke apartment gua, ambil rokok terus nyebat sepuas gua, abis itu gua ngechat lu suruh ke sini. Mau marah tapi bukan siapa-siapa.” ucap Wonwoo lirih, nafasnya tak beraturan, menahan semua emosi yang ada dalam dirinya.

“Anjing, sejak kapan mereka gitu? Terus kenapa tiba-tiba mereka jadi deket?” Seungcheol terlihat kesal sehabis mendengar cerita Wonwoo barusan.

“Andai aja gua tau, hyung.”

“Lu gapapa?” Wonwoo memeluk kedua lututnya, kepalanya ia sembunyikan di antara lututnya. “Ngga, gua lagi ga baik-baik aja.”

“Ini bukan kali pertama dia sama seseorang, gua pikir gua udah terbiasa hyung.” Seungcheol mengusap pundak Wonwoo lembut, berusaha menenangkannya.

“Dia punya seorang perempuan di sampingnya, dan gua ga mungkin bisa kayak perempuan itu. Gua tau, tapi tetep aja gua cemburu. Gua cemburu sama perempuan itu. Gua mikirin kejadian kemaren, kejadian kotor yang gua lakuin di depan dia bener-bener memalukan. Waktu itu, kira-kira apa ya yang dia pikirin waktu nontonin gua?” kata Wonwoo, suaranya terdengar serak.

“Semuanya ini sulit bagi lu, kan? Bahkan dari dulu. Lupain aja dia. Apa sih bagusnya dia itu?” ucap Seungcheol sambil meminum beernya.

“Apa lagi kalo bukan karena wajahnya? Dia itu ganteng banget sumpah. Bangsat, dia terlihat seperti seorang malaikat.” Wonwoo mengangkat kepalanya untuk melihat teman di sampingnya itu. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus.

“Gila, lu mabok ya?”

“Ngga, gua ga mabok hyung. Uhhh.....” Wonwoo menutup mulutnya dengan satu tangan, ia merasakan ada sesuatu yang ingin keluar dari dalam perutnya.

“Anjir, kenapa lu Won?”

“M–mau muntah......” Seungcheol langsung menarik Wonwoo ke kamar mandi. Ia tidak mau muntah Wonwoo berantakan dimana-mana. Namun sebelum sampai di kamar mandi Wonwoo sudah muntah dan mengenai baju mereka.

“ANJING YA LU WON!!!!!” umpat Seungcheol sambil berteriak melihat bajunya yang kotor karena muntahan Wonwoo.