⚠ hug, kiss, and cuddle.
“jenooo, ayo kita coba ini!”
teriakan dari seorang laki-laki terdengar memenuhi apartemen sederhana yang saat ini berisikan dua orang termasuk dirinya. ia membawa satu paper bag berukuran sedang dari kamarnya menuju ruang tamu. disana sudah ada seorang lainnya yang sedari tadi melihat penasaran kearahnya dari sofa.
orang itu kekasihnya, jeno.
“hoodie apa, bear?”
“itu loh, hoodie set yang aku bilang mau beli di online shop. tadaaaa, lucu kan?” jelas haechan —laki-laki yang tadi membawa paper bag— dengan riang sembari mengeluarkan dua bungkus plastik berisi dua set hoodie dan celana berbeda warna. satu set berwarna wisteria untuknya dan satu set lainnya bewarna ship cove untuk jeno.
haechan langsung saja melempar hoodie untuk jeno kepada yang punya dan langsung berlari masuk kamar sembari tertawa kecil.
“di pake yaa, sayangnya haechan. habis itu kita foto bareng!” lagi, haechan berteriak dari dalam kamar supaya jeno dapat mendengar suaranya.
oknum yang menjadi sasaran pelemparan kaget bukan main. hampir saja bungkusan hoodie itu mengenai wajahnya.
jeno membuka bungkusan tersebut dan mengeluarkan isinya. hoodie serta celana panjang berwarna senada. ship cove. sejenak ia mengamati barang yang ia pegang. tersenyum dan lantas terkekeh kecil, “gemes.”
dengan membawa barang pemberian haechan, jeno berdiri dari posisi duduknya di sofa lalu berjalan mendekat kamar haechan dan mengetuknya.
“babe, ganti baju bareng dong.”
“ENYAH KAU, LEE JENO!”
setelah terjadi sedikit insiden haechan-ngamuk-ke-jeno-karena-ucapan-jahilnya, kini sepasang kekasih itu terlihat berdiri di depan cermin berukuran cukup besar dan tingginya kurang lebih seukuran dengan haechan yang terletak pada kamar haechan.
ya, sesuai perkataan haechan tadi. ia ingin mengambil foto dengan jeno.
“sini, jen. deketan.” ucap haechan sambil menarik tangan jeno supaya mendekat kearahnya.
jeno mengamati pantulan dirinya dan haechan pada cermin. lucu pikirnya. ia dan haechan mengenakan pakaian serasi hanya berbeda warna. sebenarnya haechan bukan tipe orang yang suka sekali membeli barang couple dan jeno juga tidak masalah dengan hal yang satu itu. tapi jeno sadar, jika haechan sudah membeli barang couple, pasti ada sebabnya. toh pilihannya bagus bukan main.
“kita beneran foto, nih?” tanya jeno sambil ikut menaikkan tudung hoodie miliknya ketika ia menoleh ke arah kiri, haechan yang tengah menaikkan tudung hoodie supaya menutupi kepalanya.
“jadi, dong!”
mengeluarkan benda persegi panjang canggih dari dalam saku celananya. haechan terlihat mengutak-atik dan tak lama terdengar lantunan lagu dalam mode repeat dari speaker yang terpasang pada sudut kamar haechan.
yeah, irreplaceable
“it's photo time!” pekik haechan semangat sembari mulai berpose dihadapan cermin dan mengatur kamera supaya mendapatkan jepretan yang bagus.
jeno melihat haechan dengan gemas. ia pun ikut berpose disamping haechan sambil tersenyum yang mana membuat eyes smilenya muncul. namun sebelum itu jeno sempat mengusak lembut kepala haechan dan mendaratkan kecupan ringan pada kening haechan.
sepasang kekasih itu terus berpose dengan iringan lagu irreplaceable samar-samar terdengar di sela suara jepretan kamera dan tawa jeno atau haechan ketika mendapat hasil foto yang menurut mereka lucu. entah haechan tidak fokus hingga melihat ke arah lain, jeno belum siap di foto, atau saat keduanya menunjukkan wajah kocak.
take one! two hands naturally holding each other
“kamu kenapa deh, tiba-tiba beli baju couple terus ngajak foto, hm?” tanya jeno dengan menatap lekat kekasih beruangnya sembari satu tangan menggenggam erat tangan haechan.
haechan mengalihkan pandangannya dari layar handphone ke jeno, “hehehehe, pengen ajaaa. aku abis lihat pinterest. lucu masa lihat foto-foto ulzzang couple gitu, jadi pengen.” jelas haechan dengan sedikit menggoyangkan tangannya yang saling menggenggam dengan tangan jeno.
tak lama haechan membalikkan tubuh jeno agar membelakanginya dan kembali berpose menyenderkan kepalanya pada jeno. karena haechan dasarnya lebih kecil dari jeno, alhasil kepalanya hanya dapat bersandar pada belakang leher kekasih tampannya itu.
“kita foto satu atau dua lagi yaa, habis itu selesai! kamu hadap kedepan terus mukanya galak gitu, oke?” haechan sudah layaknya photographer profesional.
jeno bingung, ia menoleh ke belakang. “terus kamu posenya ngapain?”
“liat aja ih. udah hadap lagi kedepannya sanaaa.” agak kesal, haechan menolehkan lagi kepala jeno untuk menghadap depan.
dapat jeno lihat dari pantulan cermin. haechan memejamkan kedua matanya seperti tertidur dengan posisi bersender padanya.
gemas, mau peluk, gemas, mau cium, gemas, mau peluk, gemas, mau cium.
begitu isi kepala jeno ketika melihat haechan dalam balutan hoodie. sejak awal mulai sesi foto ini, jeno ingin sekali memeluk haechan lalu membawanya ke atas ranjang dan jeno dekap si manis supaya tidak pergi kemana-mana. karena sungguh, haechan dalam balutan hoodie adalah salah satu kelemahan jeno. tubuh haechan akan tenggelam dalam balutan hoodie besar membuat tubuh itu terlihat mungil. gemas.
“siap ya, satu, dua, tiga!”
ckrek
“eh?”
setelah suara jepretan kamera terdengar, jeno langsung saja membalikkan tubuhnya menghadap haechan dan memeluk erat tubuh mungil itu dengan kedua tangan haechan juga ikut di peluk. sedangkan haechan terkejut dan bingung dengan pergerakan tiba-tiba dari jeno.
“jeno?”
“mau peluk kamu. kamu gemesin banget dari tadi. aku engga tahan buat peluk kamu.” ucap jeno dengan suaranya yang terbenam pada ceruk leher haechan serta senyuman hangat jeno muncul.
iya, jeno menelusupkan kepalanya untuk masuk pada celah pada tudung hoodie haechan lalu wajahnya terbenam di ceruk leher haechan.
“astaga, aba-aba dulu dong. aku kaget.” haechan tertawa kecil melihat tingkah jeno dalam mode clingy.
terkekeh pelan, jeno mulai mengecup beberapa kali leher jenjang haechan dan merambat naik ke pipi tembam kekasihnya.
menghentikan sementara kegiatan mengecup pipi haechan, jeno berkata, “kamu kan pacarku, buat apa kasih aba-aba.”
take two! close-up of the smile on your lips
semua jeno lakukan dengan senyuman yang tak luntur sedikit pun. begitu sebaliknya.
jeno kembali melanjutkan kegiatannya, mengecup kedua pipi tembam haechan, mengecup hidung kecil haechan, mengecup kening haechan dengan sayang, mengecup bibir hati milik haechan, dan mengecup seluruh wajah haechan.
take three! a fluttering breeze, so sweet
“jenooo, ih!” haechan sendiri tertawa geli saat seluruh wajahnya dikecup oleh jeno, geli rasanya. begitu juga dengan perutnya. ugh— rasanya ada kupu-kupu beterbangan dalam perutnya. wajah haechan juga terasa hangat, ia yakin wajahnya sekarang sudah memerah terutama pada kedua pipi.
keduanya masih bertahan dengan posisi berdiri di hadapan cermin.
take four! yeah, we 'bout to hug and kiss
“kamu tuh gemes banget tau ga, sih?” kedua lengan kokoh jeno kini melingkar pas pada pinggang haechan dan memeluknya dengan erat. jeno juga terus menatap wajah manis kekasihnya.
yang ditatap justru memalingkan wajahnya ke arah lain. “t-tau, kok. aku emang gemes. papa yang bilang begitu.” o-ow, ada yang wajahnya semakin memerah.
jeno lagi dan lagi terkekeh gemas melihat tingkah dan reaksi haechan. “gemes juga sama pipi kamu. rasanya mau aku gigit.”
jeno sungguhan dengan perkataannya barusan.
setelah kembali mengecup pipi kiri haechan, jeno langsung mengigit pelan pipi tembam itu.
“YA TUHAN, JENOOOO!” haechan berteriak kaget saat merasakan pipinya digigit. demi tuhan, jeno ini benar-benar tidak bisa di tebak. haechan juga menaruh kedua tangannya pada dada bidang jeno lalu mendorong tubuh jeno supaya menjauh dan gigitan pada pipinya terlepas.
bukan jeno namanya jika mudah terdorong begitu saja. apalagi yang mendorongnya itu haechan. jeno justru semakin mengigit gemas pipi kiri haechan sesekali menghisapnya pelan.
haechan mulai kesal dan memukul pelan dada jeno, “lepaskan atau tidak ada cuddle malam ini.” ucap haechan dengan tegas. terlihat mata bambi itu menatap jeno seakan-akan laser dapat keluar dari sana serta bibir mengerucut.
mau tak mau, jeno melepaskan pipi kiri haechan tak lupa mendaratkan kecupan manis. “mengerti, sayang. maaf ya?” ucap jeno dengan tangan kanan masih bertengger apik pada pinggang haechan dan tangan kirinya berada di atas kepala haechan. mengusaknya lembut.
“huft— aku maafkan. tapi, tidak ada cium sampai besok.” haechan berkata sembari mengelus pipinya yang habis di makan seperti jelly.
jeno membolakan matanya kaget. “mana bisa? kamu curang kalau begituuu.” dengan bibir cemberut, jeno menatap memohon pada haechan. “kiss sekali lagi, ya, ya ya?”
haechan menahan senyumnya dan memasang wajah berfikir.
“my baby. my little sun. bear. babe. sayangku. mau kiss.” jeno terus memanggil haechan sambil menunggu haechan selesai berfikir.
“okay, satu kiss lagi.” ucap haechan final.
“nice, aku—”
chu
ucapan jeno terpotong begitu haechan secara tiba-tiba mencium bibir jeno. kedua tangan haechan menggenggam erat masing-masing sisi tudung hoodie jeno sambil memejamkan keduanya erat. terlalu malu untuk menatap jeno.
hal itu berlangsung selama lima detik. selama itu juga kedua bibir sepasang kekasih itu hanya saling menempel. selama itu juga jeno menatap wajah haechan yang sangat dekat.
ciuman itu terlepas. haechan lah orang pertama yang mengambil langkah mundur. namun jeno dengan cepat menahan pinggang haechan lalu memeluknya erat dan memandang haechan dengan lekat.
“mau kemana, manis? tumben sekali mencium ku duluan.”
wajah haechan sudah merah sempurna, malu. “biarkan saja! m-memangnya aku ga boleh cium bibir pacar ku sendiri.”
jeno mengerutkan hidungnya karena gemas. dengan cepat dan mudah, jeno mengangkat tubuh haechan lalu menggendongnya ala koala. haechan pun spontan mengalungkan kedua lengannya pada leher jeno supaya tidak jatuh.
“mau a-apa?”
“tentu saja cuddle, apa lagi? lihat sekarang sudah jam berapa. waktunya bayi beruang ini tidur.” jeno berjalan menuju ranjang haechan.
haechan mempoutkan bibirnya, “aku bukan bayi!”
“kamu bayi.”
setelah merebahkan tubuh haechan diatas kasur, jeno juga merebahkan tubuhnya di samping haechan. memeluk lagi tubuh mungil kekasihnya itu dengan satu tangan mengelus punggung haechan dan satu tangan lainnya memainkan surai coklatnya sesekali mengelus lembut.
haechan tak jauh berbeda. ia juga tengah memeluk jeno, membuat dirinya tenggelam dalam dekapan jeno itu akan membuatnya hangat. tidur tanpa selimut juga tak apa asal ada jeno yang memeluknya.
“sudah mengantuk?” tanya jeno kepada haechan yang kini terlihat hampir memejamkan matanya.
rupanya elusan pada punggung dan kepala yang jeno lakukan pada haechan berhasil.
“sudah...” sedikit membenarkan posisinya, haechan membenamkan wajahnya pada pundak jeno dengan sedikit mendusal disana.
jeno tersenyum hangat melihat haechan. mengeratkan pelukan lalu jeno mengecup lembut kening haechan. “i love you.”
“i love you more.”