1. Irwan dan Intan

“Bu batagornya tiga, satu enggak pedas.”

Setelah menyebut pesanannya, Intan menunggu sambil membalas beberapa chat yang masuk.

“Bu batagornya satu ya.”

Intan langsung menengok ke sebelahnya, mendapati Irwan tersenyum ke arahnya.

“Hai.”

Intan memilih fokus kepada hpnya.

“Tumben. Biasanya kalo ada gue lo langsung menghindar seakan gue virus,” kata Irwan diakhiri dengan tawa.

Intan memilih diam, sok sibuk dengan hpnya. Aslinya dia sih udah deg deg an harus berhadapan dengan Irwan.

Cinta pertamanya yang sangat bittersweet.

“Lo masih aktif ya?” Irwan menatap Intan, kaget.

“Lo ngomong sama gue?” Tanya Irwan untuk memastikan.

“Ya, yang ada di deket gue kan elo. Tinggal jawab aja sih.”

“Iya masih aktif. Lo sendiri?”

“Masih. Pers ada rencana bakal ikut turun pas demo nanti.”

“I know, Tiyan ngasih tau gue tadi pagi. Katanya ajak anak-anak yang siap turun aja. Tau sendiri kan pasti banyak yang kayak padahal gak siap turun, malah turun. Justru ngerepotin yang ada.”

“Iya.”

“Hao turun ya?” Intan menjawab dengan anggukan.

“Banyak anak kosan yang turun. Hao, gue, Arkan, Milo, Wonwoo, Johan, Joshua. Itu aja sih sisanya enggak.”

“Adek lo kenapa gak ikut turun?”

Sisa perbincangan dihabiskan dengan basa-basi. Ya setidaknya, ada kemajuan dalam hubungan mereka.

Walaupun keduanya masih tidak jujur dengan perasaan masing-masing. Tapi setidaknya, mari kita mulai awal yang baik ini dengan basa-basi singkat.

🌻🌻💫