Noona

Kalo kata Youngjo, “semuanya harus ambil bagian dalam merawat kosan biar bersih, wangi dan sehat untuk penghuninya.”

Dongju hanya misuh-misuh mengingat kalimat itu. Ia kebagian menyiram bunga di balkon atas.

“Mentang-mentang gue suka metik bunga jadinya disuruh nyiram tanaman.”

Dongju benci tugas tersebut. Ya, setidaknya sampai hari itu...

Hari senin biasa, setelah menyelesaikan latihan soal ia ke balkon atas, menyiram tanaman menggunakan selang di balkon. Hanya terdengar suara anak kecil main layangan dan motor berlewatan.

Namun manik mata Dongju menangkap sesuatu.

Cewek, tidak begitu tinggi ataupun pendek. Rambutnya panjang melewati pundak berwarna coklat tua. Dia berjalan sambil memeluk binder berwarna kuning.

Hampir setiap hari cewek tersebut lewat, dari senin sampai jumat lebih tepatnya. Dan Dongju, selalu menunggu ketika cewek tersebut lewat. Menatap dari jauh, kelu untuk sekedar menanyakan siapa namanya.

“Ju,”

“Dongju.” Dongju bangun dari lamunannya dan melihat ke arah Dongmyeong.

“Lo ada masalah apa? Gue perhatiin lo sering bengong akhir-akhir ini.”

Dongju memilih melanjutkan menjawab soal, mengabaikan pertanyaan Dongmyeong. Kembarannya hanya menghela nafas dan memilih melanjutkan mengerjakan soal juga.

“Myeong,” Dongju terdiam sesaat sebelum melanjutkan kata-katanya.

“Dulu lo kenalan sama cewek lo gimana?” Dan Dongmyeong menatap horor saudaranya. Kemudian ia menunjukkan senyum jahilnya. Jelas, Dongju bisa menebak apa yang saudaranya pikirkan.

“Cieeeeeeee,”

“Udah jawab aja sih pertanyaan gue,” omel Dongju sambil meninju pelan bahu Dongmyeong.

“Gue yang nanya dulu, lo naksir siapa?” Dongju mempout bibirnya.

“Gak tau. Gak kenal. Dia cuma suka lewat depan kosan kita.”

“AAAAA GEMES BANGET CINTA PANDANGAN PERTAMA__MM,” Dongju reflek membekap mulut saudaranya tersebut.

“Goblok kak Seoho lagi tidur siang ntar dia ikut bangun.” Dongju sangat dan tidak ingin anak kos lain sampai tau.

Males di cengin.

“Kenapa lo gak ajak kenalan aja? Kan lo tau dia lewat depan sini jam berapa.”

“Ya tapi freak gak sih? Diem nunggu depan kosan ngajak kenalan?”

“Iya juga sih,”

Dongju meninju bahu Dongmyeong lagi. “Apaan lagi sih?”

“Pertanyaan gue belum dijawab.”

“Oh, gue ketemu pacar gue pas dia persama. Gue kan osis dia adik kelas.”

Hari jumat biasanya Dongju sama Dongmyeong main badminton di lapangan gak jauh dari kosan.

Permainan yang sengit, kata bocah yang lewat deket situ. Ya memang sengit sih, soalnya dua-duanya ambis mau menang demi dijajanin yang kalah.

Ntah mengapa Dongju merasa diperhatikan. Dia menengok ke pinggir lapangan dan badannya seketika membeku di tempat.

Sampai tak sadar bahwa Dongmyeong menang.

“YES GUE MENANG! Dongju gue menang!” Menyadari saudara kembarnya terdiam, Dongmyeong ikut melihat ke arah pandang Dongju.

Cewek, rambut panjang melewati bahu berwarna coklat tua.

Dan almet yang Dongmyeong ketahui sebagai almet kampus kakak-kakak mereka tersampir di lengan kanannya.

Dongmyeong merasa ini seperti di drama-drama. Karena keduanya sama-sama saling memandang. Cuma kurang bunga sakura berjatuhan saja. Sama backsound lagu percintaan.

Dongmyeong memberanikan diri berjalan ke pinggir lapangan menghampiri cewek tersebut. Dongju? Ya ngekor dari belakang.

“Halo kak.”

“Halo,” Sapa cewek tersebut. “Aku beberapa kali liat kalian suka main badminton di sini. Ternyata, kalo dilihat lebih dekat kalian mirip ya,” katanya.

“Oh iya, kami kembar. Nama aku Dongmyeong, nah kembaran aku, Ju deketan sini dong.”

Dongju berjalan mendekat dan mengulurkan tangannya, “Dongju,”

Dan cewek tersebut menjabat tangan Dongju, “Yura. Senang bisa kenal sama kamu.”

“Aku juga.”

Kan, scene drama lagi minus bunga berjatuhan dan backsound lagu percintaan.

“Eh aku duluan ya, mau nugas hehe. Nanti kapan-kapan kita ngobrol lagi ya, dadah~”

“Dadah,”

Dongmyeong menatap Dongju dengan senyuman meledek setelah kepergian Yura.

“Apa?” Tanya Dongju.

“Ternyata selera lo noona-noona ya.”

Done💫 Ps : bisa aja berlanjut di short au lainnya hehe